Indonesia Kaya Akan Bahasa Daerah dan Bagaimana Pendapatnya?

Bahasa menurut Chaer (2006) merupakan suatu ungkapan yang mengandung maksud untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Sesuatu yang dimaksudkan oleh pembicara bisa dipahami dan dimengerti oleh pendengar atau lawan bicara melalui bahasa yang diungkapkan. Sedangkan menurut Amri (2015), bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan sesama manusia dalam berinteraksi melalui pertukaran simbol-simbol linguistik baik verbal maupun nonverbal. Dua hal tersebut di atas merupakan hakikat bahasa. Lantas, apa hubungannya dengan keragaman bahasa yang ada di Indonesia? Dalam hakikat bahasa, terdapat beberapa karakteristik bahasa itu sendiri, salah satunya adalah bahasa itu bervariasi. Sebab banyaknya variasi bahasa yang ada di Indonesia sendiri adalah kondisi geografisnya yang memunculkan berbagai suku dengan bahasa yang berbeda-beda yang kemudian disebut dengan bahasa daerah. Bahasa dan budaya mereka lahir dari nenek moyang yang kemudian dipelihara serta dilestarikan berdasarkan kebijakan lokal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi geografis Indonesia lah yang menyebabkan munculnya banyak bahasa di Indonesia yang lahir dari berbagai suku yang ada di Indonesia.

Referensi :
Haraha, R. A., & Pi, S. (2018). HAKIKAT BAHASA.

Wahyuni, I. (2015). Pendidikan Multikultural: Upaya Memaknai Keragaman Bahasa di Indonesia. Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam, 1(1), 79-96.

Hakikat bahasa, Bahasa pada dasarnya merupakan paduan antara unsur signifie dan signifiant (de Sausure, 1974). Signifie berupa konsep di dalam benak sipenutur (makna), sedangkan signifiant berupa tanda ujar (bunyi ujar).Berdasarkan teori struktural, bahasa merupakan suatu sistem tanda arbitrer yang konvensional.

Referensi :
Soeparno. 2002. Dasar-Dasar Linguistik Umum. Tiara Wacana.

Menurut Kridalaksana dan Djoko Kentjono (dalam Chaer, 2014:32) bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Indonesia memiliki 718
bahasa daerah yang sebagian besar warga negaranya menggunakan salah satu dari 718 bahasa tersebut sebagai bahasa ibu, meski bahasa Indonesia dituturkan oleh 90% warganya. penutur bahasa indonesia sering kali menggunakan versi sehari-hari dan/atau mencampuradukkan dialek melayu lainnya atau bahasa Indonesia.
Dari pengertian di atas dapat membuktikan bahwa Indonesia memiliki banyak bahasa daerah adalah hal yang lumrah, sebab banyaknya suku yang memiliki identitas masing-masing, perlu memiliki bahas sebagai saran komunikasi.

Referensi:
Bahasa Daerah di Indonesia. Data Pokok Kebahasaan dan Kesastraan, Kemdikbud RI.
Putrohari, R. D., dkk. (2015). “Diaspora Melanesia di Nusantara”. Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Halaman: 191-192. ISBN : 978-602-1289-19-8

Menurut Kridalaksana dan Djoko Kentjono hakikat bahasa adalah sistem atau lambang bunyi yang digunakan untuk anggota kelompok sosial digunakan untuk berkomunikasi, kerjasama dan identifikasi diri.

Bahasa daerah di Indonesia sendiri sangatlah banyak dan beragam. Bahasa daerah ini digunakan di setiap daerah untuk berkomunikasi antar sesama manusia di satu lingkungan yang sama. Seperti contohnya di daerah Jawa Tengah yang mayoritas menggunakan Bahasa Jawa sebagai alat komunikasi dengan orang lain yang juga tinggal di Jawa Tengah dan memahami Bahasa Jawa tersebut. Namun, sebagai sebuah negara kesatuan, Indonesia juga memiliki satu bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia yang dapat digunakan dimana pun kita berada di seluruh wilayah di Indonesia yang menyatukan segala perbedaan bahasa yang ada.

