Kenormalan Baru Untuk Mahasiswa Baru

Istilah kenormalan baru (new normal) merupakan perubahan kebiasaan atau pola hidup yang terpaksa kita hadapi semenjak adanya wabah COVID-19, lebih tepatnya pada awal tahun 2020. Saya yang saat itu masih sebagai siswa SMA, pertama kali merasakan kebiasaan baru ketika mendapat kabar bahwa sekolah diliburkan dan Ujian Sekolah yang sudah terlaksana beberapa hari akan dilanjutkan secara daring (dalam jaringan). Kenormalan baru ini terus berlaku ketika saya sudah lulus SMA dan hendak mengikuti ujian masuk perguruan tinggi. Sistem ujian tersebut mengalami cukup banyak perubahan, sehingga para pesertanya harus siap dengan keadaan tersebut. Pada akhirnya saya diterima menjadi mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri.

Menjadi mahasiswa baru tidak begitu meriah daripada apa yang saya bayangkan. Masa pengenalan kampus dan kegiatan pembelajaran seluruhnya dilaksanakan secara daring. Hal ini membuat saya awalnya mengalami kendala ketika mencari teman baru, baik dalam maupun luar program studi saya. Selain itu saya juga kesulitan dalam menentukan unit kegiatan mahasiswa (UKM) atau organisasi kampus yang dirasa cocok karena saya tidak bisa melihat langsung gambaran secara rinci dari UKM atau organisasi yang ada, serta mayoritas UKM atau organisasi terkadang memiliki kegiatan secara langsung atau luring, sehingga mayoritas anggotanya berdomisili satu kawasan dengan kampus. Sementara dalam proses kegiatan pembelajaran, kendala yang sering saya jumpai adalah sinyal yang tidak stabil dan performa perangkat pendukung kuliah daring yang semakin menurun, akibatnya terkadang saya terlambat untuk bergabung ke kelas melalui video tatap muka. Tidak hanya itu, sinyal yang tidak stabil juga membuat materi yang disampaikan oleh dosen tidak dapat terdengar dengan jelas yang kemudian membuat suasana kelas tidak interaktif. Apabila dibandingkan pembelajaran secara tatap muka langsung tentunya metode tersebut jauh lebih efektif.

Di sisi lain pembelajaran secara daring tidak selalu seburuk saya pikirkan. Pembelajaran daring dapat berjalan dengan nyaman ketika mahasiswa mampu mengikuti materi dengan interaktif dan metode pembelajaran yang digunakan oleh dosen bervariasi. Kuliah secara daring juga memiliki manfaat yang pastinya dirasakan oleh kebanyakan mahasiswa yaitu lebih hemat dalam pengeluaran biaya, karena tidak memerlukan biaya sewa kos, biaya makan sehari-hari, biaya transportasi, dan lainnya. Biaya yang seharusnya dikeluarkan tersebut dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran daring yang lebih efektif, seperti membeli paket data yang berkualitas untuk kuliah daring, membeli perlengkapan elektronik pendukung, dan membeli berbagai buku perkuliahan untuk menambah wawasan dan mengejar materi yang tertinggal.

Suka dan duka dalam kuliah secara daring memang terpaksa kita hadapi sebagai mahasiswa, akan tetapi mendapat kesempatan belajar dan menuntut ilmu harus dilaksanakan sebaik mungkin. Oleh karena itu, mahasiswa perlu menemukan caranya sendiri-sendiri untuk menyikapi kuliah secara daring dengan nyaman.

1 Like