Pementasan wayang kulit
Bagi masyarakat pulau Jawa, wayang kulit tentu tidak asing lagi bagi mereka, bahkan bagi sebagian orang menampilkan pertunjukan wayang kulit disampingsebagai sarana hiburan juga merupakan salah satu bagian dari upacara-upacaraadat. Wayang kulit sendiri terbuat dari kulit binatang (kerbau, lembu ataukambing). Untuk mementaskan pertunjukan wayang kulit secara lengkapdibutuhkan kurang lebih 18 orang pendukung. 1 sebagai dalang, 2 orang sebagaiwaranggana, dan 15 orang sebagai penabuh gamelan merangkap wiraswara. Rata-rata pertunjukan dalam satu malam adalah 7 sampai 8 jam, bila dilakukan padasiang hari biasanya sekitar 7 jam. Arena pentas terdiri dari layar berupa kain putihdan sebagai sarana tehnis di bawahnya ditaruh batang pisang untuk menancapkanwayang. Sebagai pedoman dalam menyajikan pertunjukan wayang kulit biasanyaseorang dalang akan menggunakan pakem pendalangan berupa buku pendalangan. Namun ada juga dalang yang menggunakan catatan dari dalang-dalang tua yang pengetahuannya diperoleh lewat keturunan.
Apa sih pentingnya menjaga kesenian
Wayang kulit sebenarnya kekayaan Indonesia yang harus dijaga, namun saat inikebanyakan para remaja lebih mementingkan budaya asing untuk kepopularitasdirinya di banding kebudayaannya sendiri. Mungkin memang sebagian remaja adayang berminat untuk mempelajari atupun mendalami kesenian wayang kulit,namun jika dibandingkan dengan minat remaja zaman sekarang lebih condong kekebudayaan asing. Dan bila kita ingin mendalami salah satu kesenian, kita harusmengetahui dasar-dasar yang menjadi unsur penting dari kesenian
Kisah yang sering dipentaskan
Kisah yang sering dimainkan dalam pertunjukan wayang kulit adalah kisahMahabarata dan Ramayana. Mahabarata sendiri mengisahkan tentang perang antarsaudara, pandawa ( Yudisthira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa) dan parakurawa yang berjumlah 100 orang bersaudara (Duryodhana dan Dursasana)menjadi peran utama dalam memimpin kurawa karena mereka berdua adalahkakak tertua dari 100 bersaudara tersebut. Peperangan sendiri berawal dari perjudian yang mempetaruhkan seluruh kekayaan, kekuasaan, tahta kerajaaan bahkan istri mereka, yang bernama Drupadi. Dalam perjudian itu, para pandawadikalahkan oleh kecurangan dari pihak kurawa, jadilah istri mereka yang akhirnyadi bawa ke ruang perjudian dengan paksa oleh Dursasana. Disitulah terjadinya peristiwa yang menyebabkan perang, setelah menyaksikan kejadian yang tidak adildilakukan kepada istri pandawa (Drupadi) akhirnya pandawa bersumpah akanmemberikan keadilan kepada Drupadi sebagai pembalasan atas perbuatan parakurawa yang jelas melanggar ketentuan kerajaan di masa itu. Di hari peperangansatu persatu kurawa mati dan sampai hari terakhir, Bima berhasil membunuhDuryodhana dengan mematahkan pahanya. Selain kisah Baratayudha, kisahRamayana pun juga sering dimainkan, Ramayana mengisahkan tentang di culiknyaistri dari putra mahkota (Rama) yang bernama Shinta di tengah hutan. Sesaat sebelum Shinta diculik, Rahwana meminta temannya menyamar menjadi kijang jadi-jadian untuk menarik perhatian Shinta, berhasilah siasat Rahwana, dan Shinta pun meminta Rama untuk mengejar kijang tersebut, namun setelah sekian lamaRama tidak kembali Shinta pun cemas, akhirnya Shinta meminta Laksmana untukmengejar Rama. Namun sebelum Laksmana meninggalkan Shinta sendiri, iamembuat lingkaran magis untuk melindungi Shinta, namun jika Shinta melanggardengan keluar dari lingkaran itu, maka Shinta tidak ada perlindungan lagi.Tinggalah Shinta sendirian dan Rahwana mengelabuhi Shinta untuk keluar dari perlindungannya dengan menyamar sebagai Brahmana yang meminta sedekah,tersentulah hati Shinta akhirnya Shinta keluar dari lingkaran. Diculiklah Shinta,dan burung Jatayu mengenali Shinta yang diculik bertindaklah burung Jatayuuntuk menyelamatkan Shinta, sayangnya burung Jatayu berhasil dikalahkan olehRahwana dan meninggal. Setelah Rama dan Laksmana kembali, dilihatnya tidakada Shinta ditempat itu, bergegaslah keduanya ke kerajaan untuk memerintahkan perang kepada kerajaan Alengka milik Rahwana.
Sejarah wayang kulit
Sejarah wayang kulit tidak terlepas dari sejarah kesenian wayang secara umum.Bila dilihat dari catatan sejarah, belum ada bukti konkret tentang adanyakebudayaan wayang sebelum abad pertama. Hal ini bertepatan dengan masuknya budaya Hindu dan Budha ke Asia Tenggara. Hipotesis ini semakin diperkuatdengan kenyataan bahwa seni pertunjukan wayang kulit mayoritas mengangkatcerita Ramayana dan Mahabarata. Walaupun itu juga bukanmerupakan standard yang bisa mengikat dalang. Karena dalam setiap pertunjukannya dalang boleh saja membuat pertunjukan dari lakon carangan(gubahan). Bukti konkret pertama yang ditemukan membahas mengenai kesenianwayang berbentuk sebuah catatan. Catatan ini mengacu pada sebuah prasasti yang bisa dilacak berasal dari tahun 930. Prasasti tersebut menyebutkan tentang si Galigimawayang. Galigi yang dimaksud disini adalah seorang dalang dalam pertunjukanwayang kulit. Sesuai dengan isi kitab “Kakawin Arjunawiwaha” buatan EmpuKanwa, pada tahun 1035. Dideskripsikan bahwa sosok si Galigi adalah seorangyang cepat, dan hanya berjarak satu wayang dari Jagatkarana atau dalang terbesarhanyalah berjarak satu layar dari kita
Tokoh peneliti wayang kulit
Kekuatan utama budaya wayang, yang juga merupakan jati dirinya, adalahkandungan nilai falsafahnya. Wayang yang tumbuh dan berkembang sejak lama ituternyata berhasil menyerap berbagai nilai-nilai keutamaan hidup dan terus dapatdilestarikan dalam berbagai pertunjukan wayang. Menelusuri asal-usul wayangsecara ilmiah memang bukan hal yang mudah. Sejak zaman penjajahan Belandahingga kini banyak para cendikiawan dan budayawan berusaha meneliti danmenulis tentang wayang. Ada persamaan, namun tidak sedikit yang Ada persamaan, namun tidak sedikit yang saling-silang pendapat. Hazeu berbeda pendapat dengan Rassers begitu pula pandangan dari pakar Indonesia seperti K.p.a. Kusumadilaga, Ranggawarsita, Suroto, SriMulyono dan lain-lain.
https://ilmuseni.com
› Seni Pertunjukan
http://supraba15.blogspot.co.id/2013/04/sejarah-asal-usul-wayang.html