Impian yang Gagal dan Harapan Baru

Hai sahabat mijil!

Pada kesempatan kali ini, aku ingin berbagi kisah tentang perjuaganku untuk mendapatkan sebuah kampus impian. Bercerita tentang sebuah impian yang gagal tercapai dan semangat baru untuk menjalani hari-hari sebagai mahasiswa baru.

Sebelum kita mulai cerita ini, ayo kita kenalan lebih dulu:) Aku adalah mahasiswa baru dari sebuah kampus terkenal di Solo dan aku berasal dari kota pejuang. Yuk, simak kisahku!!

16 Juli 2018 aku resmi bersekolah di salah satu SMA di kotaku. Berada di jenjang SMA membuatku menyadari bahwa aku berada pada tahap yang lebih serius. Pada kelas 11, aku mulai menyadari bahwa minat dan bakatku berada di bidang matematika. Maka dari itu, aku mulai berselancar mencari informasi, kira-kira jurusan apa yang cocok untuk orang yang senang berhitung. Ada beberapa pilihan yang sempat aku kantongi, yaitu matematika murni, statistika, dan pendidikan matematika. Pada kelas 12 awal, aku memutuskan untuk mengejar jurusan statistika dari tiga pilihan yang sempat kukantongi karena beberapa alasan. Pertama, aku tidak berani memilih matematika murni sebab merasa akan terlalu kompleks. Kedua, aku bukan orang yang pandai dalam menjelaskan sesuatu sehingga aku merasa tidak cocok dengan jurusan pendidikan.

Pada semester 2 kelas 12 mulai disibukkan konseling dengan guru BK mengenai pemilihan jurusan yang sesuai. Saat itu aku sudah mantap ingin mengejar jurusan statistika. Aku termasuk dalam 40 persen siswa yang mengikuti jalur SNMPTN. Sebenarnya aku mengincar UGM dan UNDIP, namun karena seseorang yang berperingkat di atasku sudah menetapkan statistika UGM sebagai pilihan pertama maka aku hanya berani mengisi 1 pilihan yaitu statistika UNDIP. Pengumuman dibuka pada tangggal 22 Maret 2021 dengan hasil bahwa aku tidak lolos. Oke, aku akan berjuang lagi. Lalu aku mendaftar SBMPTN dengan pilihan pertama statistika UGM dan pilihan kedua statistika UNDIP. Aku mengikuti ujian di UGM dengan harapan dapat lolos disana. Sayangnya, pada tanggal 14 Juni 2021 lagi-lagi aku ditolak. Saat itu aku sudah sedikit merasa putus asa. Aku berniat mengukiti UTUL UGM, namun saat pembuatan akun ada kesalahan sehingga aku harus merelakan impianku untuk berkuliah disana. Setelah itu, aku mendaftar sekitar 3 PTN untuk mengikuti jalur mandiri, yaitu UNDIP, UNS, dan UNY. Di UNDIP aku masih memperjuangkan statistika, namun tertolak. Di UNS aku sempat berpikir mengambil satistika lagi, namun ragu karena akreditasnya masih B. Lalu orang tuaku menyarankan untuk mengambil pendidikan saja dengan stigma setelah lulus bisa langsung mengikuti ujian CPNS agar tidak terlalu lama menjadi guru honorer. Setelah bimbang seharian, aku akhirnya mengisi pilihan pertama yaitu S1 Pendidikan Matematika dan ternyata saat pengumuman aku dinyatakan lolos. Antara senang akhirnya mendapatkan ucapan selamat setelah ditolak berkali-kali dan sedih karena bukan jurusan impianku.

Namun, sekarang di sinilah aku. Bersama keluarga besar Pendidikan Matematika UNS 2021. Bertemu dengan banyak teman dari berbagai daerah bahkan luar pulau. Belajar menjadi mahasiswa yang bertanggung jawab dan menjalankan tugasnya dengan baik. Walau pernah merasa sedih, sekarang aku bersyukur dengan hasil yang aku capai. Ada banyak orang di luar sana yang mungkin harus berjuang lebih banyak untuk bisa berada di posisiku. Jadi, aku akan menuntaskan studi ini dengan baik dan menikmatinya segala prosesnya😊