Sesuai dengan kaidah bahasa yang diungkapkan oleh Kridalaksana, bahasa daerah juga digunakan untuk beberapa orang dalam kelompok sosial untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan juga sebagai identitas dirinya. Hal ini membuktikan bahwa bahasa daerah yang ada di Indonesia semuanya diakui sebagai sebuah bahasa yang dapat digunakan untuk berkomunikasi walaupun jangkauannya sedikit kecil karena hanya dengan orang-orang dalam kelompok sosial yang sama-sama memahami bahasa daerah yang diucapkan.

Referensi:

Saraswati, Desi. (2008). Indonesia Kaya Bahasa. Jakarta: Pacu Minat Baca.

Kridalaksana, H. (2008). Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Menurut Djoko Kenjono (Chaer, 2003: 30), bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentitikasikan diri.Setiap daerah pasti memiliki bahasa yang berbeda-beda.Perbedaan itulah yang menjadikan bahasa sebagai indentitas suatu daerah.Gaya berbicara yang dimiliki individu dan menjadi ciri khasnya disebut dengan ideoiek (Malmkjear, 1991:344).Misalnya saja bahasa Sunda,bahasa Sunda merupakan identitas Provinsi Jawa Barat.Bahasa sunda banyak sekali dikenali oleh masyarakat IndonesiaIdentitas suatu daerah perlu kita pertebal dengan cara melestarikaanya dan juga membuat terobosan baru agar bahasa tersebut dapat dikenal oleh banyak orang.

Santoso, B. (2006). Bahasa dan identitas budaya. Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan, 1(1), 44-49.

Menurut Kushantanti (2005:3), Bahasa adalah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Koentjaraningrat (1992:15) menyatakan bahwa bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Sehingga, keanekaragaman bahasa tidak dapat dipisahkan dari keanekaragaman budaya. Infografis diatas menunjukkan bahwa bangsa Indonesia memiliki berbagai bahasa daerah. Dapat disimpulkan bahwa keanekaragaman bahasa yang dimiliki merupakan cerminan dari keanekaragaman budaya bangsa. Anggota kelompok masyarakat yang memiliki kebudayaan sama akan menggunakan bahasa yang sama sehingga dapat mengidentifikasi diri.

Referensi:
Chairunnisa, C. (2018). Bahasa dan Kebudayaan. Jurnal of Education Scientis Universitas Ekasakti, 2 (1).

Hakikat bahasa merupakan inti sari (kenyataan sebenarnya dari bahasa). Menurut Poerwadarminta (2007: 80) bahasa adalah sistem lambang yang berupa sembarang bunyi (bunyi bahasa) dipakai orang untuk melahirkan pikiran dan perasaan dalam memperluas pengetahuan. Kemudian, menurut Kridalaksana dan Djoko Kentjono (Chaer, 2014 : 32) bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri.

Dilihat dari kedua hakikat bahasa yang dikemukakan oleh para ahli di atas, menurut pendapat saya fakta ilmiah tentang Indonesia kaya akan bahasa daerah itu sangat benar adanya. Mengapa demikian? Karena bahasa itu salah satu fungsinya sebagai alat komunikasi, sehingga bahasa daerah juga digunakan sebagai penyalur untuk berkomunikasi antar kelompok disuatu daerah.

Sumber referensi :
Thabroni, Gamal. (2020). Hakikat dan Pengertian Bahasa: Isi, Sifat Dasar & Ciri Khusus. Diakses dari https://www.google.co.id/amp/s/serupa.id/hakikat-dan-pengertian-bahasa-isi-sifat-dasar-ciri-khusus/.

