Jauh dari Orang Tua untuk Menimba Ilmu

Pada waktu itu, tiba – tiba saya dan rekan – rekan saya ditawari untuk melaksanakan PKL (Praktik Kerja Lapangan) di PT Aero Nusantara Indonesia yang terletak di Banten dan akan dilaksanakan selama 3 bulan tepatnya Oktober – Desember. Kami semua menyanggupi tawaran tersebut, karena ini merupakan kesempatan kami semua untuk PKL di PT yang besar dan terkenal dalam bidang maintenance pesawat terbang. Dikarenakan kami menyanggupi, kami dijelasakan terkait rincian biaya yang perlu dikeluarkan termasuk keberangkatan dan kepulangan kami semua nanti. H-5 keberangkatan, kami disuruh mengambil tiket. Saya memutuskan untuk meninggalkan kampung halaman dan merantau ke kota untuk mencari pengalaman dan mengejar cita – cita. Kami berangkat, Minggu sore akhir bulan September tahun 2022.

Tak terasa kami semua telah tiba di Tangerang, saya merasa terpesona sekaligus cemas. Kota yang bergitu sibuk dan padat membuat saya terkejut. Kami disana ber-enam, tinggal di sebuah kontrakan 3 petak yang sederhana. Petak depan dan tengah untuk kami tidur, dan petak belakang untuk dapur dan kamar mandi. Setiap hari, saya berusaha menyesuaikan diri dengan ritme hidup yang cepat, berinteraksi dengan berbagai orang dari latar belakang yang berbeda.

Disana setiap harinya, kami selalu menjaga kekompakan kami jika ada masalah langsung dicari titik terangnya. Kami disana menerapkan hidup hemat, dengan memasak sayur sendiri secara bergantian tiap harinya. Kami selalu membangun rasa kekeluargaan, untuk melawan tantangan terbesar yaitu merasakan kerinduan akan rumah. Momen – momen kecil, seperti makan masakan ibu atau bercengkerama dengan teman – teman di kampung. Sehingga kami semua tidak merasakan kesepian.

Tempat kami PKL, melaksanakan system 5 hari kerja sehingga hari Sabtu dan Minggu kami semua dapat istirahat. Setiap harinya kami berangkat dan pulang PKL menaiki angkot, walaupun kadang – kadang jika kita mengikuti lembur kami semua selalu diantar pulang. Kami selalu disambut baik oleh para mekanik disana, selalu diarahkan dan diajari dalam maintenance pesawat terbang. Kami semua awalnya, kesulitan beradaptasi dengan lingkungan dan budaya kerja yang berbeda. Namun, hal ini mendorong kami semua untuk lebih proaktif. Kami semua selalu serius saat pelaksanaan PKL, dikarenakan kami selalu berpikir jika kami semua datang kesini untuk mencari atau menimba ilmu bukan untuk jalan – jalan. Selain itu, Praktek Kerja Lapangan ini bukan semata mengikuti PKL, namun pengalaman yang tidak hanya memberikan kesempatan untuk belajar, tetapi juga memperkaya diri dengan pengalaman hidup baru. Selama PKL kami semua belajar banyak hal mulai dari teknik kerja hingga soft skills seperti komunikasi dan kerjasama tim. Kami dibagi menjadi 6 titik maintenance yang setiap minggu selalu dilukir, dengan mekanik yang berbeda – beda. Awalnya kami semua hanya seperti asisten mekanik, namun lama kelamaan kami diberikan tugas yang menantang, tetapi kami semua berusaha untuk menyeselesaikannya dengan sempurna walaupun kadang bertanya.

Suasana lingkungan kampung yang asri, masyarakat yang ramah membuat kami semua semakin betah. Sesekali kami mengikuti kerja bakti dan kegiatan lainnya. Waktu itu kami dipinjami seperangkat permainan pingpong, untuk mengisi kegabutan kami pada malam hari dan itung – itung olahraga “hhh”. Kami berkesempatan menjelajahi kota, berinterkasi dengan masyarakat local. Sesekali saat weekend, kami pergi ke mall hanya sekedar untuk melihat suasana.

Seiring berjalannya waktu kami telah selesai menjalankan PKL, walaupun banyak tantangan yang membawa banyak pelajaran saya sangat bangga bisa hidup mandiri di kota orang walau hanya 3 bulan. Pengalaman merantau untuk PKL sangat berharga bagi saya. Selain mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru, saya juga belajar tentang ketahanan dan mengahadapi situasi yang tidak biasanya saya jumpai. Merantau untuk menimba ilmu membantu saya tumbuh sebagai individu yang dapat mempersiapkan diri untuk karier mendatang. Selain itu, pengalaman ini membuat saya menemukan jati diri saya.