Jajanan tradisional kue putu bambu yang hampir terlupakan

Kue putu adalah jajanan khas tradisional yang terbuat dari tepung beras yang berbentuk butiran kasar. Tepung beras kemudian dimasukkan kedalam cetakan kecil dari bambu, bagian tengahnya diisi dengan gula merah, lalu dipadatkan lagi dengan menggunakan tepung beras. Kemudian setelah semua bambu diisi penuh dengan tepung beras dan gula merah, kukus kue putu selama kurang lebih 20 menit. Setelah kue putu matang keluarkan kue putu dari bambunya, beri taburan parutan kelapa diatasnya dan sedikit gula pasir. Biasanya kue putu disajikan dengan menggunakan wadah yang terbuat dari daun pisang. Pada umumnya kue putu mempunyai warna putih, tetapi ada juga yang diberi pewarna hijau dari daun pandan untuk lebih menarik.
Kue putu ini mempunyai rasa yang manis dan gurih, cocok dimakan ketika bersantai bersama keluarga atau teman. Biasanya penjual kue putu lewat pada pagi hari atau sore hari dengan bunyi khas dari gerobaknya tuuut….tuuut, bunyi tersebut sebenarnya berasal dari uap air yang keluar dari alat suitan pada kukusan kue putu bambu. Bunyi tersebut sekaligus menjadi tanda bahwa penjual kue putu bambu lewat. Namun dengan seiring berjalannya waktu kue putu sudah mulai sulit untuk ditemui pada penjual jajanan pasar tradisioanal atau penjual kue putu keliling, selain kue putu yang tidak dapat tahan lama, kue putu hanya dijual oleh pedagang tertentu, berbeda dengan kue - kue modern saat ini yang mudah ditemui dimana saja, dilihat dari segi rasa dan cara pembuatannya pun sudah modern dan dapat tahan lama.
Meskipun kue putu tidak semewah kue - kue modern saat ini, tetapi kue putu mempunyai rasa yang khas dengan cara pembuatannya yang menggunakan bambu - bambu. Dan membuat kita bernostalgia dengan jajanan tadisional ini. Sebaiknya kita sebagai generasi muda harus melestarikan dan memperkenalkan jajanan tradisional agar tidak terlupakan untuk generasi - generasi selanjutnya.