Ada berbagai kesenian tradisional di Provinsi Jambi. Kesenian tradisional ini bersumber dari suku-suku bangsa yang menetap di Jambi. Ada sekitar 220 jenis kesenian, sebagian besar berupa tari-tarian. Kesenian lainnya yaitu seni musik, lagu daerah, seni pahat atau ukir, dan seni bela diri. Dari sekian jenis kesenian ini, sekitar 60% sudah tidak dijumpai lagi di masyarakat. Ini berarti punah. Kesenian yang masih ada pun perkembangannya tidak menggembirakan. Beberapa diantaranya hanya sebagai pelengkap rangkaian upacara adat. Kondisi ini perlu disikapi bersama oleh pemerintah, masyarakat, dan para pecinta seni daerah terutama warga provinsi Jambi.
- Tarian Tradisional Jambi
Provinsi Jambi sangat kaya akan beragam kesenian tarian tradisional. Kesenian tari Jambi diperkirakan mencapai 98 jenis tari yang tersebar di berbagai daerah. Beberapa nama tarian tradisional Jambi tersebut antara lain seperti Tari Selampit Delapan, Tari Rangguk, Tari Joged Batanghari, Tarian Sekapur Sirih, Tari Serentak Satang, Tari Iyo-Iyo, Tari Ntok Kuda, dan lain sebagainya. - Seni Musik dan Teater Tradisional Jambi
Setiap daerah memiliki seni musik dan teater tradisional. Sumbernya berasal dari suku-suku bangsa yang bermukim di daerah itu. Kesenian tradisional ini biasanya dipertontonkan pada beberapa acara, seperti pesta perkawinan, menyambut tamu, atau pesta adat lainnya. Dalam setiap pertunjukan kesenian tradisional ini diiringi seperangkat alat musik. Alat musiknya pun berbeda sesuai dengan jenis kesenian yang diiringinya. Berikut contoh jenis seni musik dan teater yang berkembang di Provinsi Jambi.
Kelintang kayu merupakan alat musik pukul khas Provinsi Jambi. Alat musik ini terbuat dari kayu. Dalam memainkannya, alat musik ini dipukul seiring dengan alat musik pengiring lainnya, seperti talempong, gendang, dan akordion. Pada zaman kejayaan kerajaan Melayu, alat musik ini hanya dimainkan untuk kalangan bangsawan. Dalam pertunjukannya didendangkan syair lagu-lagu bertuah dan tari-tarian khas Jambi. Kelintang kayu juga disebut senandung julo karena para pemainnya sering menjulurkan kaki (julo = menjulur) sambil memangku kelintang saat memainkannya.
Hadrah merupakan jenis kesenian Jambi yang bernuansa Islami. Kesenian ini menggunakan terbang atau rebana sebagai alat musiknya. Alat-alat tersebut ditabuh disertai nyanyian dalam bahasa Arab (barjanji). Hadrah sering digunakan untuk mengiringi pengantin pria, menyambut tamu, dan acara-acara perayaan agama Islam.
Dul muluk merupakan seni teater yang berkembang di Kota Jambi dan Kabupaten Batanghari. Kesenian ini sudah jarang ditampilkan sehingga keberadaannya mendekati kepunahan. Alat musik pengiringnya terdiri atas biola, gendang, gong, dan beberapa alat lain sesuai kebutuhan cerita. Sumber cerita dul muluk berasal dari Sahibul Hikayat yang sudah diadaptasikan dengan kondisi sosial masyarakat setempat. Satu yang khas dari pertunjukan ini yaitu pada bagian tengah panggung ditempatkan satu meja. Di sinilah para pelakon beradegan. Setelah pelakon atau tokoh melakukan dialog atau nyanyian, mereka memukul meja menggunakan sebatang tongkat seiring irama musik. Gerak-gerik pelakon atau tokoh seperti menari. Pada bagian tertentu ada tarian yang mengikutsertakan penonton sehingga suasana semakin meriah. Kesenian ini dipertunjukkan dan malam sampai menjelang pagi.
Selain itu, masih dapat dijumpai jenis kesenian yang lain seperti orkes melayu lesung emping, balawat, dan ambung gilo. Alat musik tradisional Jambi lainnya yaitu talempong, serunai, katet sekorong (dibuat dari batang padi), saluang (suling), dan gong.
- Lagu Daerah Jambi
Jenis lagu daerah Provinsi Jambi sangat beragam, mulai dari jenis lagu anak-anak sampai lagu orang dewasa. Tema dan isinya juga bermacam-macam, seperti tema perkenalan, percintaan, nasihat, dan keindahan alam Jambi. Lagu daerah biasanya didendangkan dalam upacara adat, permainan anak-anak, dan pementasan musik atau teater tradisional. Corak lagu tergantung dari mana lagu itu berasal. Ada yang bercorak Melayu Jambi, Kerinci, Batin, atau Orang Rimba. Contoh lagu daerah Provinsi Jambi, yaitu Injit-Injit Semut, Melayu, Pinang Muda, Batanghari, dan Selendang Mayang. - Kerajinan Rakyat Jambi
Ada beberapa jenis kerajinan rakyat yang berkembang di Provinsi Jambi. Kerajinan-kerajinan ini bersumber dari budaya suku-suku bangsa setempat. Sebagian masyarakat menggantungkan hidupnya dari hasil penjualan kerajinan ini. Skala produksinya pun sebagian hanya untuk pasar lokal. Namun, ada juga yang menembus ke luar daerah Jambi. Berikut beberapa kerajinan tradisional yang terdapat di Provinsi Jambi.
