Kenal Lebih Dalam Mengenai Objek Analisis Wacana Kritis

Hilda Ramadhita Hidayat & M. Rohmadi

Dalam ilmu linguistik wacana dapat dilihat sebagai suatu teks yang merupakan objek dan data yang selalu terbuka bagi pembacaan dan penafsiran yang beragam. Menurut Silaswati, D. (2019) menjelaskan bahwa teks dapat diterima dan dipahami oleh pembacanya dari lingkungan budaya dimana teks itu diproduksi dan dikonsumsi oleh para pembaca. Oleh karena itu, teks wacana bersifat intertekstual dan subjektif atau intersubjektif. Pendapat dari Cavallaro yang dikutip Silaswati, D. (2019) menjelaskan bahwa teks wacana tergantung dengan bagaimana penafsiran yang diajukan oleh seseorang dalam kode-kode dan konvensi suatu komunitas, dan dengan ini disahkan atau ditolak. Teks wacana dapat dipahami sebagai unit dan bentuk tuturan yang menjadi bagian dari perilaku seorang linguistis dalam kehidupan sehari-harinya. Selain teks wacana terdapat juga kajian analisis wacana kritis yang dimana teori untuk melakukan sebuah kajian empiris mengenai keterkaitan antara wacana dan perkembangan sosial budaya serta mempunyai wawasan yang luas, sehingga dapat berfungsi untuk membentuk sebuah pengetahuan dalam konteks yang lebih signifikan. Selain itu dapat menghasilkan interpretasi dengan hanya memandang efek kekuasaan serta wacana kritis tanpa menggeneralisasikan pada konteks lain.

Pada analisis wacana kritis terdapat objek yang penting untuk dipertimbangkan. Salah satunya adalah kekuasaan dan ideologi. Dalam hal kekuasaan dan ideology ini mencerminkan serta memperkuat struktur kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana ideology tertentu disalurkan melalui bahasa. Selaras seperti pendapat yang disampaikan oleh Fairclough dan Wodak dikutip dari Silaswati, D. (2019) menjelaskan bahwa analisis wacana kritis merupakan bagaimana bahasa menyebabkan kelompok sosial yang ada bertarung dan mengajukan ideologinya masing-masing. Setara dengan pendapat Habermas dikutip dari Silaswati, D. (2019) menjelaskan bahwa analisis wacana kritis bertujuan untuk membantu menganalisis dan memahami masalah sosial dalam kaitannya dengan ideology dan kekuasaan.

Objek yang selanjutnya dalam analisis wacana kritis adalah konstruksi sosial dan identitas. Dalam konstruksi sosial dan identitas ini mengidentifikasi bagaimana teks-teks membentuk dan mereproduksi konsep-konsep sosial seperti gender, ras, kelas, dan seksualitas, serta bagaimana identitas ini dikonstruksi dalam bahasa. Hal ini setara dengan pendapat Darma yang dikutip Silaswati, D. (2019) menjelaskan bahwa analisis wacana kritis dibentuk oleh struktur sosial, seperti (status, kelas, etnik, zaman, dan jenis kelamin), budaya, serta wacana (bahasa yang digunakan).

Dengan demikian analisis wacana kritis melihat bahasa sebagai tindakan. Bahasa yang sudah dianalisis terdapat dalam analisis wacana kritis ini bukan hanya menggambarkan aspek bahasa saja, tetapi juga berkaitan dengan konteks. Konteks ini dapat diartikan sebagai tujuan tertentu, termasuk parktik kekuasaan. Pada akhirnya analisis wacana kritis merupakan sebuah usaha untuk memberi penjelasan yang rinci dari sebuah teks yang mau dikaji oleh seseorang atau komunitas dominan yang memiliki tujuan tertentu.

SUMBER

Silaswati, D. (2019). Analisis wacana kritis dalam pengkajian wacana. METAMORFOSIS| Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya, 12(1), 1-10