Setiap orang pasti memiliki kenangannya masing-masing, begitu juga aku yang memiliki pengalaman di Gunung Bismo Via Sikunang Wonosobo. Banyak sekali kenangan dan cerita yang aku alami di Gunung Bismo, dari bertemunya banyak pendaki sehingga menambah teman baru. Tragedi hilang nya handphone teman se rombongan, dan juga tersesat saat perjalanan menuju ke basecamp Gunung Bismo.
Saat itu, aku dan beberapa teman ku saat SMA merencanakan untuk mendaki Gunung Bismo. Mereka itu biasa aku panggil Fiya, Anis, dan Ibrahim. Sebelum kita menuju ke basecamp, kita menunggu Ibrahim datang karena dia dari Cilacap. Titik kumpul kita ada di rumah ku sendiri. Saat itu kita berangkat pukul 17.40 WIB atau perkiraan sehabis magrib. Kita mengambil arah Kecamatan Temanggung karena dirasa lebih dekat. Selama diperjalanan kita menikmati indah nya Kota Temanggung di malam hari. Di pertengahan jalan, kita berhenti di indomaret pinggir jalan untuk istirahat dan membeli logistik. Dirasa udah lebih baik, kita melanjutkan perjalanan. Namun, saat di perjalanan kita merasa ada yang aneh, karena estimasi perjalanan seharusnya hanya 2 jam. Tetapi sampai 2 jam kita masih belum sampai, dan di peta juga masih jauh. Ternyata jalur yang kita lewati adalah jalur yang lebih jauh. Karena dirasa kita sudah lelah dan lapar, akhirnya kita berhenti di warung makan sembari istirahat dan mengisi nutrisi. Setelah itu kita melanjutkan perjalanan, beberapa saat kemudian kita sampai di basecamp Gunung Bismo. Sehabis kita memarkirkan motor, kita langsung registrasi dan beristirahat di basecamp karena kita memilik untuk tektok (naik langsung turun). Kita berencana untuk naik pada pukul 03.00 dini hari WIB dengan niat untuk mendapatkan sunrise. Selama di basecamp kita saling berbincang dan menikmati suasana malam sambil memakan pop mie. Tak selang lama akhirnya kita istirahat guna menyiapkan stamina untuk mendaki di esok hari.
Kita bangun pukul 02.30 dini hari WIB untuk bersiap-siap naik. Awal perjalanan kita melewati rumah rumah warga dan perkebunan kentang. Selama di perjalanan kita masih enjoy dan happy, sampai akhirnya temanku Ibrahim menanyakan handphone nya, aku dan dua temanku yang tidak tau apa-apa ikut panik. Karena di setiap jalur ada ojek yang lewat, akhirnya kita memutuskan untuk meminta bantuan bapak ojek tersebut untuk mencarikan dan menyimpan kan hp yang tertinggal di basecamp. Lalu kita melanjutkan perjalanan seperti biasa seolah olah tidak terjadi apa apa. Beberapa pos sudah kita lewati, akhirnya kita sampai ke puncak pertama yang biasa disebut Puncak Tugel. Di puncak tersebut kita menikmati indahnya sunrise dan segarnya udara pagi sembari mengambil beberapa gambar dan video. Setelah beberapa saat, kita melanjutkan perjalanan, kita mencari tempat yang datar untuk menunaikan sholat subuh dan mengisi sedikit nutrisi. Dirasa sudah cukup akhirnya kita melanjutkan untuk mencapai puncak utama yaitu Puncak Indrapasta dengan ketinggian 2365 meter diatas permukaan laut.
Pemandangan di atas sangatlah indah, kita bisa melihat hamparan awan atau biasa kita sebut lautan awan dan gunung-gunung yang ada di sekitaran Gunung Bismo. Tak lupa kita mengambil beberapa gambar juga. Setelah dirasa cukup, akhirnya kita memutuskan untuk turun kembali ke basecamp. Kita turun dengan saling berbincang dan tawa riang. Perjalanan yang cukup jauh akhirnya kita sampai kembali ke basecamp Gunung Bismo Via Sikumbang. Sesampainya kita di basecamp, kita langsung menuju tempat registrasi untuk memastikan handphone Ibrahim. Dari pihak basecamp ternyata tidak menemukan handphone tertinggal, disitu Ibrahim mulai panik. Pihak basecamp juga membatu mengecek CCTV dan hasilnya pun tetep nihil. Akhirnya kita pun mencoba untuk bertanya kepada beberapa orang dan pedagang yang ada di basecamp, dan hasilnya pun tetap tidak ada. Karena dirasa sudah tidak ada harapan, akhirnya kita memutuskan untuk istirahat sebentar dan kembali ke rumah dengan perasaan yang kurang baik.
Begitulah serangkaian kejadian hilang nya handphone Ibrahim dan juga pemberangkatan menuju basecamp Gunung Bismo yang memakan waktu. Cerita ini masih teringat jelas dan menjadi kenangan yang sedih, senang, dan tegang. Dari cerita ini bisa di simpulkan bahwa kita harus bisa menjaga barang kita dengan baik dengan tidak menaruh nya sembarangan. Begitulah cerita singkat dari saya yang penuh kenangan.