Abdhul, Yusuf. (2021). Hakikat Bahasa: Pengertian, Sifat, Fungsi Dan Ciri. Diakses dari https://penerbitbukudeepublish.com/materi/hakikat-bahasa/.

Menurut Prof. Dadang, mengambil konsep dari Wawasan Nusantara, Bahasa Indonesia memiliki substansi sebagai tiang pancang keekaan dalam kebhinekaan serta sebagai tiang pancang kesatuan bangsa. Hal ini sesuai dengan hakikat bahasa yaitu hidup pada sebuah proses interaksi sosial.

“Dari interaksi sosial inilah muncul bahasa sebagai alat kekuasaan. Kata-kata yang terlontar dari seorang komandan akan berbeda hirarkinya dengan kata-kata seorang prajurit,” kata Prof. Dadang.

Referensi: Kantor Komunikasi Publik. (2014) “Bahasa Daerah dan Bahasa Asing Perkuat Identitas Bahasa Indonesia”

Setiap daerah memiliki kondisi geografis dan latar belakang budaya yang berbeda. Lingkungan mempengaruhi bahasa yang digunakan. Dalam Ethnologue: Language of The World (2005) dikemukakan bahwa di Indonesia terdapat 742 bahasa. Hal itu sesuai dengan hakikat bahwa bahasa itu bervariasi. Selain itu, variasi bahasa mencerminkan suatu identitas masyarakat setempat sebagai kelompok sosial karena melalui bahasa dapat diketahui cara pandang suatu masyarakat tentang sesuatu serta aturan, tradisi, dan kepercayaan sebuah kelompok etnik (Dixon 1997: 135)

Referensi :

Alek. (2018). Linguistik Umum. (Ed. 1). Jakarta: Penerbit Erlangga

Tondo, Henry. (2009). Kepunahan Bahasa-Bahasa Daerah: Faktor Penyebab dan Implikasi Etnolinguistik. Jurnal Masyarakat dan Budaya. 11(2), 277-296

Keberagaman bahasa daerah yang dimiliki Indonesia tidak bisa dipungkiri sejalan dengan wilayah yang luas serta keberagaman suku dan budaya didalamnya.Bahasa memiliki sebuah kaitan yang sangat penting dalam kehidupan manusia terutama s bagai alat untuk berkomunikasi.Seperti apa yang dipaparkan oleh Chaer (2006) Bahasa merupakan suatu ungkapan yang mengandung maksud untuk
menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Sesuatu yang dimaksudkan oleh
pembicara bisa dipahami dan dimengerti oleh pendengar atau lawan bicara
melalui bahasa yang diungkapkan. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat
komunikasi.
Indonesia sebagai bangsa plural, majemuk, multikulturaldan multilingualisme, maksudnyaupaya menciptakan dan menjamin keberagaman komunitas dapat tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Pengakuan suatu fenomena sosial yang berkembang di era globalisasi, keterbukaan kebudayaan dan keragaman bahasa, keragaman bahasa disebut sebagai bahasa daerah.1Indonesiamemiliki lebih kurang 750 bahasa daerah, Jumlah penduduk 255, 4 juta jiwa, sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki lima kepulauan besar dan kurang lebih 1120 suku bangsa menurut BPS (Badan Pusat Statistik) Tahun 2015.
Nah, dengan apa yang telah dijelaskan oleh Chaer (2006) kita ketahui bahwa bahasa sangat dibutuhkan bagi manusia, terkhusus bagi Indonesia yang memiliki berbagai macam budaya,maka penting juga memiliki bahasa yang mampu menyampaikan maksud sesuuai apa yang dikehendaki oleh penduduk khususnya kaitannya dalam berkomunikasi.

