Kekerasan Seksual Tak Pandang Bulu

sexual_assault

Maraknya isu kekerasan seksual menjadi hal yang sangat menakutkan khususnya bagi para perempuan. Kekerasan sering terjadi mulai dari lingkungan masyarakat, teman sebaya, bahkan tidak menutup kemungkinan kekerasan seksual terjadi hanya dalam lingkup keluarga. Pasalnya pelaku kekerasan seksual pun tidak pernah pandang bulu kepada siapa mereka melakukan kekerasan, baik kepada wanita dewasa, bahkan hingga balita. Kekerasan seksual ini secara umum diakibatkan karena tata nilai di dalam masyarakat yang masih menganggap perempuan itu lemah dan kedudukannya lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki. Masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa perempuan adalah kaum yang marginal, dapat dikuasai, dieksploitasi, dan diperbudak oleh kaum laki-laki. Kekerasan seksual ini merupakan suatu realitas sosial yang ada di dalam masyarakat dan dapat terjadi di manapun dan kapanpun.

Akhir-akhir ini, kekerasan seksual yang terjadi pada perempuan sudah mulai banyak diungkapkan. Banyak perempuan yang mulai memberanikan diri untuk melaporkan kejadian kekerasan seksual yang terjadi kepada mereka. Selain itu, banyak pula publik figur yang menjadi ikon serta juru bicara yang kontra terhadap kekerasan seksual terhadap perempuan. Sayangnya, tak jarang simpati yang ditujukan kepada korban kekerasan seksual justru sangat minim. Hal tersebut dapat dilihat saat korban mengalami kekerasan justru diperlakukan tidak semestinya oleh masyarakat dan seperti menjadi aib yang harus ditutupi.

Menurut pandangan dari Michael Kaufman, penyebab terjadinya kekerasan seksual sangat berkaitan dengan tiga faktor yang merupakan caradari laki-laki menunjukkan kekuasannya, di antaranya, kekuasaan patriarki (patriarki power), hak istimewa (privilege), dan sikap yang permisif permission). Namun, kekuasaan patriarki-lah yang menjadi pemicu utama dibalik kasus kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan.

Salah satu cara untuk mencegah terjadinya kasus kekerasan seksual adalah dimulai dari keluarga. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pelajaran kepada anak tentang pendidikan seks. Karena pada kenyataannya, masih banyak orang yang menganggap bahwa pendidikan seks sejak dini merupakan suatu hal yang tabu. Padahal, oendidikan seks sejak dini merupakan hal yang sangat penting di era sekarang ini. Pendidikan seks dapat disampaikan oleh orang tua di sela-sela pembicaraan non-formal misalnya sembari bercengkrama.

Oleh karena itu, di dalam keluarga perlu adanya komunikasi yang harmonis dari hati ke hati antara orang tua dan anak. Meski sesibuk apapun, sudah menjadi kewajiban bagi orang tua untuk menjadi tempat curhat bagi anak-anaknya. Intinya, komunikasi antara orang tua dan anak sangat dibutuhkan karena merupakan salah satu langkah sederhana untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.