Kegagalan yang Mendewasakanku

Ciao! Aku Gwen, tapi orang yang belum akrab denganku tentunya akan memanggil dengan sebutan Khasanah. Aku adalah salah satu mahasiswi Ilmu Administrasi Negara UNS 2021. Kali ini aku akan berbagi cerita lika-likuku hingga akhirnya berkuliah di UNS. Sejak SD aku sudah tergila-gila dengan salah satu kampus favorit di Jogjakarta. Ya benar, UGM sang kampus kerakyatan, katanya. Ketika pengumuman siswa eligible aku sama sekali tidak menaruh harapan besar karena aku termasuk siswa yang aktif dalam kegiatan organisasi tetapi biasa-biasa saja dalam prestasi akademik. Bahkan, ketika pengumuman siswa eligible aku tertidur dan kemudian terkejut membaca pesan Whatsapp yang dikirim teman-teman untuk menyelamatiku. Tanpa berekspetasi tinggi, aku mendapat kesempatan emas untuk mengikuti SNMPTN. Aku mempunyai alasan kuat dengan memilih satu program studi saja yaitu berkaitan dengan kebijakan LTMPT yang tidak memperbolehkan siswa yang sudah lulus SNMPTN untuk mencoba SBMPTN dan juga pilihan kedua pada pilihan SNMPTN diharuskan universitas yang ada di dalam provinsi. Pikirku saat itu, jika aku memilih program studi dan kampus yang kurang aku suka, hal tersebut akan merugikan diriku sendiri dan tidak ada kesempatan bagi diriku untuk terus mencoba mengejar kampus dan juga program studi yang aku inginkan. Persaingan yang sungguh ketat dan daya tampung yang sedikit membuat aku terlempar dari jalur “gaib” ini. Setelah itu dengan tekad yang kuat, aku mendaftar jalur Penelusuran Bibit Unggul Kampus Biru ini dengan program studi yang masih sama. Bermodalkan hasil rapot dan prestasi yang aku miliki, lagi-lagi belum menjadi rezekiku untuk diterima. Kejadian tersebut memukulku untuk lebih bersemangat dalam mengejar program studi yang aku inginkan. Aku mengatur ulang strategi yang aku miliki dan membuat berbagai rencana cadangan. Alhamdulillah, keberuntungan berpihak pada remaja cengeng ini. Aku diterima pada pilihan keduaku di SBMPTN, tempatku berkuliah sekarang. Tidak puas disini saja, aku juga mengikuti ujian mandiri kampus impianku dengan program studi yang berbeda dari sebelumnya yaitu Ilmu Hukum dan Ilmu Ekonomi. Dengan daya tampung yang lebih banyak, aku mempunyai setitik harapan untuk diterima. Ternyata Tuhan berkehendak lain, perjuanganku ini mendewasakanku menjadi pribadi yang lebih bersyukur dan ikhlas dalam menerima apa yang ada. Dari sini juga, aku meyakinkan diriku bahwa kesuksesan seseorang tidak bergantung pada kampus tempat kita belajar, akan tetapi dari tekad yang ada dalam diri kita masing-masing.