Kajian Linguistik Historis Komparatif Terhadap Kekerabatan Bahasa Di Jawa Tengah

Kajian Linguistik Historis Komparatif Terhadap Kekerabatan Bahasa Di Jawa Tengah
Oleh: Marieza Pratiwi Nuryanti

Keraf (1984:22) mengatakan bahwa linguistik bandingan historis (linguistik historis komparatif) adalah suatu cabang dari Ilmu Bahasa yang mempersoalkan bahasa dalam bidang waktu serta perubahan-perubahan unsur bahasa yang terjadi dalam bidang waktu tersebut. Adapun salah satu tujuan dan kepentingan linguistik historis komparatif adalah mengadakan pengelompokkan (sub-grouping) bahasa-bahasa dalam suatu rumpun bahasa. Bahasa-bahasa dalam suatu rumpun yang sama belum tentu sama tingkat kekerabatannya atau sama tingkat kemiripannya satu sama lain.

Bahasa-bahasa kerabat yang berasal dari bahasa proto yang sama selalu akan memperlihatkan kesamaan berikut:

Kesamaan sistem bunyi (fonetik) dan susunan bunyi (fonologis)

Kesamaan morfologis, yaitu kesamaan dalam bentuk kata dan kesamaan dalam bentuk gramatikal

Kesamaan sintaksis, yaitu kesamaan relasi antara kata-kata dalam sebuah kalimat.

Kesamaan atau kemiripan bentuk makna sebagai akibat perkembangan sejarah yang sama, atau perkembangan dari suatu bahasa proto yang sama. Bahasa-bahasa yang mempunyai hubungan yang sama atau berasal dari suatu bahasa proto yang sama, serta kemudian berkembang jadi bahasa-bahasa baru, termasuk dalam satu keluarga bahasa (language family).

Kemiripan bentuk makna dapat terjadi karena tiga faktor, yaitu:

Karena warisan langsung (inheritance) oleh dua bahasa atau lebih dari suatu bahasa proto yang sama. Bentuk yang sama tersebut dinamakan bentuk kerabat (cognate).

Faktor kebetulan (by chance) . Misalnya kata ‘mata’ dalam bahasa Indonesia dan mati dalam bahasa Yunani; kata ‘badh’ dalam bahasa Didinga yang berarti jahat dan kata ‘bad’ dalam bahasa Inggris dengan makna yang sama.

Faktor pinjaman (borrowing). Suatu kemiripan bentuk makna terjadi karena suatu bahasa akseptor menyerap unsur tertentu dari sebuah bahasa donor akibat kontak dalam sejarah.

Salah satu bentuk kekerabatan bahasa yaitu terdapat di Jawa Tengah. Jawa tengah adalah salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa. Jawa Tengah berbatasan dengan Timur di sebelah timur, provinsi Jawa Barat di bagian barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta di bagian selatan. Di Jawa Tengah terdapat berbagai macam dialeg bahasa antara lain bahasa banyumasan, bahasa solo, dan bahasa jawa timuran. Dari berbagai bahasa yang bersinggungan tersebut terdapat beberapa persamaan bentuk maupun makna bahasa. Bentuk kekerabatan bahasa tersebut dibuktikan dengan kesamaan bentuk maupun makna di beberapa fonem maupun morfem ditemukan dari dua bahasa tersebut. Bahasa Jawa merupakan bahasa ibu masyarakat Jawa yang tinggal di Jawa Tengah, DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta), Jawa Timur, Banten, Lampung, sekitar Medan, daerah-daerah transmigrasi di beberapa pulau di Indonesia, dan beberapa tempat di luar negeri (misalnya Suriname, New Caledonia, dan Pantai Barat Johor) (Laksono, 2004). Luasnya wilayah pakai bahasa Jawa tersebut mengakibatkan bahasa Jawa di masing- masing daerah berkembang sesuai dengan kondisi geografinya dan kondisi masyarakat tutur bahasa Jawa itu sendiri. Hal ini menyebabkan bahasa Jawa berkembang menjadi beberapa dialek. Soedjito, et.al. (1986, hlm. 2) menyebutkan bahwa bahasa Jawa memiliki beberapa dialek geografis seperti bahasa Jawa dialek Banyumas, Tegal, Solo, Surabaya, Samin, dan Osing. Bentuk kekerabatan bahasa di provinsi Jawa Tengah sebagai berikut:

No gloss Bahasa banyumasan Bahasa solo-yogya Bahasa jawa timuran
Air Banyu Banyu Banyu
Abu Lewu/lebu Awu Awu
Anak Bocah Cah arek
Betul Pancen Ncen Nyat
Kenapa Opo/kenopo Ngopo Nyapo

Dari contoh tersebut terdapat kekerabatan antara dialeg-dialeg bahasa di jawa Tengah. Hal ini perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait kekerabatan yang terjadi di provinsi Jawa Tengah.

Referensi

Humas UGM. (2007). Kajian Linguistik Historis Komparatif Terhadap Kekerabatan Bahasa-Bahasa Di Sumba.

Keraf, G. (1991). Liguistik historis bandingan. Jakarta: Gramedia. Pustaka Utama.

Rismanto, R. (2012). Kekerabatan Kosakata Bahasa Sunda dengan Bahasa Melayu Betawi di Kota Tangerang Selatan: Kajian Linguistik Historis Komparatif. Bandung: Universitas Padjadjaran.

Ruriana, P. (2018). Hubungan Kekerabatan Bahasa Jawa Dan Madura. Jurnal: Kandai, 14(1), 15-30. doi:10.26499/jk.v14i1.512.

1 Like