Tak pernah dapat dipungkiri bahwa setiap hal yang aku capai saat ini itu atas kehendak-Nya, termasuk salah satu pencapaianku tahun ini. Ya, diterima masuk ke salah satu perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia yaitu Universitas Sebelas Maret adalah pencapaian terbesarku tahun ini.
Perjalananku bermula saat aku memasuki kelas 12, waktu dimana aku belum memutuskan PTN mana yang akan kukejar. Aku selalu menggali informasi seputar PTN dan mengikuti berbagai tes minat bakat online kala itu. Kemudian menganalisis fakultas dan prodi apa yang sebenarnya cocok denganku. Lalu, muncullah Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Aku yang saat itu masih asing dengan prodi tersebut, kembali mengulik informasi tentangnya. Setelah ku pertimbangkan, sepertinya memang cocok dengan minat, bakat, dan kemampuanku. Lalu kucari PTN mana yang memiliki prodi ini dengan predikat yang baik dan kutemukanlah Ilmu Administrasi Negara UNS.
Hari-hari selanjutnya kujalani dengan penuh pertimbangan. Ya, aku masih sedikit ragu apakah bisa aku menjadi salah satu mahasiswi di UNS? dan apakah memang benar itu keinginanku? Lalu tiba hari di mana daftar siswa eligible diumumkan, yaitu siswa yang terpilih untuk ikut seleksi lewat jalur SNMPTN dan namaku ternyata masuk pada peringkat 11. Saat itu, aku menjadi semakin semangat untuk mengulik informasi lebih dalam soal Ilmu Administrasi Negara di UNS.
Setelah semua informasi aku dapatkan, aku menjadi semakin yakin untuk mendaftarkan namaku masuk ke prodi Ilmu Administrasi Negara UNS. Lalu, kuisikan prodi tersebut saat pendaftaran jalur SNMPTN tiba. Setelahnya, aku hanya bisa berserah diri kepada-Nya atas hasil yang nantinya kuperoleh.
Akhirnya, tiba hari di mana pengumuman jalur SNMPTN. Aku masih sangat ingat waktu itu pukul 15.00 aku menunggu pengumuman bersama ibuku. Kami sangat deg-degan saat menunggu. Sewaktu aku buka, server LTMPT saat itu malah down dan aku menjadi semakin panik. Tetapi, alhamdulillah ternyata Allah SWT masih sayang kepadaku karena aku diberi kesempatan diterima di UNS. Momen penuh haru pun dimulai. Aku memeluk ibuku dengan air mata yang berlinang tiada henti, begitu pula ibuku. Sungguh aku merasa tidak ada apa-apanya jika tidak ada bantuan dari-Nya. Sekali lagi, atas kehendak-Nya, inilah kabar gembiraku tahun ini.