Impian Masa Kecil Setengah Jalan

Hai teman-teman, aku akan bercerita sedikit tentang pengalamanku. Sejak kecil, aku sudah senang sekali dengan dunia perkantoran. Sampai-sampai aku bercita-cita sebagai pegawai yang bekerja di sebuah kantor dan bertugas mencatat atau membuat laporan dalam komputer.

Namun, yang namanya cita-cita pasti berubah-ubah. Apalagi cita-cita anak yang belum paham betul dunia pekerjaan. Saat SMP, aku berpikiran untuk menjadi guru. Kemudian, di SMA kelas 10 aku bercita-cita sebagai apoteker. Lalu, di kelas 11 sampai 12 aku bercita-cita sebagai perawat.

Awalnya, aku sudah berniat untuk mewujudkan cita-citaku menjadi seorang perawat. Dimulai dengan aku mendaftar jalur SIMAMA di salah satu Poltekkes terkenal program studi keperawatan yang bertempat di kampus utama. Di jalur SIMAMA tahun 2020 kemarin tidak jadi diadakan tes, tetapi diganti dengan nilai rapot. Aku senang sekali bisa mendaftar di Poltekkes Surabaya, apalagi teman aku ada yang daftar juga walaupun beda prodi. Jadi, aku berpikir seandainya aku diterima nanti aku sudah memiliki teman kos.

Tiba saat pengumuman, aku diterima di Poltekkes tetapi temanku tidak diterima. Aku senang bisa diterima dan aku pun berbicara dengan keluarga mengenai diterimanya aku di Poltekkes. Setelah berunding lama dengan keluarga, mereka seperti kurang menyetujui langkahku untuk melanjutkan proses masuk ke Poltekkes karena beberapa alasan.

Keluargaku berpesan untuk mempertimbangkan lagi keinginanku untuk menjadi perawat dan memikirkan risiko-risiko yang akan aku alami. Apalagi pada saat itu kasus Covid-19 sedang gempar-gemparnya. Mereka juga berpendapat, kalau aku kuliah di prodi keperawatan nantinya aku hanya bisa berkecimpung dalam bidang kesehatan dan peluang untuk bekerja juga dalam lingkup kesehatan saja.

Dengan pertimbangan yang betul-betul matang aku memutuskan untuk tidak melanjutkan pendaftaran di Poltekkes karena saat itu cita-citaku juga masih mengambang. Jadi, belum yakin 100% untuk menjadi perawat. Setelah itu, aku berusaha untuk mencari program studi lain yang sesuai dengan minatku.

Saat aku berpikir jurusan yang akan aku ambil. Hanya ada beberapa jurusan yang terus ada di kepalaku yaitu, akuntansi, statistika, dan manajemen. Tidak ada solusi dari aku sendiri akhirnya aku meminta pendapat orang tua. Mereka memberikan masukan mengenai jurusan apa saja yang memiliki prospek kerja yang bagus. Salah satu contohnya yaitu akuntansi. Setelah tercetusnya program studi akuntansi, aku berusaha mencari kampus yang ada program studi D3 Akuntansi dan masih membuka pendaftaran karena saat itu aku terlanjur tidak mengikuti UTBK.

Kebetulan juga, di sekitar daerahku tinggal ada kampus baru yaitu Kampus UNS Madiun. Di sana, ada 3 program studi yaitu D3 Akuntansi, D3 Teknik Informatika, dan D3 Teknologi Hasil Pertanian. Aku pun memutuskan untuk mendaftar di program studi akuntansi PSDKU dan diterima di jalur Seleksi Umum Masuk Diploma (SUMD) gelombang 2.

Setelah aku menjalani perkuliahan ini, aku baru menyadari bahwa dengan tidak sengaja cita-cita masa kecilku muncul kembali. Aku dulu menginginkan bekerja sebagai pegawai sebuah kantor dan bertugas mencatat atau membuat laporan dalam komputer. Dengan aku berkuliah di program studi akuntansi ternyata akan selaras dengan cita-cita masa kecilku. Jadi, sekarang ini aku lebih mensyukuri apa yang sudah aku dapatkan di segala pengalaman hidupku karena hidup itu mengandung banyak makna dan setiap makna hidup harus kita jadikan sebagai pedoman kita untuk menuju kehidupan yang lebih baik nantinya.