Kenapa saya kuliah di UNS jurusan Ilmu Administrasi Negara?

Sebelum saya bercerita,perkenalkan nama saya Al Vina Santoso bersekolah di salah satu SMA negeri di Surakarta. Saat saya kelas 10 sering sekali ditanya “Vin,besok mau kuliah jurusan apa” langsung saja saya jawab “FISIP”. Sebenarnya saya tidak tahu prodi apa saja yang ada di FISIP hanya asal bicara saja. Di SMA saya ikut diklat pramuka,setelah pulang diklat saya diajak berkenalan oleh salah satu alumni pramuka di sekolah saya. Seorang laki-laki dengan kacamata bulat dan poni acak-acakan,namanya kita sebut saja Mas Maido. Dia salah satu mahasiswa di Surakarta yang jurusannya di Ilmu Administrasi Negara. Sejak itu saya tanpa alasan menyukai prodi Ilmu Administrasi Negara,karena Mas Maido ada di prodi tersebut.

Setelah sebulan dekat,saya putuskan untuk tidak dekat berlebihan dengan Mas Maido karena saya ingin fokus sekolah. Namun sesekali kita berbalas chat di instagram. Di sekolah,saya mengambil jurusan IPA. Jangan tanya betapa saya pintarnya di jurusan tersebut,karena remidi kimia saja butuh 5 kali untuk mendapatkan nilai kkm.

Seringkali saya berubah-ubah jurusan setiap ditanya teman-tema saya. Saat saya suka dengan kakak kelas bernama Mas Dilfa seorang manusia pendiam dan sabar sekali dengan sikap saya seperti kipas angin saat bergerak. Dia lanjut berkuliah di PTN favorit yang ada Yogyakarta. Saat itu juga saya ingin mengikuti jurusan yang diambil yaitu Teknik otomatis saya harus belajar lebih keras di Saintek.

Memasuki kelas 3 saya belajar dengan sungguh-sungguh untuk mengikuti Mas Dilfa supaya saya bisa lebih dekat dengannya. Hampir setiap hari saya belajar bersama teman-teman saya. Namun tiba-tiba covid-19 datang di Indonesia yang mengharuskan sekolah daring. Memakai aplikasi belajar pun saya masih tidak paham.

Saya selalu berdoa di setiap sujud agar saya dipersatukan oleh Mas Dilfa dan lolos seleksi di PTN favorit di Yogyakarta. Waktu seleksi pun datang,dengan keyakinan dan doa saya yakin lolos di PTN tersebut. Saya sangat percaya diri setiap memilih jawaban soal-soal seleksi tersebut.

Hari demi hari saya sangat yakin,bahwa saya diterima di PTN tersebut. Namun saat saya membuka pengumuman bukan PTN tersebut yang saya dapat tetapi ucapan “Tetap semangat dan jangan pantang menyerah”. Dunia saya seakan runtuh saat itu,karena ketidak lolosan yang saya dapat dengan perjuangan setiap harinya. Saat itu juga saya memutuskan untuk Gap Year untuk mengikuti seleksi tahun depan.

Hari demi hari saya lalui dengan mata pelajaran Soshum,karena saya sangat tahu kemampuan saya tidak begitu cukup untuk belajar Saintek. Waktu seleksi pun tiba,saya mantap dan yakin untuk memilih jurusan hukum di UNDIP dan Ilmu Administrasi Negara di UNS. Dengan doa dan usaha akhirnya saya bisa menyelesaikan dengan lancar tanpa hambatan.

Akhirnya waktu pengumuman seleksi yang ditunggu-tunggu pun datang.Alhamdulillah saya lolos pilihan dua yaitu di UNS. Saya ingat bahwa sering sekali menyebut prodi Ilmu Administrasi Negara kepada teman-teman saya. Ada pepatah yang bilang “Perkataanmu adalah doamu” sekarang saya tahu bahwa itu adalah nyata. Alasan saya kenapa memilih UNS tempat menempuh S1,karena saya yakin itulah takdir saya dan terkabulnya setiap kata-kata yang saya keluarkan.