Referensi :
Haraha, R. A., & Pi, S. (2018). HAKIKAT BAHASA
Anwar, Miftahulkhairah, Konstruksi Kosubordinasi dalam Bahasa Indonesia (Perspektif Linguistik Fungsional), Jurnal Ranah: Kajian Bahasa, Vol. 8 No. 1, Juni 2019, h. 1-17

Santoso, dkk. (2004:1.2) mengatakan bahwa ujaranlah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Selain itu, menurut Keraf (1986) bahwa apakah setiap ujaran itu mengandung makna atau tidak, haruslah ditilik dari konvensi suatu kelompok masyarakat tertentu. Setiap kelompok masyarakat bahasa, baik kecil maupun besar, besar, secara konvensional telah sepakat bahwa setiap struktur bunyi ujaran tertentu akan mempunyai arti tertentu pula. Konvensi-konvensi masyarakat itu akhirnya menghasilkan bermacam-macam satuan struktur bunyi yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Kesatuan-kesatuan arus-ujaran tadi yang mengandung suatu makna tertentu secara bersama-sama membentuk perbendaharaan kata dari suatu masyarakat bahasa.

Berdasarkan pernyataan hakikat bahasa diatas , dapat disimpulkan bahwa banyaknya bahasa daerah yang ada di Indonesia wajar adanya dan hal itu terjadi karena kemajemukan masyarakat Indonesia. Kemajemukan dari setiap masyarakat Indonesia inilah yang membuat masing-masing dari kelompok mereka menghasilkan satuan struktur bunyi yang berbeda antara satu dengan yang lain dan hasilnyatanya terlihat dengan adanya berbagai macam bahasa daerah serta dialek yang ada di Indonesia.

Sumber dan referensi:
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M., Dra.Andi Nurfaizah, M., Drs. Latri S, S. M., Prof.Dr.H. Pattabundu, M., & Widya Karmila Sari Achmad, S. M. (2016). SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD. Retrieved from 123dok Web site: https://123dok.com/document/1y9rrpwy-sumber-belajar-penunjang-plpg-mata.html

Devitt & Hanley (2006:1);Noermanzah (2017:2) mengungkapkan bahwa bahasa merupakan pesan yang disampaikan dalam bentuk ekspresi sebagai alat komunikasi pada situasi tertentu dalam berbagai aktivitas. Ekpresi dalam hal ini berkaitan dengan unsur segmental dan suprasegmental baik lisa atau kinestetik, sehingga sebuah kalimat dapat berfungsi sebagai alat komunikasi dengan pesan berbeda apabila ekpresi yang menyampaikan juga berbeda.

Adanya ragam bahasa daerah yang ada di Indonesia timbul seiring dengan perubahan di dalam masyarakat. Perubahan tersebut berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai dengan keperluannya. Ada beberapa factor sebagai penyebab timbulnya ragam bahasa yang ada di Indonesia, yakni seperti di bawah ini,

  1. Faktor Budaya Setiap daerah mempunyai perbedaan kultur atau daerah hidup yang berbeda,
    seperti di wilayah Jawa dan Papua serta beberapa wilayah Indonesia lainnya.

  2. Faktor Sejarah Setiap daerah mempunyai kebiasaan (adat istiadat) dan bahasa nenek moyang
    sendiri-sendiri dan berbeda-beda, antara daerah satu dengan daerah lainnya.

  3. Faktor Perbedaan Demografi Setiap daerah memiliki dataran yang berbeda, seperti wilayah di daerah pantai, pegunungan yang biasanya cenderung mengunakan bahasa yang singkat jelas dan
    dengan intonasi volume suara yang besar dan tingi. Berbeda dengan daerah pemukiman padat penduduk yang menggunakan bahasa lisan yang panjang lebar disebabkan lokasinya yang saling berdekatan dengan intonasi volume suara yang kecil.

Referensi:

Putrayasa, I. G. N. K. (2018). RAGAM BAHASA INDONESIA. Universitas Udayana.

Noermanzah, N. (2019). Bahasa sebagai alat komunikasi, citra pikiran, dan kepribadian. In Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Sastra (pp. 306-319).