Kemenangan Tidak Selalu Dianggap Baik

Kemenangan Tidak Selalu Dianggap Baik

Beberapa waktu lalu tepatnya di tanggal 20 Juli, sebuah stasiun tv swasta mengadakan beberapa event dalam satu hari dan salah satunya adalah Modern Dance Competition di Stadion Kendal. Aku merasa senang sekali waktu pelatihku memberi informasi terkait event ini, aku segera mengajak beberapa orang teman untuk bergabung menjadi satu tim. Meskipun pada saat itu aku dan rekan timku masih berlatih untuk event lain, tetapi kami tetap menyempatkan diri untuk berlatih gerakan serta posisi baru. Selama satu minggu lebih kami berlatih dari pagi hingga malam yang mengakibatkan beberapa dari kami jatuh sakit. Akan tetapi, kami juga tidak sabar untuk segera bertemu dengan tim dance lain yang sangat memukau dan juga sangat memotivasi untuk menunjukkan hasil yang sangat baik dan sesuai dengan usaha kami.

Kami berangkat dengan kendaraan pribadi, sedangkan tim lain berangkat diantar oleh pihak sekolah dan pihak club mereka dengan transportasi yang lebih memadai. Kami tidak merasa malu sedikitpun, justru kami membuat vlog singkat perjalanan menuju ke lokasi dengan mengenakan kostum bertema peri dan itu cukup menghibur kami semua. Sesaat sebelum acara dimulai, kami beberapa kali dialihkan ke beberapa tempat dikarenakan tidak tersedianya ruang tunggu, padahal saat itu cuaca cukup panas. Akhirnya waktu untuk registrasi ulang pun tiba, kami mendapatkan nomor urut 4.

Semua peserta sudah menunjukkan kebolehannya di atas panggung dan kini tibalah saatnya MC menaiki panggung untuk membacakan hasil perhitungan juri, aku dan rekan tim saling berpegangan tangan sembari berdoa untuk hasil yang terbaik. Tak disangka, pada hari itu kami dinyatakan sebagai pemenang posisi pertama. Kemenangan ini sangat mengejutkan sekaligus mengharukan karena akhirnya kerja keras kami membuahkan hasil yang sangat baik, sehingga membuat kami semua menangis dan saling berpelukan. Tak henti-hentinya kami berucap syukur kepada Tuhan atas hasil akhir yang telah diberikan.

Setelah selesai berfoto, kami kembali ke studio untuk beristirahat dan mengobrol. Namun, salah seorang rekan tim berkata bahwa ketika pemenang juara satu akan diumumkan, ada anggota tim lain yang berperilaku kurang mengenakkan dengan menertawakan kami dan mengatakan bahwa kami tidak mungkin menjadi juara. Bahkan, ada beberapa yang mengatakan bahwa kami dapat memenangkan juara satu dikarenakan pelatih kami yang menjadi salah satu juri di perlombaan tersebut. Faktanya kami benar-benar telah menunjukkan kemampuan yang terbaik dan pelatih kami menilai dengan sangat objektif. Tak hanya itu, beliau juga secara terang-terangan berkata telah memberikan nilai yang lebih besar kepada tim lawan daripada tim kami. Tentunya kami merasa sangat sedih dikarenakan perjuangan yang cukup melelahkan ini tak dianggap oleh mereka. Bahkan pelatih kami sendiri mendapatkan beberapa pesan serupa dengan kalimat, β€œanak didikmu dimenangin, tuh.” Dan pelatih kami berkali-kali merespon ucapan tersebut dengan mengatakan kalau kemenangan kami bukanlah keputusan dari beliau sepihak.

Kami berusaha untuk melupakan dan tidak memperdulikan ucapan negatif dari orang-orang yang masih belum menerima hasil akhir dari juri, tapi rasanya sangat sulit karena ini merupakan kemenangan pertama kami. Seharusnya moment ini menjadi moment paling bahagia bagi kami tapi kini justru menjadi moment paling menyedihkan, kami hanya bisa pasrah dengan keadaan dan terus berlatih untuk mengembangkan kemampuan kami sebab bagaimanapun kita tidak bisa mengontrol dan mengatur apa yang orang lain katakan. Kita hanya bisa mengontrol hati dan pikiran kita sendiri agar dapat terus bersemangat menjalani hari dan segala rintangan yang akan dihadapi di kemudian hari.

Aku teringat dengan drama Korea yang berjudul β€œTwenty Five Twenty One” yang saat itu atlet anggar pemula, Na Hee Do, sedang melawan Ko Yu Rim, atlet anggar yang telah memenangkan medali emas dengan membawa nama negara kelahirannya. Disana Na Hee Do dan Ko Yu Rim menyerang secara bersamaan saat skor mereka menunjukkan angka yang sama, tetapi Na Hee Do berhasil mengenai lawannya terlebih dahulu sehingga ia lah yang dinyatakan sebagai pemenangnya. Na Hee Do sangat senang karena merasa usaha kerasnya selama ini tak sia-sia, tetapi Ko Yu Rim melakukan protes sehingga terjadi kericuhan dan menganggap bahwa wasit berlaku tidak adil sebab banyak yang merasa atlet kebanggaan mereka tidak mungkin kalah dengan pendatang baru.

Dari pengalaman ini, kami banyak belajar bahwa keberhasilan tidak selalu dianggap baik oleh semua orang. Ada masanya ketika keberhasilan justru menimbulkan kecemburuan atau prasangka. Namun, hal ini tidak seharusnya mengurangi kebanggaan kami terhadap apa yang telah kami capai. Kami memilih untuk fokus pada hal-hal positif dan mengambil pelajaran dari pengalaman ini. Kami hanya dapat berharap bahwa dikemudian hari orang-orang yang meragukan kami dapat melihat, mengetahui, dan mengakui seberapa besar perjuangan dan juga semangat yang kami berikan, bukan menilai dari faktor lain.

Aku berharap, semoga di masa depan lebih banyak orang yang berkesempatan untuk mengikuti perlombaan seperti ini dan mendapatkan hasil yang sesuai dengan kerja keras mereka. Modern Dance Competition ini tentunya melihat dari faktor kreativitas, kerja sama tim, kekuatan, kejelasan gerakan, ekspresi, dan juga semangat tim sehingga setiap tim yang dapat memenuhi faktor tersebut sudah sepatutnya mendapatkan apresiasi, terlepas dari apakah mereka menang atau tidak. Kita hanya perlu percaya pada kemampuan diri dan tunjukkan hasil yang terbaik dari proses yang telah kita lalui.

Kemenangan ini telah membuktikan bahwa kerja keras pasti akan membuahkan hasil, meskipun tidak semua orang dapat mengapresiasinya dengan cara yang sama, yang terpenting adalah kami akan belajar untuk menghargai suatu pencapaian baik diri sendiri maupun orang lain dan tetap rendah hati. Aku pribadi tidak ingin terlalu memikirkan pikiran orang lain yang mungkin merasa tidak adil karena pada akhirnya yang paling tahu seberapa keras kami berusaha adalah kami sendiri.

1 Like