Inilah Kisahku Sebagai Anak Pertama

Hallo perkenalkan aku adalah seorang gadis dan sekaligus anak pertama yang lahir di Magelang, Jawa Tengah tahun 2005. Saat ini usiaku menginjak 18 tahun. Namaku Silvia Gading. Kata ayahku, namaku memiliki arti yang indah. Silvia memiliki arti wanita yang penuh inspiratif, memiliki selera yang bagus, penolong, dan memiliki hati yang lembut, sedangkan Gading memiliki arti kuat seperti gading gajah dan mampu menghadapi segaa kesusahan. Saat ini aku menempuh pendidikan lanjut dengan status sebagai mahasiswa semester 2 di sebuah Universitas Negeri di Kota Magelang, yaitu Universitas Tidar.

Aku adalah anak perempuan pertama dari 3 bersaudara. Kedua adikku juga bergender yang sama denganku yaitu perempuan. Adikku yang pertama saat ini berusia 15 tahun dan adikku yang kedua usianya terpaut cukup jauh denganku, dia saat ini berusia 2 tahun.

Kata orang Anak pertama, sosok yang membawa kegembiraan tak terkira bagi orang tua dan keluarga. Dari saat pertama kali mereka lahir, mereka membawa keajaiban yang tak terduga dan cahaya baru dalam kehidupan kita. Dari langkah-langkah pertama hingga pencapaian-pencapaian mereka yang pertama, anak pertama membawa kita dalam perjalanan yang penuh warna dan tantangan yang menggugah hati.

Anak perempuan pertama dalam sebuah keluarga adalah seorang yang istimewa. Dia sering menjadi teladan bagi adik-adiknya dan memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga keharmonisan keluarga. Dengan sifat lembut dan penuh kasih, dia membawa keceriaan dan kehangatan di rumah. Dia juga memiliki keinginan kuat untuk belajar dan berkembang, serta berusaha untuk mencapai impian dan cita-citanya dengan tekun. Kecerdasan dan kepekaannya membuatnya menjadi sosok yang peka terhadap perasaan orang di sekitarnya, dan dia selalu siap memberikan dukungan dan perhatian kepada mereka. Dengan sikapnya yang ramah dan penyayang, anak perempuan pertama ini menjadi penjaga ketenangan dan kebahagiaan bagi keluarganya.

Kembali ke ceritaku. Sebenarnya aku tidak memiliki hobi, tapi aku suka dengan sesuatu yang berbau seni. Aku suka dengan keindahan. Aku juga suka berenang , kata orang berenang bisa membuat tubuh kita makin tinggi, ya mungkin ada benarnya tapi sepertinya tidak berefek ditubuhku. Tinggiku 159 cm dengan berat badan 48. Dengan postur tubuh seperti itu, aku memiliki cita cita yang tinggi yaitu menjadi abdi negara.

Cita citaku bisa dibilang terlalu tinggi untuk golongan keluarga yang sederhana. Dari lubuk hatiku yang paling dalam sebenernya aku yakin kalau suatu saat cita citaku tersebut pasti akan terwujud walaupun rintangannya cukup berat.

Menginjak kelas 11 SMA, aku memulai kisah hidupku sebagai anak pertama yang pemuh dengan harapan, tujuan, dan tanggung jawab yang tinggi. Aku sadar bahwa hidup itu keras setelah dewasa. Semasa SD hingga SMP aku masih bisa menikmati hidupku tanpa beban. Dahulu di masa SD aku merasa bangga dengan diriku sendiri. Dulu aku sering mendapatkan nilai tertinggi di mapel apapun, bahkan akupun pernah mendapatkan rangking pertama sejak kelas 3 hingga kelas 6 SD. Aku selalu mendapatkan hadiah setiap kali menjadi juara kelas.

Saat smp aku juga masin bisa mempertahankan prestasiku. Bangga sekali dulu bisa masuk di SMP favorit walaupun pada awalnya itu bukan tujuan utama. SMP 4 Magelang itulah SMP ku. Banagia dan bangga selalu dirasakan orang tuaku apalagi ayanku. Doa dari orang tua itu paling utama. Di SMP 4 aku punya banyak teman, aku juga menemukan sahabat terbaik sampai saat ini. Di SMP 4 akupun bisa meraih rangking yang bagus, walaupun agak merosot, tapi itu tetap bagus karna saingannya juga banyak.

Sedikit cerita perjuanganku untuk mendapatkan julukan sebagai mahasiswa . Fase tersebut adalah fase terberat dan tersulit yang pernah aku alami selama aku hidup. Dengan gagalnya aku di pilihan pertama yang mana telah menjadi harapan besar bagiku. Rela berkorban waktu tenaga untuk bisa lolos tetapi ternyata kenyataan berkata lain. Aku gagal. Nilai yang kudapatkan tidak memenuhi syarat hanya kurang sedikit saja untuk berhasil. Saat itu, dimana hidupku terasa sangat gagal.

Aku kembali gagal dipilihan kedua. Gagal dan terus gagal. Hingga rasanya ingin menyerah. Tapi motivasi dan dukungan dari keluarga dan teman teman terus hadir dalam menemani prosesku. Baru gagal pertama sudah menyerah rasanya tidak pantas. Akhirnya, aku berhasil di pilihan ketiga, yang mana diriku sendiri pun tidak menyangka kalau akhlak, aku menjadi mahasiswa di Universitas Tidar di progam studi Ilmu Administrasi Negara. Aku anggap rejekiku tahun 2023 yaitu memang harus berkuliah di situ.

Dari sekian banyak pengalaman yang telah aku lakui, aku merasa bahwa menjadi anak pertama bukanlah hal yang mudah. Dimulai dengan di capnya aku menjadi anak pintar, disitulah aku belajar mempertahankan sesuatu yang telah didapatkan itu lebih sulit dari mendapatkannya diawal. Sesuatu yang baik pastinya akan menuntun kita untuk memberikan contoh yang baik kepada orang lain.

Yakinlah pada diri sendiri bahwa Allah akan selalu memberi kebahagiaan setelah memberikan ujian yang berat kepada hambanya. Semakin berat ujiannya maka semakin indah balasan yang akan Allah berikan. Sebagai anak pertama semua keluh kesah, rasa lelah, dan beban pasti selalu menyertai setiap perjalananya. Aku berharap lelahnya hari ini bisa terbalaskan suatu hari dimana akan menjadi hari yang sangat istimewa dalam hidupku.