Ada orang yang mengatakan bahwa ada yang namanya Best Day Ever dan Worst Day Ever, dan kita tau apa bedanya, sesering apa kita mendapatkan hari tersebut, dulu saya pernah berpikir Worst Day Ever mungkin gak seburuk yang saya kira tetapi semua berubah pada suatu hari.
Semua bermula pada liburan semester 5 pada saat saya masih dibangku SMA kelas 12, di suatu pagi yang cerah setelah hujan semalaman di hari jumat saya ganti genteng, ya seperti biasa kita semua tahu apa yang akan terjadi saya kepleset dan jatuh sekitar 5-6 meter dari tanah dan posisi saya jatuh bukan kaki, tapi punggung ya saya encok dan gak bisa bicara untuk beberapa saat tapi alhamdulillah cuma beberapa jam dan setelah itu lanjut seperti biasa saja walaupun tetep sakit.
Setelah sholat jum’at biasanya orang orang akan bilang kita sudah dapat berkahnya hari jum’at bagi saya gak bro ini emang lagi sial banget hari ini, kejadian ini terjadi pada sore hari waktu itu saya dimintai tolong bapak untuk menyambung kabel roll yang terputus saat itu saya bilang “gak ganti kabel sekalian pak biar gampang” tapi bapak bilangnya malah “sambung aja biar panjang” ya disini titik dimana saya cukup malas untuk nyolder tapi mau gimana lagi kalo gak gitu gak akan kuat sambungan kabelnya, untungnya jenis kabelnya sama, tapi saat saya sedang nyolder posisi kabel belum tertancap dan saya saat itu ada kesalahan dimana kabel netral malah nyambung ke kabel ground rollnya dan entah datang dari mana ada sikecil imut dari entah berantah yaitu adik saya malah mencolokan kabel roll yang sedang saya solder alhasil keluarlah percikan api dan timahnya meleleh lagi dan mengenai kaki saya dan beberapa jari saya terkena luka bakar dan ya, saya membuang kata kata yang seharusnya tidak saya ucapkan dan kegiatan tersebut saya cukupkan dan saya mandi karena saya sudah malas untuk melanjutkan apa yang disuruh oleh bapak saya, apa yang dikatakan kak seto benar “perhatikan dan awasi terus anak anda”
Kemalangan tetap berlanjut dan masih menghantui saya, malamnya setelah isya saya berencana beli martabak, untuk apa? untuk dimakanlah apalagi, kalo kalian belum tahu motor saya yang sekarang adalah beat tetapi itu bukan motor saya, motor itu bpkb bukan punya saya tapi ibu saya aslinya, saya dulu pakai mio sporty warna hitam yang sekarang full lecet pasca kejadian ini dan saya males ngereparasi kembali karena body dan sparepartnya mahal, jadi waktu itu saya sedang otw beli martabak dan dengan santai jalan di 30km/jam kurang lebih dan diarah berlawanan ada truk tronton tanpa muatan (jika kalian belum tahu hampir semua sopir yang tidak memiliki muatan akan melaju lebih cepat untuk segera mengambil muatan baru) otomatis saya minggir tapi entah kenapa saya masih kena, truk tersebut menabrak body kanan dan stang kanan saya alhasil body kanan depan lecet parah kena srempet truk dibagian kirinya, setelah diditabrak tersebut saya jatuh dengan posisi motor jatuh kekiri pada akhirnya body kiri yang nyerempet tanah karena saya jatuh kekiri dan lengkap sudah penderitaan hari itu pada akhirnya saya gak jadi beli martabak dan seperti orang indonesia pada umumnya si pak supir kabur (biar gak dapet sanksi) bodohnya saya adalah saya lupa nomor plat tuk tersebut, dan apa saja luka yang saya dapat hari itu dan sudah jelas sekujur tubuh kena imbasnya entah itu lecet atau berdarah, luka bakar, memar dan lain sebagainya.
Kesimpulannya yang saya dapat dari kejadian ini adalah bagi saya semua hari adalah sama tergantung bagaimana kita menjalankan hari tersebut walaupun saya menyebut hari tersebut dengan hari paling sial dihidup saya walaupun itu benar tapi tidak sepenuhnya benar, kita hanya menjalankan dengan kaidah kaidah yang telah tuhan berikan dan ya itulah hari yang akan kalian dapatkan entah itu hari yang sedih, bahagia, sial, dan sebagainya itu tetaplah hari normal dan akan tetap terjadi walaupun dengan bentuk yang berbeda.