Inovasi dan Teknologi Pengelolaan Sampah Plastik

Sampah menjadi salah satu permasalahan yang cukup mendasar di kota-kota besar. Kesadaran warga untuk mengelola sampah sangatlah kecil. sehingga sampah cenderung tidak mampu ditangani dengan baik. Banyak warga yang membuang sampah ke sungai terutama mereka yang tinggal dekat daerah aliran sungai. Sedangkan warga yang jauh dari aliran sungai, mereka cenderung membakar sampah tersebut sehingga menimbulkan pencemaran udara yang serius.

Jika diuraikan secara cermat, semua jenis sampah bisa dikelola melalui pendekatan teknologi yang tepat dan menghasilkan produk-produk yang bernilai tinggi. Pengelolaan tersebut akan sangat efektif apabila melibatkan warga melalui sistem bank sampah, dengan memanfaatkan teknologi tepat guna. Misalnya, sampah organik bisa dimanfaatkan sebagai kompos maupun biogás, sampah anorganik yang bisa didaur ulang (recycleable) bisa dijual dalam bentuk sudah tercacah, serta sampah anorganik yang sulit didaur ulang (nonrecycleable) diproses menjadi bahan bakar minyak melalui proses pirolisis.

Teknologi pirolisis merupakan salah satu alternatif penyelesaian masalah sampah perkotaan, terutama jenis sampah anorganik yang sulit didaur ulang, seperti tas kresek (Liestiono dkk, 2016), label botol air minum kemasan (Mandala dkk, 2016), bungkus plastik berlapis alumunium (Pratiwi, D., 2017), styrofoam (Salamah & Maryudi, 2018), dan jenis sampah anorganik lainnya. Sampah-sampah tersebut bisa diubah menjadi minyak sintetis yang bisa dimanfaatkan kembali untuk masyarakat, misalnya sebagai bahan bakar mesin pencacah plastik bermesin diesel. Pengujian minyak pirolisis sebagai bahan bakar diesel menunjukkan hasil yang bagus pada campuran solar dan minyak pirolisis sebesar 90-10% (Murdieono, 2017). Hal ini menjadi dasar pengintegrasian teknologi pirolisis sampah nonrecycleable dengan mesin pencacah plastik untuk Sampa mengurangi pemakaian bahan bakar fosil (solar).

Tujuan umum dari Program Penerapan Teknologi Tepat Guna Kepada Masyarakat ini adalah untuk memberdayakan masyarakat dalam mengelola sampah menjadi produk-produk yang bermanfaat. Sedangkan tujuan khusus dari program ini adalah menerapkan teknologi pirolisis sampah nonrecycleable menjadi bahan bakar minyak sintetis untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar mesin pencacah plastik bermesin diesel, sehingga bisa meningkatkan penghasilan masyarakat dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.

Pengertian Sampah Plastik

Sampah plastik adalah semua barang bekas atau tidak terpakai yang materialnya diproduksi dari bahan kimia tak terbarukan. Sebagian besar sampah plastik yang digunakan sehari-hari biasanya dipakai untuk pengemasan. Jadi, kantong plastik juga masih sering dipakai sebagai tempat sampah organik yang akan dibuang ke tempat pembuangan sampah.

Kebutuhan Plastik dan Produksi Sampah Plastik

Plastik masih menjadi isu pembicaraan penting di dunia pengelolaan sampah. Harganya yang relatif murah, mudah digunakan dan gampang diperoleh, membuat plastik telah menjadi bagian dari hidup manusia. Hampir semua kemasan makanan dan pembungkus barang dan makanan menggunakan plastik. Belum lagi plastik untuk kebutuhan lain seperti peralatan dan perabotan rumah tangga, alat olahraga, mainan anak-anak, peralatan elektronik maupun medis, dan sebagainya. Melansir dari inswa.or.id Fenomena booming sampah plastik telah menjadi momok yang menakutkan di setiap belahan bumi. Tidak saja di negara-negara berkembang tetapi juga di negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, dan Jepang. Penggunaan material plastik saat ini di negara-negara Eropa Barat mencapai 60kg/orang/tahun, dan di Amerika Serikat mencapai 80kg/orang/tahun, sementara di India hanya 2kg/orang/tahun.

