Ikhlas Adalah Cara Yang Terbaik

perayaan mati rasa

Hai, aku mau cerita sedikit tentang kisah percintaan ku pada masa awal kuliah. Aku adalah mahasiswa baru 2023, aku berniat untuk tidak mengenal cinta selama aku kuliah namun itu semua hancur seketika.
Ketika sudah masuk perkuliahan, ada seseorang yang menyukai ku. dia lucu, manis, baik, itu pandanganku saat pertama kali ketemu dia. Aku mengetahui itu dari teman-teman nya dan dia pun juga menunjukkan rasa sukanya ke aku, dengan dia selalu mengajak aku ngobrol dan selalu exited kalo ada aku itu terlihat di wajah nya, pada saat itu aku merasa “dia kayaknya beneran suka sama aku ya, tapi apa cuman main-main?”, aku masih ragu jadi aku tidak terlalu merespon dia dan menganggap teman biasa. Sampai akhirnya aku mendapatkan kabar dari teman-teman ku, ternyata dia sudah mempunyai pasangan. Pada saat itu kepala ku penuh dengan pertanyaan yang membuat aku bingung, ko bisa dia sudah mempunyai pasangan tapi ngejar aku sebegitu nya, aku tidak bisa bohong kalo ini sedikit sakit. Setelah itu aku tidak merespon dia lebih dan temen-temen ku tidak setuju aku dekat dengannya. Beberapa hari kemudian aku ada acara kumpul bersama dan dia juga datang, setelah disitu dia mulai berani chat aku dengan basa-basi cari perhatian. Aku salah karna merespon chat dia dan akhirnya kita chat panjang.
Singkat cerita kita berangkat ke kampus bareng. Teman-temanku yang mengetahui itu langsung tidak menerima, aku diacuhkan oleh mereka huhuhu. Akhirnya aku cerita semuanya kedia, singkatnya aku menanyakan apa maksud perlakuan dia terhadap aku selama ini. Aku berusaha untuk tegas agar aku bisa membatasi dekat dengannya. Pada saat itu juga dia menceritakan kisah dia dengan pasangannya yang dia bilang ingin dia sudahi karna dia sudah hilang respect terhadap pasangannya. Dia bilang dia akan mengakhiri hubungannya dengan kekasihnya, dan seakan-akan meyakinkan ku untuk semua itu. Setelah dia bercerita, disitu kita sepakat untuk jalanin sampai dia siap untuk mengakhiri hubungannya dengan kekasihnya. Entah betapa bodoh nya aku, yang percaya dengan janji manis nya dan berpikir kita akan bisa bersama. Disatu sisi aku mau dia memperbaiki hubunganya dengan kekasihnya, disaat kita mejalankan hubungan gelap haha… aku selalu menyarankan untuk dia kembali dengan kekasihnya, aku tetap ingin mereka kembali membaik.
Sejujurnya, aku memang pengen sama dia. Dia adalah seseorang yang aku cari, dia termasuk kriteria tipe ku. Dia seseoranga yang penyayang, dia lembut, sabar, perhatian, selalu ada buat aku, ya walaupun ternyata sikap itu semua berlangsung di awal-awal aja haha. akhirnya kita jalanin, satu bulan masih aman, kita masih so weet kayak layak nya orang pacaran, kita kemana-mana selalu berdua. Dua bulan mulai dia dengan kekasihnya sering main, jalan bareng dibanding biasanya, intinya sudah mulai membaik. Tapi pada saat itu juga ternyata aku sudah kebawa perasaan, aku terlalu sayang sama dia, sampai akhirnya aku takut kehilangan dia. Tiga bulan dia makin membaik dengan kekasihnya, dan dia mulai berubah drastis kepadaku, tidak seperhatian dulu, cuek, kasar, dan di chat juga dry text. Pada saat itu aku merasakan sakit sekali, bingung rasanya. Sampai akhirnya temen ku bilang, kalo dia menunggu aku selesaikan hubungan ini dengannya. Aku sadar, bahwa yang selama ini aku genggam erat-erat ternyata semua sia-sia dan hanya aku yang mengharapkan lebih dari hubungan ini. Bohong kalau aku tidak kecewa, setelah itu aku mengakhiri hubungan ini dengan berat hati dan demi kebaikan dia dengan kekasihnya.
Ini semua tidak berjalan dengan apa yang dia katakan dulu, ‘dia akan mengakhiri hubungannya dengan kekasihnya’ nyatanya itu semua tidak terjadi. Aku terlalu hanyut dalam sikap manisnya sampai aku percaya dengan janji manisnya, betapa bodohnya aku. Sikap dia yang seakan-akan aku akan jadi miliknya itu semua bohong. Pada akhirnya aku hanya rumah singgah untuk nya dan aku hanya obat sementara disaat dia terluka. Walau aku harus menata mental ku kembali dari awal, menghilangkan memori menyakitkan bagi ku dan menghiklaskan semua yang tejadi. Sejujurnya, ini bukan hal yang mudah bagiku… ini adalah trauma dan luka yang serius. Aku bersamanya tidak mudah, aku harus merasakan cacian dan makian orang-orang tapi ternyata endingnya tetap tidak bisa bersama dan disakiti oleh sikapnya. Setelah mengetahui kebenaranya pun aku tidak kalah sakit dan hancur, aku harus bagaimana? Aku sudah tidak ada harga diri nya. Kebenaran apa? Dia hanya main-main selama dengan ku, dia bahkan menjelek-jelekan ku kepada teman-temannya. Wajar kalau aku kecewa dan sakit, lupain semua luka ini memang tidak gampang mungkin akan terkenang sampai aku tidak ada. Tapi ada satu hal yang membuat aku tenang selama ini adalah ikhlas, ikhlas semua yang terjadi. Aku ikhlas dengan apa yang diperlakukan dia terhadap ku, aku tidak benci dan aku tidak dendam karna itu bukan cara menyelesaikannya tapi caranya adalah ikhlas. Terimakasih sudah hadir sementara di hidupku dan meningggalkan luka yang hebat. Bahagia selalu yaa