Karena Aku Percaya pada Rencana Tuhan

“Tidak semua rencana berjalan mulus, tetapi aku percaya Tuhan selalu tau yang terbaik bagi hamba-Nya”

Waktu itu aku adalah siswa SMA yang, seperti kebanyakan siswa lainnya, bermimpi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan Tinggi Negeri. Lolos ke PTN Indonesia bukan hanya mimpiku, tetapi juga mimpi kedua orangtuaku. Mereka selalu ingin anaknya berkuliah di PTN.

Sebenarnya, ambisi berkuliah di PTN sudah muncul Ketika aku SMP kelas 9. Saat itu aku mulai mencari tau PTN mana yang aku ingin. Waktu itu ada 4 PTN yang paling menarik perhatianku. UI, UNPAD, UNDIP, dan UNS. Namun, saat itu aku belum memiliki pilihan utama. Saat itu aku harus memikirkan Ujian Nasional dan SMA tujuanku :smiley: Lantas setelah Ujian Nasional, aku harus memilih SMA dan jurusan yang aku inginkan. Dulunya sih pingin masuk jurusan Bahasa atau jurusan IPS, tetapi ternyata aku berjodoh dengan jurusan MIPA. Tidak masalah, itu semua pilihanku, toh aku bisa mempertanggungjawabkannya. Di tahun terakhir SMA-ku dipenuhi dengan kegiatan les. Minggu-minggu penuh perjuangan itu juga diselingi air mata. Sebab orangtua ku ternyata tidak menyetujui jurusan yang aku inginkan.

Sedih mengingat cerita waktu itu. Aku tak kunjung tau jurusan apa yang aku inginkan karena semua pilihanku ditolak orangtua. Aku tidak bisa marah karena aku yakin mereka tau lebih banyak tentang dunia kerja dibanding aku. Memang sih semua jurusan bagus, semua pekerjaan bagus, tetapi kita tidak bisa menampik bahwa terkadang dunia tidak berjalan sesuai apa yang kita harapkan. Itu sebabnya aku memilih menjadi realistis.

Diriku sendiri tidak melihat perkembangan nilai di mata pelajaran Kimia dan Fisika, rasanya performance ku di bidang itu semakin buruk saja tak peduli seberapa banyak usaha yang ku keluarkan. Saat itu aku masih terus berusaha melawan sulitnya fisika bagiku, sampai akhirnya aku memilih untuk beristirahat sejenak.

Aku kembali melihat-lihat daftar jurusan soshum, lantas teringat kembali dengan mimpi lamaku saat kecil. Dulu, aku sangat ingin menjadi diplomat. Kenapa? Karena aku ingin tinggal di luar negeri :D. Lantas aku berbincang dengan kedua orangtua, dengan berbagai upaya aku meyakinkan mereka agar mengizinkanku lintas jurusan. Akhirnya aku diizinkan lintas jurusan, dan semuanya berjalan lancar sampai aku di minta untuk konsultasi jurusan yang akan dipilih di SBMPTN dengan guru les.

Aku berkata bahwa aku ingin memilih jurusan Hubungan Internasional di dua PTN terkenal di Indonesia. Namun, guruku bilang pilihanku tidak aman. Sehingga ia menyarankanku memilih HI di PTN Bali dan di PTN Palembang, mengacu pada nilai tryout mingguanku. Setelah beberapa pertimbangan, aku akhirnya memilih HI di PTN terkenal di pilihan pertama, dan PTN di Palembang pada pilihan kedua. Saat itu aku tidak tau bahwa sebenarnya orangtuaku tidak mau aku di jurusan Hubungan Internasional. Ayahku kira aku akan mangambil akuntansi, sementara ibuku kira aku akan mengambil STAN. Sehingga saat itu, aku membuat keputusan dengan kedua orangtuaku, jika lolos di pilihan kedua, maka tidak akan aku ambil. Selain itu, aku juga mengikuti seleksi masuk Perguruan Tinggi Kedinasan dan memilih Sekolah Tinggi Sandi Negara. Sebenarnya Ibu pinginnya aku mencoba STAN, tetapi aku memilih STIS.

Beberapa hari sebelum pengumuman SBMPTN, ibuku memintaku mendaftar jalur mandiri di PTN manapun yang aku mau. Saat itu aku menampik, karena aku kira masih ada harapan untuk lolos di pilihan pertama. Lalu, sehari sebelum pengumuman SBMPTN aku mendaftar jalur mandiri tertulis di UNS dengan pilihan pertama jurusan Ilmu Administrasi Negara dan pilihan kedua jurusan Sastra Inggris. Jurusan Administrasi Negara menarik perhatianku tanpa alasan khusus. Jurusan Sastra Inggris ku pilih karena aku suka bahasa inggris.

Takdir berkata lain, aku diterima di pilihan kedua SBMPTN. Teman-temanku mengucapkan selamat tetapi aku tidak merasakan apa-apa. Rasanya bersalah karena aku tau masih banyak orang yang berharap lolos SBMPTN. Pun begitu, aku tetap tidak mengambil pilihan kedua ku itu. Hari-hari selanjutnya aku mendaftar banyak sekali jalur mandiri, bahkan hampir menyerah dan mulai mencari PTS. Satu persatu pengumuman jalur mandiri dibuka, ternyata hasilnya aku tidak lolos dimana pun.

Sehari sebelum pengumuman jalur mandiri UNS adalah hari yang menegangkan. Sebab UNS adalah universitas yang paling aku harapkan tuk lolos. Ternyata Tuhan amat baik. Aku di loloskan berkuliah di Jurusan Administrasi Negara FISIP UNS. Tidak pernah kusangka aku akan berjodoh dengan jurusan ini. Tetapi mungkin memang ini jalanku, mungkin memang ini yang Tuhan inginkan untukku. Dengan senang hati aku memberi tahu orangtua bahwa aku memilih UNS dan tidak menunggu pengumuman jalur mandiri yang lain. Terkadang jalan hidup kita tidak sesuai dengan rencana, tetapi mungkin itulah sebabnya kita “hidup”.

Saat ini aku bersyukur dengan apa yang aku miliki sekarang. Jika ada teman yang membaca tulisan ini, aku ingin kalian tau bahwa aku bersyukur bertemu kalian, bahwa aku bahagia dengan semua yang aku miliki sekarang, bahwa aku tidak menyesali apapun, dan bahwa aku akan bertahan di Ilmu Administrasi Negara UNS. Ayo lulus tepat waktu! Mau lulus cepat juga boleh banget! Ayo berjuang bersama! :smiley:

Selalu aku ingat bahwa apapun rencanaku, Tuhan pasti tau yang terbaik untukku. Peran manusia adalah berencana dan berusaha, percayalah bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik.

Aku menulis seperti ini sebagai self-reminder. Bagaimana bisa aku menulis sejujur ini di ruang publik? Aneh rasanya. [fin]