Hubungan Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Perubahan Status Gizi Balita Gizi Kurang

Masa lima tahun pertama kehidupan anak merupakan masa golden age dimana masa tersebut pertumbuhan fisik merupakan hal yang sangat penting karena sekitar 90% sel – sel otak anak akan tumbuh dan berkembang. Namun masa ini sering kali diabaikan oleh orang tua dan timbulah masalah kesehatan serius pada balita pada masa ini maupun masa yang akan datang.
Masalah gizi pada anak di Indonesia ada beberapa macam seperti stunting, wasting, gizi kurang dan lain sebagainya, masalah tersebut dapat menganggu peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas yang ada di Indonesia. Peningkatan sumber daya manusia dimulai dari pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan perhatian utama diberikan sejak masa tumbuh kembang anak dimulai sejak pembuahan sampai dewasa muda. Masalah gizi terjadi pada balita disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor langsung dan tidak langsung. Faktor langsung terjadi karena makanan yang dikonsumsi dan penyakit ineksi yang diderita oleh balita tersebut. Faktor tidak langsung seperti ketahanan pangan keluarga, pola asuh dari orang tua serta pelayanan kesehatan yang kurang mendukung. Kehidupan seorang anak sangat bergantung pada orang tua terkhususnya ibu, sehingga pendidikan seorang ibu akan mempengaruhi status gizi anak.
Status gizi menggambarkan kondisi yang disebabkan dari keseimbangan antara asupan zat gizi dari makanan dengan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk metabolism tubuh (Harjatmo et al., 2017). Gizi kurang merupakan suatu keadaan dimana kebutuhan nutrisi pada tubuh tidak terpenuhi dalam jangka waktu tertentu, sehingga tubuh akan memecah cadangan makanan yang berada dibawah lapisan lemak dan lapisan organ tubuh (Adiningsih,2010). Balita adalah anak yang berumur 0 – 59 bulan, pada masa ini ditandai dengan proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan disertai dengan perubahan yang memerlukan zat - zat gizi yang jumlahnya lebih banyak dengan kualitas yang tinggi. Akan tetapi, balita termasuk kelompok rawan gizi serta mudah menderita Kelaina gizi karena kekurangan makanan yang dibutuhkan. Konsumsi makanan memegang pernanan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak sehingga konsumsi makanan berpengaruh besar terhadap status gizi anak untuk mencapai pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak (Ariani, 2017)
Mengatasi masalah kekurangan gizi yang terjadi pada kelompok usia balita gizi kurang perlu diselenggarakan pemberian makanan tambahan (PMT) dengan tujuan meningkatkan status gizi anak sehingga tercapai status gizi yang baik sesuai kelompok umur balita tersebut. Dari kasus tersebut menggunakan Uji Mc Nemar untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan pemberian makanan tambahan terhadap status gizi anak balita gizi kurang. Dengan asumsi penelitian menggunakan tingkat kesalahan 5%. Penelitian ini menggunakan 70 balita dan berlangsung dari bulan Oktober 2015 sampai Januari 2016.
Sampel penelitian ini ialah balita menderita gizi kurang yang telah selesai diberikan program pemberian makanan tambahan. Hasil penelitian tersebut terdapat 36 sampel berjenis kelamin laki – laki dan 34 sampel berjenis kelamin perempuan. Usia yang sering mengalami gizi kurang ialah 0 – 24 bulan sebanyak 36 anak, 37 – 48 bulan 15 anak, 25 – 36 bulan 13 anak, 45 – 59 bulan 6 anak. Usia 12 – 24 bulan berada pada masa perkembangan kritis terutama perkembangan otak sehingga diperlukan perhatian khusus dari makanannya agar tidak menimbulkan masalah gizi untuk kedepannya.
Faktor yang berpengaruh terhadap status gizi balita yaitu umur anak, jenis kelamin, usia orang tua, jumlah anggota keluarga dan lama menyusui, tempat tinggal yang kurang higienis, tingkat perekonomian yang rendah mempengaruhi tumbuh kembang anak. Semakin besar pendapatan orang tua, maka kebutuhan gizi anak akan terpenuhi.
Gizi balita baik jika terdapat keseimbangan dan keserasian antara perkembangan fisik dan mental balita, dimana keadaan status gizi ditunjukkan oleh konsumsi makanan yang diterima. Pemberian makanan tambahan kepada 70 balita berupa beras, kacang hijau, susu dan biskuit dengan hasil status gizi anak sudah naik, sebanyak 56 balita dengan status gizi normal dan 14 balita dengan gizi Ternyata pemberian makanan tambahan sangat berpengaruh terhadap perubahan status gizi balita khususnya balita dengan gizi kurang.

Daftar Pustaka
Adiningsih, S. 2010. Waspadai Gizi Balita Anda. (A. Kusrianto, Ed.) (1st ed.). Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Ariani. 2017. Ilmu Gizi. Yogyakarta. Nuha Medika.
Harjatmo, S; Par’i, H;& Wiyono, S. 2017. Penilaian Status Gizi. Kemenkes RI: Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan.
Kevin H. Hosang; Adrian Umboh; Hesti Lestari. 2017. Hubungan Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Perubahan Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang.