Kenyataan Pahit dan Prestasi Bulu Tangkis Indonesia di Tahun 2021

Bulu tangkis merupakan sebuah permainan bola kecil yang dimainkan oleh 2-4 orang dan terbagi menjadi 2 tim secara berlawanan. Olahraga ini bertujuan mematikan bola di daerah lapangan lawan pada titik tertentu untuk mendapatkan 1 poin. Satu set dalam bulu tangkis diselesaikan apabila salah satu diantara 2 tim menang dengan skor mencapai 21, 2 set langsung, namun apabila kedua tim masing-masing memenangkan 1 set, maka harus terjadi pertandingan 3 set atau biasa disebut dengan rubber game. Apabila di skor 21 sama, maka tetap berlanjut hingga batas skor mencapai 30 bagi salah satu tim. Setiap pertandingan pada bulu tangkis terdiri atas beberapa babak yang pada umumunya diawali dengan babak penyisihan di 32 atau 64 besar, namun di beberapa turnamen terdapat babak kualifikasi
sebelum lanjut ke babak 32 atau 64 besar tersebut.

Bulu tangkis adalah salah satu olahraga paling populer di Indonesia. Olahraga ini berasal dari sebuah permainan di daerah Pune, India yang disebut dengan Poona sekitar pada tahun 1870, yang diciptakan oleh Tentara Britania. Bulu tangkis masuk ke Indonesia sekitar tahun 1930, dan dibawa langsung oleh Warga Negara Inggris. Kemudian pada tahun 1933 berdirilah organisasi bulu tangkis di Indonesia yamg diberi nama Bataviase Badminton Bond dan
Bataviase Badminton League.

Di Indonesia bulu tangkis merupakan salah satu olahraga paling berprestasi. Setiap tahun bulu tangkis tidak pernah absen menyumbangkan prestasi bagi Indonesia.

Pada awal tahun 2021 juga bebarapa prestasi di pertandingan internasional bulu tangkis didapatkan oleh beberapa atlet. Pada ajang Thailand Open Super 1000 Indonesia mendapatkan 1 gelar juara dan 1 gelar runner up (juara kedua). Gelar juara didapatkan oleh pasangan ganda putri Greysia Polii dan Apriyani Rahayu, di posisi runner up dari sektor ganda campuran, yaitu Praveen Jordan dan Melati Daeva Oktavianti.

Di awal tahun 2021 juga, tepatnya di bulan Maret, Indonesia harus menerima kenyataan pahit, di ajang All England yaitu turnamen bulu tangkis tertua dunia, semua atlet Indonesia harus dipaksa pulang oleh federasi bulu tangkis dunia atau Badminton World Federation (BWF) dengan keputusan sepihak tanpa adanya pertanggungjawaban. NHS (National Health

Service) mengirimkan email ke 20 dari 24 anggota tim Indonesia yang akan berlaga di ajang All England ini. Email tersebut berisi permintaan untuk tim Indonesia agar melakukan karantina secara mandiri karena diketahui melakukan kontak langsung dengan orang positif Covid-19. Beberapa atlet yang sudah tiba di lapangan dan siap untuk melakukan pertandingan, terpaksa pulang dengan berjalan kaki ke hotel tanpa disediakan bus atau kendaraan lainnya oleh pihak penyelenggara dan federasi bulu tangkis dunia dengan diselimuti rasa penuh kekecewaan. Pemerintah Indonesia tak tinggal diam NOC atau Natonal Olympic Commite Indonesia pada saat itu akan mengajukan protes ke BWF. Permasalahan ini juga direspon langsung oleh Kemenpora, PBSI selaku federasi bulu tangkis Indonesia serta kedutaan Indonesia di Inggris, bahkan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi juga angkat bicara. Terlepas dari masalah itu tim bulu tangkis Indonesia juga terus berprestasi salah satunya dalam ajang oalahraga terbesar dunia yaitu Olimpiade.

Dalam ajang pesta olahraga terbesar dunia ini, bulu tangkis sendiri berhasil mengumpulkan sebanyak 7 medali emas, 6 medali perak, dan 6 medali perunggu, dimana dari cabang olahraga lain sama sekali belum mempersembahkan medali emas bagi Indonesia. Indonesia sendiri mengikuti 16 dari 32 pagelaran Olimpiade yang pernah ada.

Pada tahun 2021 Indonesia mendapatkan medali emas cabang olahraga bulu tangkis Olimpiade Tokyo, seharusnya dilaksanakan di tahun 2020 yang terpaksa diundur karena pandemi Covid-19. Perolehan medali ini juga merupakan kado terindah ulang tahun Negara Kesatuan Republik Indonesia, karena didapatkan pada bulan Agustus tahun itu. Medali ini didapatkan oleh pasangan ganda putri Indonesia yaitu Greysia Polii dan Apriyani Rahayu setelah mengalahkan pasangan ganda putri Tiongkok yaitu Chen Qing Chen dan Jia Yi Fan, 2 set langsung, dengan skor 21-19 dan 21-15. Ini juga menjadi sejarah medali emas pertama di sektor ganda putri bagi Indonesia. Namun sangat disayangkan tidak lama setelah mendapatkan medali emas ini, Greysia sendiri memilih untuk pensiun, karena usianya yang
sudah tidak muda dan ingin fokus kepada keluarganya.

Dalam ajang Paralaimpiade Tokyo 2021 cabang oalahraga badminton juga mendapatkan medali, yaitu sebanyak 6 medali yang terdiri atas 2 emas, 2 perak, dan 2 perunggu. 2 emas didapatkan di sektor ganda putri dan ganda campuran, 2 perak yang masing-masing didapatkan oleh tunggal putri dengan kategori yang berbeda, dan terakhir 2 perunggu di
sektor tunggal putra dengan kategori yang berbeda juga.

Di bulan Oktober tim Thomas Indonesia berhasil membawa kembali piala Thomas setelah paceklik 19 tahun lamanya. Namun sayang tim Uber Indonesia masih belum bisa membawa pulang piala Uber tahun itu. Tim Thomas sendiri pada saat itu dipimpin oleh Hendra Setiawan atau biasa disebut kapten tim, Hendra sendiri juga merupakan pemain paling tua di tim saat itu. Piala ini merupakan prestasi paling membanggakan bagi Indonesia selain emas
Olimpiade dan prestasi-prestasi lainnya.

Di akhir tahun 2021 Indonesia juga menyelenggarakan Indonesia Badminton Festival yang diselenggarakan di Bali dengan sistem bubble atau pembatasan interaksi serta pembatasan wilayah jangkauan. IBF ini terdiri atas 3 turnamen yaitu Indonesia Master Super 500,
Indonesia Open Super 1000 dan World Tour Final.