Hubungan Semantik dan Sintaksis dalam Linguistik

Secara tradisional, semantik dan sintaksis dipandang memiliki objek kajian yang berbeda. Walau demikian, ada kalanya dua cabang ilmu linguistik ini bersinggungan satu sama lain. Mengutip Chomsky dalam bukunya Syntactic Structure (dalam Partee, 2014), gagasan tentang makna struktural sebagai lawan dari makna leksikal perlu dipertanyakan karena perangkat tata bahasa yang terkandung dalam sebuah bahasa digunakan cukup konsisten sehingga makna dapat disampaikan atau disimpulkan secara langsung. Namun, ditemukan banyak korelasi penting antara struktur sintaksis dengan makna. Rupanya, kecurigaan Chomsky tersebut benar adanya. Sebagai penjelasan, mari kita perhatikan dua contoh kalimat di bawah ini:

(1) Dijamin tidak luntur.
(2) Luntur tidak dijamin.

Dua kalimat di atas dibentuk dari unsur atau kata yang sama. Susunan keduanya sama-sama benar atau memenuhi kaidah sintaksis. Walau demikian, makna dari kedua kata tersebut tidaklah sama. Kalimat (1) dapat dimaknai sebuah barang yang diacu dalam kalimat dijamin atau dapat dipastikan tidak luntur, sedangkan kalimat (2) menyiratkan makna bahwa sebuah barang yang diacu dalam kalimat memiliki kemungkinan untuk luntur. Dua contoh kalimat tersebut menunjukkan bahwa meskipun kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia memiliki unsur pembentuk yang sama, belum tentu maknanya akan sama pula. Contoh tersebut menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara makna dari tiap unsur kalimat secara leksikal dengan struktur sintaksisnya. Dari pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara semantik dan sintaksis.

Kalimat didefinisikan sebagai runtutan kata yang gramatikal dan memuat makna lengkap (Parera, 2004). Makna kalimat tidak hanya ditentukan oleh jumlah unsur pembentuknya, tetapi juga runtunan atau urutan dari unsur-unsur pembentuknya. Asumsi tersebut kemudian menjadi titik tolak klasifikasi makna menjadi makna leksikal dan makna struktural (gramatikal) (Suhardi, 2015). Makna leksikal merupakan makna berdasarkan kamus, sedangkan makna struktural adalah makna kata dalam kalimat. Parera (2004) menyatakan bahwa makna sebuah kalimat merupakan kombinasi antara makna leksikal unsur pembentuknya dan makna strukturalnya. Dalam ilmu semantik, pendekatan yang mengkaji makna dengan paradigma tersebut merupakan pendekatan semantik kombinatarial.

Referensi:
Parera, J. D. (2004). Teori semantik. Erlangga.
Partee, B. H. (2014). A brief history of the syntax-semantics interface in Western formal linguistics. Semantics-Syntax Interface, 1(1), 1–21.
Suhardi. (2015). Dasar-dasar Ilmu Semantik. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

1 Like