Insecure? Enggak lagi deh

Siapa disini yang gak pede sama diri sendiri? Perasaan tidak percaya diri pada momen tertentu merupakan hal yang wajar terjadi dan hampir setiap orang pernah mengalaminya. Namun, jika kita memiliki rasa tidak percaya diri yang berlebihan dan selalu merasa rendah diri, jangan-jangan kita sedang mengalami insecure.


Menurut Mu’awwanah (2017), insecure atau rasa tidak aman, bisa diartikan sebagai rasa takut akan sesuatu yang dipicu oleh rasa tidak puas dan tidak yakin akan kapasitas diri sendiri. Sehingga individu merasa tidak percaya diri dan secara sadar atau tidak sadar akan membandingkan diri sendiri dengan orang lain yang dianggap lebih darinya. Membandingkan diri dengan orang lain terkadang dapat membawa dampak positif apabila hal itu dijadikan motivasi untuk memacu diri agar terus bersemangat meraih apa yang kita inginkan, sehingga dapat berhasil seperti mereka. Namun, hal itu dapat menjadi toxic apabila kita tidak mampu mengendalikan diri dan malah menjadi makin minder ketika melihat pencapaian orang lain.

Ketika kita melihat orang lain telah mencapai apa yang diinginkannya, secara naluri kita akan merasa insecure dan panik mengapa kita belum mampu mencapainya. Perasaan tersebut merupakan hal yang wajar, asalkan kita mampu mengendalikannya dan tidak berpacu menjadikan pencapaian orang lain sebagai patokan karena semua manusia memiliki waktunya sendiri dalam mencapai keberhasilannya. Jika orang lain sudah tiba pada waktu keberhasilannya, bukan berarti tibanya waktu keberhasilan kita juga akan sama dengan mereka dan bukan berarti pula pencapaian yang kita raih harus sama dengan mereka agar dapat dikatakan berhasil, karena kita tidak akan bisa melakukan itu dan malah akan menyiksa diri sendiri. Sadarlah bahwa semua orang memiliki porsinya masing-masing. Kita memiliki potensi yang orang lain tidak punya dan sebaliknya.

Jadi, yang bisa kita lakukan untuk melawan rasa insecure dalam diri adalah dengan menjadi dan menerima diri sendiri dengan segala kemampuan dan kelebihan yang dimiliki serta terus mengembangkan potensi yang kita miliki karena “berhasil” tidak harus sama dengan orang lain.

Sumber:
Mu’awwanah, U. (2017). PERILAKU INSECURE PADA ANAK USIA DINI. aṣ-ṣibyān: Jurnal Pendidikan Anak, 2(01), 47-58.
Rahmah, R. A. (2021). PERASAAN INSECURE PADA MASA COVID-19 MENGAKIBATKAN. Jurnal Psikologi, 1-7.
Tiktok: @ananzaprili