Jathilan Kesenian dari Yogyakarta

jathilan

Yogyakarta merupakan kota yang memiliki seribu budaya. Selain disebut dengan kota pendidikan, Yogyakarta juga dikenal memiliki berbagai budaya yang sangat menarik. Salah satunya yaitu kesenian Jathilan. Jathilan merupakan kesenian berupa tarian yang diiringi dengan musik tradhisional. Jathilan ini juga sering disebut dengan istilah jaran kepang.

Arti Jathilan

Jathilan berasal dari kata bahasa jawa “Jan” yang artinya benar-benar dan “thil-thilan” yang artinya banyak gerak atau banyak tingkah. Properti utama dari tarian jathilan ini adalah kuda-kudaan. Kuda-kudaan ini terbuat dari anyaman bambu yang kemudian diberi pewarna agar lebih menarik.

Jumlah Penari Jathilan

Jathilan ini ditarikan oleh beberapa orang secara bersama-sama. Biasanya penari berjumlah 6 hingga 12 penari. Penari ini berjejer secara berpasangan dan menarikan gerakan tari jathilan.

Sejarah Jathilan

Sejarah adanya tarian jathilan ini memiliki beberapa versi. Yang pertama, ada yang menyebutkan bahwa jathilan ini menceritakan kisah perjuangan Raden Patah dibantu dengan Sunan Kalijaga untuk melawan penjajah Belanda.

Versi kedua menjelaskan bahwa jathilan merupakan cerita mengenai Panji Asmarabangun yang merupakan putra dari Jenggala Manik. Buktinya adalah penampilan dari penari jathilan yang menggambarkan tokoh tersebut. Sebagai contoh propertinya antara lain gelang kaki dan gelang tangan, keris, kalung, ikat pada lengan, dan mahkota yang disebut “Kupluk Panji”.

Tarian Jathilan

Pada awalnya penari jathilan menari secara teratur. Namun selanjutnya penari jathilan akan kerasukan roh halus yang akan menghilangkan kesadaran penarinya. Kerasukan roh halus ini dalam bahasa jawa disebut dengan “ndadi”.

Pada saat kerasukan inilah para penari jathilan mulai menari secara tidak beraturan. Dari hal tersebutlah istilah jathilan didapat yang berarti banyak gerak sesuai dengan tarian penarinya. Karena kehilangan kesadarannya, para penari jathilan ini dapat melakukan aksi berbahaya seperti memakan kaca/beling, memakan kembang, menyayat tangan, mencambuk tubuhnya dengan pecut, dan lain sebagainya.

Pawang Dalam Jathilan

Dalam pertunjukan ini juga terdapat pawang. Pawang ini memiliki tugas untuk mengatur jalannya pertunjukan. Selain itu, tugas pawang adalah menyembuhkan para penari yang kerasukan. Biasanya tempat yang digunakan untuk menari jathilan ini dibuat pagar segi empat yang terbuat dari bamboo.

Pagar tersebut dibuat untuk dijadikan pembatas antara penari dengan penonton dan supaya para penari yang kerasukan tidak keluar dari tempat menari. Sebelum tarian jathilan dimulai, biasanya pawang jathilan memanggil roh-roh halus dan meminta izin terlebih dahulu. Begitu pula pada akhir tarian, maka para pawang juga mengusir roh-roh yang berkumpul agar tempat kembali seperti semula.

Jathilan Di Masa Kini

Sayangnya kesenian jathilan ini sudah tidak banyak peminatnya. Banyak anak muda yang tidak ingin menjadi penari jathilan. Selain itu, karena adanya pandemi ini tarian jathilan sudah jarang dipentaskan karena dapat menimbulkan kerumunan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk melestarikan kesenian tersebut. Sebagai generasi muda, kita harus tetap melestarikan budaya yang kita punya agar tidak punah dan tidak diambil oleh negara lain.