Keluarga: Cerita Kehidupan Tanpa Adanya Figur Lelaki

Cerpen “Tak Ada Laki-laki di Rumah Kami” karya Iin Farliani yang dipublikasikan di kompas pada hari Jum’at, 25 Oktober 2024. Menggambarkan sosok Fani, seorang gadis muda yang tinggal bersama ibu dan bibi nya di sebuah rumah kontrakan sederhanana. Dalam lingkungan yang minim dukungan mereka menghadapi berbagai kesulitan tanpa adanya figur laki-laki yang menjadi pelindung atau penopang. Ungkapan ‘Tak ada laki-laki di rumah kami’ yang Fani lontarkan ketika seorang pemuda bertanya mengapa selalu Fani yang mengambil galon air dari warung dekat rumahnya. Menjadi penanda jelas akan realitas kehidupan yang mereka hadapi juga menggambarkan ketidakberdayaan dan kesulitan yang harus mereka atasi sehari-hari.

Tema
Penggolongan Tema mencakup Dikotomis Tradisional sebab cerita ini mencerminkan norma sosial yang kuat membedakan peran antara laki-laki dan Perempuan. Lalu Pengalaman Jiwa yang mencakup Tingkat fisik, Tingkat organic, Tingkat sosial, Tingkat egoik, dan Tingkat divine. Dan yang terakhir ada Penggolongan Tema Tingkat keutamaan cerita ini menggunakan tema minor.

Pemplotan
Pembedaan Plot pada cerita ini yaitu pembedaan plot urutan waktu, cerita ini menggunakan plot lurus. Kriteria jumlah pada cerita ini menggunakan Plot Tunggal. Dan yang terakhir, Kriteria kepadatan pada cerita ini menggunakan plot padat.

Penokohan
Tokoh utama dalam cerpen “Tak Ada Laki-Laki di Rumah” diperankan oleh anak perempuan bernama Fani dan dua tokoh tambahan yaitu Ibu dan Bibi Fani. Bibi Fani digambarkan dengan sosok yang sederhana serta penyayang. Adapun pelukisan tokoh dalam cerpen ini menggunakan teknik ekspositori yang digambarkan dengan tokoh Ibu yang bersifat sederhana dan cenderung ekonomis. Selain itu , terdapat pula teknik dramatik dalam cerpen ini, yaitu teknik cakapan, tingkah laku dan reaksi tokoh.

Pelataran
Dalam cerpen “Tak Ada Laki-Laki di Rumah Kami” telah ditemukan adanya tiga latar, yaitu latar tempat, latar waktu dan latar sosial. Adapun latar tempatnya yaitu Pekarangan rumah, Kamar Fani, Pantai dan Rumah Kerang. Sedangkan untuk latar waktunya yaitu “beberapa bulan lalu” dan “sore hari” dan latar sosial dimana menjelaskan kehidupan keluarga kecil tanpa peran laki-laki.

Penyudut Pandangan
Penyudut pandangan adalah tentang bagaimana penulis menggunakan sudut pandang dalam menceritakan peristiwa yang dialami oleh para tokoh. Cerpen “Tak Ada Laki-Laki di Rumah Kami” telah menunjukkan bahwa penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu, dimana penulis mengetahui berbagai hal tentang peristiwa dan tindakan yang dialami tokoh Fani, Ibu Fani Dan Bibi Eli.

PENUTUP
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kehidupan akan tetap berjalan meskipun tidak adanya sosok laki-laki dalam sebuah keluarga. Dalam realitanya, kehidupan sangatlah berat dan kejam, tetapi mereka sebagai tokoh perempuan dituntut untuk tetap hidup dengan segala kesulitan serta keterbatasan yang ada. Cerpen ini mempunyai nilai moral yang baik yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu memiliki karakter yang kuat, mandiri, serta mempunyai tujuan hidup kedepan. Dengan ini maka pembaca diharapkan mampu untuk mengubah pola pikir tentang keluarga dan kehidupan, seperti lebih bersyukur dan menjadi pribadi yang kuat serta mandiri.
Referensi
Farlani, I. (2024). “Tak Ada Laki-laki di Rumah Kami”. Koran Kompas
Penulis : Ridhwan,Ardina,Andini,Mispa,Nichele,Dwi