Kenalan Yuk, Sama Partikel Penegas

Kenalan Yuk, Sama Partikel Penegas
Oleh : Silviana Putri Ratmawati

Bila berkecimpung dalam dunia kebahasaan, pasti sudah tidak asing dengan PUEBI yang sudah menjadi pedoman tata bahasa Indonesia yang baik dan benar. Begitupun juga dengan penerapannya dalam penulisan sebuah kata hingga kalimat yang memerlukan ketepatan penyusunan agar sesuai dengan bahasa baku yang resmi.

Apabila kita telisik lebih dalam lagi, sebuah kata akan memiliki perannya masing-masing tak terkecuali dengan kata tugas yang memiliki beberapa klasifikasi utama yaitu: kata depan, kata sambung, interjeksi, artikula, dan juga partikel penegas.

Sejenak, kita akan berfokus pada topik varian terakhir dari jenis kata tugas yaitu partikel penegas. Frasa partikel penegas sendiri tersusun atas dua kata, yaitu kata “partikel” yang merupakan sebuah bagian kecil, dan juga kata “penegas” yang memiliki arti hal yang menjelaskan lebih lanjut agar semua bisa dipahami menjadi lebih detail.

Namun, secara umum partikel penegas dapat diartikan sebagai sebuah kata yang tidak bisa berdiri dengan sendirinya namun bisa menjadi penampil unsur dan penguat makna bagi kata yang diikutinya. Alwi (2010:313) juga memaparkan bahwa kategori dari sebuah partikel penegas meliputi kata yang tidak tunduk pada morfologi kata dan hanya berfungsi untuk menampilkan unsur dari kata yang diiringinya.

Menurut buku tata bahasa yang sudah disusun, terdapat 4 macam jenis partikel penegas seperti kata -kah, -lah, dan -tah yang merupakan kata klitika atau imbuhan yang tidak dapat berdiri sendiri, dan juga kata -pun yang tidak termasuk golongan klitika. Tiap kata dalam sebuah partikel penegas juga memiliki fungsi masing-masing.

Partikel kata -kah memiliki makna yang merujuk pada penegasan pada kalimat interogatif. partikel kata -lah juga dipakai pada kalimat yang mengandung unsur deklaratif hingga imperatif atau kalimat perintah yang bertujuan untuk menghaluskan nada dan juga memberikan ketegasan pada kalimat yang sedang diucapkan. Sedangkan untuk partikel kata -tah biasanya dipakai pada kalimat yang merujuk interogatif tetapi pada sisi menanya tidak mengharapkan jawaban seperti halnya pertanyaan yang retorik. Dan yang terakhir adalah partikel kata -pun yang biasanya hanya dipakai dalam kalimat yang mengandung unsur deklaratif dan juga kalimat dalam bentuk tulisan yang memiliki pemisahan dari kata dasarnya.

Dari penjelasan ini, dapat dilihat bahwa sebuah partikel penegas memiliki peranan yang penting untuk digunakan sesuai dengan kata apa yang diikutinya. Hal ini sangat bermanfaat untuk sebuah kata agar sisipan partikel penegas tersebut memberikan kesan detail dan menjelaskan supaya maksud dari ujaran kata tersebut lebih dapat dipahami dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Hasan Alwi, d. (2014). TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA. Jakarta : BALAI PUSTAKA.
Imbang, D. (2014). BENTUK-MAKNA DAN FUNGSI KATA TUGAS DALAM BAHASA MELAYU MANADO. Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum, 1, 35-36.
Iswara, A. A., & Sastaparamitha, N. N. (t.thn.). KONSTRUKSI KALIMAT KESANTUNAN BERBAHASA: KOMUNIKASI MAHASISWA DAN DOSEN STMIK STIKOM INDONESIA. Jurnal STMIK STIKOM Indonesia, 8-9.
Izzahadillah, S. (2019). PENGGUNAAN PARTIKEL PENEGAS DALAM TERJEMAHAN ALQURAN SURAT MADANIYYAH: SUATU KAJIAN SINTAKSIS. Jurnal Skripsi.
Rapikawati, Charlina, & Hakim, N. (2019). PHATIC CATEGORIES BANJAR HULU LANGUAGE INDRAGIRI HILIR REGENCY. JOM FKIP, 6, 1-12.
Setyadi, A. (2018). Sifat Pragmatis Partikel Lah dalam Kalimat Perintah. NUSA, 13, 110-118.

1 Like