Kerapuhan Manusia Untuk Menerima Takdir

Banyak orang yang terkadang sulit untuk menerima takdir mereka masing-masing, apalagi jika itu adalah kegagalan dan kesulitan dalam hidup. Terkadang sesuatu yang kita impikan atau inginkan dalam hidup tidak sesuai dengan harapan kita dikarenakan takdir yang sudah tertulis untuk kita. Dan bagaimana sih caranya supaya kita bisa menerima takdir Allah yang berat dan tidak sesuai dengan keinginan kita?. Saya sendiri pun terkadang masih belum bisa menerima takdir yang tidak sesuai ekspetasi saya dengan lapang dada. Pada saat itu kita juga sering lupa bahwa Allah Sang Pencipta takdir, Sang Pencipta kita, pasti Allah lebih tahu apa yang terbaik untuk ciptaan-Nya.
Sedikit cerita tentang perjuangan saya untuk melanjutkan studi saya dari SMA ke jenjang Perguruan Tinggi Negri (PTN). Disini saya sudah berkali-kali tidak lolos masuk ke PTN. Tapi saya tidak mudah menyerah karna saya tau Allah senang melihat hamba-Nya ber-ikhtiar. Dan saya tau itu memang bukan takdir saya.
Ketika takdir yang Allah tentukan untuk kita tidak sesuai dengan keinginan, memang butuh proses untuk bisa menerimanya. Biasanya saya melakukan beberapa hal ini supaya bisa lebih cepat menerima takdir dengan lapang dada:

1. Memahami makna takdir yang sesungguhnya
Takdir bermakna ketetapan oleh Allah SWT. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), takdir juga memiliki arti ketentuan Tuhan. Maka, ketika berbicara masalah takdir, hal ini tidak terlepas dari segala sesuatu yang ada kaitannya dengan kehidupan dan hal-hal yang berasal dari ketentuan atau ketetapan Allah SWT. Takdir tidak datang begitu saja. Sering kali kita mengira bahwa takdir merupakan sebuah kutukan Tuhan untuk hamba tertentu. Padahal bukan seperti itu. Memang ada beberapa hal yang tidak bisa kita pilih di dunia ini. Ada 2 macam takdir menurut Al-Qur’an dan Al-Hadist, diantaranya:
• Takdir Mubram
adalah ketentuan atau ketetapan mutlak dari Allah SWT yang pasti berlaku kepada semua hambanya. Macam takdir mubram ini membuat manusia tidak diberi peran untuk mewujudkannya. Contoh takdir mubram adalah kelahiran dan kematian.
• Takdir Muallaq
adalah ketentuan atau ketetapan Allah SWT yang mengikut sertakan peran manusia. Macam takdir muallaq ini berkaitan dengan usaha atau ikhtiar manusia. Contoh takdir muallaq adalah keberhasilan mahasiswa dalam meraih gelar cumlaude saat kelulusan, karena usaha atau ikhtiar yang dia jalani saat duduk di bangku kuliah.

2. Afirmasi positif kepada diri sendiri
Ketika kita sudah melepaskan perasaan kita, kita akan lebih mudah memberikan kata-kata penyemangat kepada orang lain dan megambil hikmah dari apa yang terjadi. Berikan afirmasi positif kepada diri kita, karena motivasi paling baik adalah yang datang dari diri kita sendiri.
Ketika saya mengalami kejadian yang tidak sesuai harapan, saya akan mengucapkan beberapa kata penyemangat untuk diri saya, misalnya “Ingat, semua orang sudah punya takdirnya masing-masing”. “Ingat semua yang Allah takdirkan untuk kamu pasti yang terbaik untuk kamu”. “Yakin, walaupun saat ini terasa berat untuk di terima atau di hadapi, pasti akan indah nantinya, hanya saja sekarang ini kamu belum tahu hal indah apa yang menantimu”. “Seperti yang sebelumnya kamu alami, yang menurutmu buruk bisa memiliki akhir yang indah kan?” dan kata-kata penyemangat yang lainnya.
Kata-kata itu juga saya ucapkan setiap kali perasaan galau, jika tidak menerima takdir datang menghampiri.

3. Tidak membandingkan takdir kita dengan orang lain
“Takdir itu berbeda dengan sandal jepit, tidak akan tertukar, sudah ada yang menetapkan diatas sana”. Sebenarnya kita memiliki kesempatan untuk menerima takdir yang ada dengan ikhlas. Seringkali yang menjadi masalah adalah ketika kita membandingkan takdir kita dengan orang lain. Sehingga yang awalnya menerima, menjadi kecewa. Padahal kita tahu, setiap orang punya takdirnya sendiri-sendiri.
Jika perlu, kita bisa menonaktifkan media sosial jika sedang dalam kondisi kacau, masih belajar ikhlas menerima takdir yang ada. Karena sering kali apa yang nampak di media sosial membuat kita iri dan membandingkan apa yang terjadi kepada kita.

4. Mencari ilmu tentang menjadi hamba yang bisa selalu ridho dengan ketetapanNya
Ilmu adalah kunci dari sikap dan perilaku yang benar. Jika kita tidak tahu ilmunya atau bahkan mengetahui ilmu yang salah, maka respon kita pun juga akan salah. Ilmu tentang takdir Allah akan memperkuat iman kita kepada qodho dan qodar, sehingga kita lebih ridho menerima apa yang terjadi. Dan menaikkan derajat hambanya jika kuat dan ikhlas menerima ujian yang datang kepadanya.
Umar bin Khattab pernah berkata “Aku tidak takut sesuatu hilang daripada aku, karna aku tau selain takdirku maka tidak akan pernah menjadi milikku, aku pun tidak gelisah dengan sesuatu yang aku miliki kemudian aku kehilangannya, kenapa? Karna aku tau sesuatu yang bukan menjadi milikku bagaimana pun tidak akan pernah menjadi milikku. Begitu sebaliknya, aku tidak pernah risau denga napa yang belum aku dapat saat ini, karna aku yakin kalua itu semua akan ku miliki maka akan datang dengan cara apapun.”

5.Berdo’a
Do’a adalah senjata bagi seorang muslim. Doa adalah yang menghubungkan kita dengan Sang Pencipta. Maka, jika ingin menjadi pribadi yang bisa selalu menerima takdirnya, sudah selayaknyalah kita meminta akan hal itu. Ada satu doa yang bertujuan supaya kita bisa menjadi hamba yang Ridho akan ketetapan-Nya. Doa ini disampaikan oleh salah satu habib yang pernah mengunjungi salah satu pesantren.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ نَفْسِيْ مُطْمَئِنَّةً تُؤْمِنُ بِلِقَائِكَ وَتَقْنَعُ بِعَطَائِكَ وَتَرْضَى بِقَضَائِكَ
Allahummaj’al nafsi muthmainnatan tu’minu biliqo-ika wa taqna’u bi’atho-ika wa tardho biqodho-ika
“Ya Allah, jadikanlah jiwaku tenang, mengimani perjumpaan dengan-Mu, merasa cukup dengan pemberianMu, dan rida dengan ketentuanMu.

6.Sabar jalani prosesnya, semua butuh waktu
Menerima takdir yang berat, tidak sesuai dengan yang diinginkan memang butuh waktu. Jadi terima saja apa yang kamu rasakan saat ini. Perlahan-lahan berusaha menerima, nanti lama kelamaan kita bisa menerima sepenuhnya.
Menerima takdir yang berat, tidak sesuai ekspektasi memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak bisa. Jika kita mau perlahan-lahan membuka diri, maka insyAllah akan ada jalannya dan kita bisa menerima semua dengan lapang dada.

1 Like