Masih dari inswa.or.id, menurut data statistik persampahan domestik Indonesia, yang menduduki peringkat kedua sebesar 5.4 juta ton per tahun atau 14 persen dari total produksi sampah adalah jenis sampah plastik dan mampu menggeser sampah jenis kertas yang tadinya di peringkat kedua menjadi peringkat ketiga dengan jumlah 3.6 juta ton per tahun atau 9 persen dari jumlah total produksi sampah. Menurut laporan Environmental Protection Agency (EPA) US, di Amerika saja, produksi sampah plastik meningkat dari kurang dari satu persen pada tahun 1960 menjadi 12 persen atau sekitar 30 juta ton pada 2008 dari jumlah total produksi sampah domestik negara ini. Kategori sampah plastik yang terbesar berasal dari kemasan dan wadah seperti; botol minuman, tutup botol, botol sampo dan lainnya. Jenis sampah plastik juga ditemukan pada jenis barang plastik yang penggunaanya bertahan lama seperti pada peralatan perlengkapan dan perabotan, dan barang plastik yang penggunaannya tidak bertahan lama seperti, diaper, kantong plastik, cangkir sekali pakai, perkakas, dan perlengkapan medis.(inswa.or.id)

Melansir daihatsu.co.id Selama masa pandemi Covid-19, sampah menjadi permasalahan baru yang muncul di lingkungan. Dilansir dari BBC Indonesia, jumlah layanan GoFood meningkat hingga 20%, sementara GrabFood juga mengalami peningkatan sebesar 4%. Frekuensi belanja online di Jabodetabek diperkirakan naik dari 1 – 5 kali sebulan menjadi 1 – 10 kali. Sementara berdasarkan survei LIPI pada 20 April – 5 Mei 2020, disebutkan bahwa aktivitas belanja online juga meningkat hingga 62% dengan 96% dari total jumlah paket menggunakan selotip, pembungkus plastik, dan bubble wrap. Pembelian alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan, dan face shield juga meningkat dari 4% menjadi 36%.

Masalah Yang ditimbulkan Sampah Plastik

Sampah plastik membawa dampak negatif yang luar biasa bagi kehidupan manusia dan lingkungan. Dampak atau bahaya dari sampah jenis plastik ini antara lain; pencemaran air laut yang dapat mengganggu rantai makanan dan membunuh hewan laut, pencemaran air tanah karena sampah plastik tidak mudah terurai, penyebab polusi udara yang dapat menimbulkan masalah bagi kesehatan manusia, menimbulkan racun karena memproduksi plastik menggunakan bahan kimia beracun, biaya penanggulangan dan pengelolaan sampah plastik sangat mahal dan dapat menurunkan pendapatan negara dari sektor pariwisata.

Solusi Terbaik Untuk Mengurangi Sampah Plastik

Langkah terbaik dalam mengurangi sampah plastik adalah menggunakan bahan organik yang lebih mudah terurai. Yang perlu dibiasakan di masa pandemi ini adalah membawa peralatan makan yang terbuat dari Stainless steel dan kayu untuk mengurangi penggunaan sampah plastik, misal sendok plastik yang merupakan salah satu sampah dari alat makan plastik sekali pakai. Beberapa kebiasaan kecil yang dapat mengurangi potensi sampah plastik antara lain membiasakan masak di rumah.

Dengan membiasakan masak di rumah, bisa mengurangi potensi penggunaan sampah plastik. Apalagi di era digital seperti saat ini, dengan anggapan lebih praktis dan lebih hemat waktu, banyak yang memesan makanan siap saji dan pasti dikemas dengan bahan plastik.

Sadarkah anda bahwa dengan memesan makanan siap saji justru akan menambah sampah plastik. Selalu membawa tas belanja atau goodie bag saat bepergian. Saat ini sudah banyak minimarket atau supermarket yang tidak menyediakan kantong plastik untuk wadah belanjaan. Selalu bawa tas belanja atau goodie bag meski tidak niat untuk berbelanja, setidaknya hal ini dilakukan untuk berjaga-jaga apabila sewaktu-waktu punya niat untuk belanja.

Makanan Siap Saji

Belanja dengan ukuran yang lebih besar misal membeli kecap kemasan yang biasanya 500 ml diganti menjadi 1 liter, membeli minyak goreng kemasan 1 liter diganti yang kemasan 2 liter dan seterusnya. Gunakan lap kain basah untuk mengganti penggunaan tisu basah.

Penggunaan tisu basah memang lebih praktis untuk membersihkan beberapa peralatan rumah tangga, tapi tanpa disadari ternyata tisu basah mengandung resin plastik yang sangat sulit larut dalam air. Alangkah lebih bijaksana apabila penggunaan tisu basah diganti dengan lap basah saja. Masalah sampah plastik mungkin terkesan sepele, tapi dampaknya bagi lingkungan sangat luar bisa. Bukan untuk masa yang akan datang tapi juga di masa sekarang.

Masalah sampah plastik mungkin terkesan sepele, tapi dampaknya bagi lingkungan sangat luar bisa. Bukan untuk masa yang akan datang tapi juga di masa sekarang. Mulailah lebih bijaksana dari sekarang untuk mengurangi penggunaan bahan keperluan rumah tangga yang berbahan plastik.

Daftar Pustaka

Sampah plastik di sekitar kita, antara kebutuhan dan masalah yang ditimbulkan. https://dlh.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/17_sampah-plastik-di-sekitar-kita-antara-kebutuhan-dan-masalah-yang-ditimbulkan.