Keserakahan Tak Berujung

PUISI
KESERAKAHAN TAK BERUJUNG

Aku hadir karena manusia
Dengan senyum manisnya
Ayunan tangan seperti abu yang terbawa topan
Bergerak sepeti tak ada beton yang menahan

Itu hanyalah setetes gula dari mengkudu
Keindahan hanyalah awal dari omong kosong
Bukti nyata yang tak pernah ada kepastian
Ketegasan hanya hadir dalam kemiskinan

Kerakusan menjadi sebuah kewajiban
Nahkoda kehidupan tak pernah berpihak kepadaku
Mesin manusia menghujam seluruh tubuhku
Hingga semuanya berakhir pada kegelisahan yang tak pernah ada penghakiman