Batik Jambi merupakan batik khas yang hanya terdapat di Jambi. Awalnya kerajinan ini berasal dari Jawa. Pertama kali kerajinan batik ini masuk ke Provinsi Jambi pada tahun 1857. Kerajinan batik ini dibawa oleh Haji Muhibat. Kemudian, kerajinan batik ini berkembang dengan sentuhan khas daerah Jambi. Satu ciri khas yang membedakan batik Jambi dengan batik Jawa adalah warnanya. Warna batik Jambi lebih cerah dan tegas. Ada empat warna yang dominan, yaitu merah, kuning, biru, dan hitam. Bahan pewarna batik merupakan bahan alami dari kayu dan tumbul-tumbuhan. Warna alami batik Jambi sangat spesifik, tidak cerah, tetapi mempunyai daya tarik yang kuat.
Ciri khas yang lain yaitu motifnya satu-satu yang biasa disebut ceplokan. Motif ini berbeda dengan motif batik Jawa yang bersambung atau menyatu. Motif batik Jambi yang terkenal, di antaranya motif kapal sanggat, merak ngeram. tampok manggis, kuau berhias dan durian pecah.
Ukir kayu betung merupakan kerajinan ukir kayu yang terdapat di Desa Kabupaten Batanghari. Para pengrajin memanfaatkan produk kayu hutan yang banyak terdapat di Jambi. Jenis kayu yang biasa dipakai sebagai bahan baku, yaitu kayu rengas, meranti, dan jelutung. Sebelum diukir, kayu rengas harus diolah terlebih dahulu. Getah kayu ini menyebabkan gatal dan kulit melepuh. Kayu rengas dibakar sampai getahnya hilang, baru kemudian dilakukan proses ukir. Ada berbagai jenis ukir betung. Sebagian besar berupa perabot rumah tangga yang berukuran besar, seperti meja, kursi, dan tempat tidur. Ada juga kerajinan ukir betung yang berukuran kecil untuk hiasan dinding dan meja tamu.
Jenis kerajinan lain, meliputi kerajinan bambu, mebel, rotan, dan anyaman. Hasil kerajinannya seperti perabot rumah tangga, alat-alat dapur, tas, sepatu, dan produk anyaman. Pusat-pusat seni kerajinan ini tersebar di berbagai wilayah. Sebagian besar hasil kerajinan ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jambi. Namun, ada juga yang sudah dijual ke luar daerah Jambi.
- Seni Sastra
Hasil karya seni sastra mencakup karya tulisan dan karya lisan yang dihasilkan dan berkembang di wilayah Provinsi Jambi. Masyarakat Jambi yang berlatar belakang Melayu dan Minangkabau tidak bisa lepas dari pengaruh dua unsur seni suku bangsa tersebut. Seni sastra dapat berupa kitab-kitab kuno, puisi, prosa, dongeng,atau cerita rakyat.
Salah satu seni sastra yang berkembang di Provinsi Jambi yaitu sastra lisan Kerinci. Seni sastra ini berkembang dalam budaya masyarakat Kerinci. Bentuk-bentuk sastra lisan Kerinci, antara lain puisi, pantun, prosa, prosa liris, dan kunaung. Kunaung merupakan bentuk kesenian khas Kerinci berupa perpaduan cerita, lagu, dan disertai ekspresi penceritaannya. Penceritanya dinamakan tukang kunaung. Alat musik pengiringnya terdiri atas rebana, gendang, gong, dan alat musik lainnya. Namun, ada pula tanpa iringan alat musik. Pada umumnya cerita Sastra Kerinci berisi nasihat, pendidikan moral, petuah, kisah-kisah rakyat, dan pelipur lara.
Dalam kehidupan masyarakat Orang Rimba juga berkembang seni sastra. Orang Rimba mengenal pantun, seloka, dongeng, dan cerita rakyat. Syair pantun dan seloka sering mereka dendangkan saat melakukan upacara adat. Seni sastra ini dilantunkan dengan bahasa Orang Rimba yang khas. Ada beberapa cerita atau dongeng yang berkembang dalam masyarakat Orang Rimba. Cerita atau dongeng ini berasal dari cerita kuno, seperti Hantu Benor, Manusia Jadi Gejoh, dan Biawak Jadi Menantu Raja. Cerita-cerita ini sangat populer di kalangan anak-anak suku Orang Rimba.