Keluh Kesah Mahasiswa yang Menjalani Sistem Kuliah Daring

Beberapa waktu lalu telah dilakukan berbagai upaya pencegahan virus korona, pemerintah menghimbau masyarakat untuk menghindari tempat ramai dan mengurangi kegiatan di luar yang melibatkan banyak orang, termasuk institusi pendidikan, seperti sekolah maupun universitas. Salah satunya Universitas Sebelas Maret yang telah resmi meliburkan mahasiswa mulai tanggal 16 Maret 2020 sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Terdapat pada poin ke satu pada surat intruksi rektor nomor 18 tahun 2020 tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran, layanan akademik dan layanan umum untuk pencegahan corona virus disease-19 (covid-19). Sistem kegiatan belajar mengajar (KBM) telah diganti menjadi kuliah daring melalui aplikasi tertentu.

Lantas bagaimana tanggapan para mahasiswa terhadap kuliah tanpa tatap muka atau kuliah daring? Apa rasanya ketika kegiatan KBM tatap muka berubah menjadi online? Ini yang dialami beberapa mahasiswa di Universitas Sebelas Maret .

“Kebijakan diadakannya kelas online bagi saya sendiri bagus, biar kita tidak tertular atau menulari virus korona yang sedang mewabah. Tetapi, saya merasa kurangnya penjelasan dari dosen yang kurang dapat dipahami akibat keadaan yang kurang kondusif. Tapi selama kuliah online ini berjalan, sebenarnya dosen sudah memberikan jalan yang terbaik untuk memberi materi.

Tapi ada kendala lain, yang barangkali menjadi masalah mendasar. Kuliah daring membutuhkan kuota internet yang tidak sedikit. Seperti Zoom atau media rapat apapun , Seperti saya Mahasiswa, “Dengan adanya kuliah online ini menurut saya terdapat dampak positif dan negatif. Tetapi lebih ke yang negatif karena banyak kendala pada proses pembelajaran yang di dapat dibandingkan dengan pembelajaran langsung di kelas. Kelebihannya, kita bisa belajar di mana dan kapan pun dan juga dengan kuliah online ini dapat menerapkan pembelajaran era industri 4.0 yang berbasis dengan teknologi. Kekurangannya yaitu, dengan adanya kuliah online ini pembelajaran kurang kondusif karena kuliah online ini mengharuskan mahasiswa memiliki kuota internet dan jaringan internet yang baik karena memanfaatkan aplikasi tertentu. Kemudian, saat ada tugas praktek solusinya dengan membuat video dan mengirimnya ke grup. Nah, sebagian dari mahasiswa susah memahami materi yang disampaikan tersebut dibandingan dengan penyampaian materi secara langsung.”
Misalnya saya sendiri memiliki masalah yaitu data internet. “Pertama, hal positifnya tidak perlu menempuh jarak yang jauh ke UNS PSDKU MADIUN. Negatifnya harus banyak data internet, tugas jadi numpuk, praktikum terbengkalai karena tidak diadakan praktikum, jadi jadwalnya bisa diundur sampai waktu yang tidak ditentukan. sehingga nantinya asisten lab Akuntansi akan sulit untuk mecari waktu kosong.Maka dari itu, praktikum mandiri akan terhambat, langkah awal kalau dibidang Akuntansi. Apalagi diberi himbauan untuk tetap di rumah Tetapi ada satu hal positif lagi, yaitu mahasiswa Akuntansi sudah bisa berhasil mengoprasikan semacam aplikasi microsoft word seperti Excel,Word, Bikin Ppt sendiri.”

Satu tanggapan terakhir dari mahasiwa akuntansi yang setiap harinya harus berlatih di menjurnal buku besar. yaitu mahasiswa. “Sulit. Praktek menjadi susah, karena diberikan tugas kelompok namun diberi himbauan untuk mengurangi kegiatan di luar yang melibatkan banyak orang. Tetapi untuk melalui proses mahasiswa itu tentunya banyak berlatih terlebih dahulu.
Nah, tetapi harapan mereka tetap sama yaitu pemerintah lebih cepat tanggap dalam kasus virus korona ini agar KBM tidak terhambat dan berjalan seperti biasanya.