Impian ku dimasa kecil yang mulai terbangun di bangku kuliah

Oleh : Yunita Syiyamul Masriah

Ketika kita berbicara tentang impian atau angan-angan dalam kehidupan, pasti semua orang mempunyainya, terlebih kita sebagai manusia dituntut untuk kemudian bisa berhasil dan sukses dimasa menandatang. Banyak sekali impian-impian sebagai seorang anak untuk membanggakan keluarga khususnya orang tua. Bahkan sedari kecil kita selalu saja ditanya “apa cita-cita mu nanti?, “kalo udah besar kamu mau jadi apa?”, dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang pasti kita temui dalam kehidupan kita, baik dilingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah. Ketika kita mendapati pertanyaan itu, pasti kita akan menjawab dengan apa yang kebanyakan orang jawab dan bisa saja yang kebanyakan orang inginkan, begitu juga dengan saya. Sedari kecil saya selalu menginginkan menjadi seorang perawat, entah hanya ikut-ikutan atau memang benar adanya yang jelas itu hanya impian seorang anak kecil yang belum tau apa-apa.

Berawal dari impian anak kecil yang ngasal mengimpikan, ternyata ketika saya sudah menginjak usia remaja saya betul-betul menginginkan menjadi seorang perawat. Saya sudah mulai bisa berfikir bahwa selain mempunyai prospek kerja yang luas, menjadi seorang perawat merupakan profesi yang mulia, menolong dan merawat pasien tanpa memandang status orang misalnya. Selain itu dengan kesabaran, kelembutan, dan keikhlasan hati seorang perawat akan membuat pasien lebih semangat untuk cepat sembuh.

Keinginan saya yang betul-betul ingin menjadi perawat muncul ketika mendekati ujian nasional tingkat SMP. Kemudian saya menyampaikan keinginan besar tersebut kepada orangtua saya, bahwa setelah lulus SMP saya berkeinginan untuk lanjut sekolah keperawatan. Diluar dugaan ternyata orangtua tidak mengiyakan keinginan saya, dengan alasan biaya sekolah keperawatan sangat mahal, dan orangtua saya tidak menyanggupinya. Singkat cerita, karena saya tidak diizinkan untuk melanjutkan sekolah keperawatan, orang tua justru menyarankan saya untuk melanjutkan sekolah di Madrasah Aliyah dengan alasan untuk memperdalam agama. Ketika itu saya benar-benar sedih dan sangat kecewa. Seiring berjalannya waktu, pada akhirnya saya terima dengan ikhlas saran dan keputusan dari orangtua, sehingga mendorong saya untuk mendaftar sekolah di Madrasah Aliyah. Di Madrasah Aliyah ternyata hanya ada 3 jurusan, yaitu : IPA, IPS, & PK (Progam Keagamaan), dari ketiga jurusan tersebut saya memilih jurusan IPA, kenapa saya memilih jurusan IPA karena saya masih berharap suatu saat nanti masih bisa mewujudkan impian untuk menjadi seorang perawat.

Hari demi hari saya lewati dengan penuh lika-liku, mulai dari sedih, bahagia, menyenangkan, dan sampai dimana saya berada diujung dunia pendidikan Aliyah, setelah tiga tahun berada di bangku Aliyah. Karena masa sekolah sudah berakhir, waktunya untuk mencari informasi tentang dunia perkuliahan. Pada waktu itu saya masih yakin dengan keinginan saya untuk bisa kuliah di keperawatan, kemudian suatu hari saya bertanya lagi kepada orangtua dan kedua kakak saya apakah diperbolehkan jika saya melanjutkan kuliah keperawatan. Awalanya orangtua saya masih menolak untuk mengiyakan keinginan saya, tetapi kedua kakak saya mendukung dan siap membantu membiayai kuliah saya. Saya sangaat bersyukur senang sekali dan Alhamdulillah karena ini merupakan langkah awal saya untuk menggapai cita-cita menjadi seorang perawat. Setelah itu, kemudian saya mencari informasi dari berbagai sumber, diantaranya rekomendasi dari tetangga yang kuliah di keperawatan, internet, dan langsung ke kampus untuk bertanya lebih jelas tentang keperawatan. Dan akhirnya saya memilih program studi D3 Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta. Yang sampai sekarang masih menjadi tempat favorit saya untuk mengenyam ilmu, terlebih ini merupakan gerbang untuk mewujudkan impian saya sedari kecil. Dan harapan terbesar saya semoga berawal dari sini saya benar-benar bisa menggapai keinginan saya (Aamiin).