Hubungan kekerabatan antar bahasa disiratkan oleh waktu

Banyak orang tidak menyadari bahwa bahasa-bahasa saling berkaitan dan berhubungan. Setiap kosakata dalam bahasa memiliki kekerabatan dengan kosakata dalam bahasa lain. Penentuan kekerabatan bahasa satu dengan lainnya membutuhkan teknik yang disebut Leksikostatistik. Leksikostatistik adalah suatu teknik dalam mengelompokan bahasa yang lebih cenderung mengutamakan peneropongan kata-kata (leksikon) secera statistik. Hasil dari pengelompokan tersebut berdasarkan pada prosentase kesamaan dan perbedaan suatu bahasa dengan bahasa lain. Pengelompokan bahasa yang kemudian menjadi kerabat ini membutuhkan keterangan atau data terkait tingkat waktu (usia) bahasa, baik kemunculan suatu bahasa atau hilangnya suatau bahasa. Artikel ini akan memberi sedikit informasi tentang hubungan kekerabatan bahasa satu dengan lainnya.

Kosakata dasar merupakan bagian intim bahasa yang dapat menjadi unsur penentu mati-hidupnya suatu bahasa. Tidak semua kosakata dapat bertahan, perlu dilakukan pengujian dan penilaian secara ketat untuk menetapkan kosakata yang dianggap harus ada sejak awal perkembangan bahasa. Terdapat penelitian tentang perubahan kosakata dengan objek 13 bahasa, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tiap 1000 tahun sebanyak 80,5% bahasa bertahan dan sekitar 19% bahasa memisahkan diri. Salah satu asumsi yang menyebutkan alasan kosakata bahasa berkurang yaitu karena penaklukan suatu negara oleh negara lain. Sebagai contoh Prancis, Spanyol, serta Portugis yang menanggalkan bahasa aslinya dan menggunakan bahasa Latin.

Teknik pengumpulan kosakata untuk mengetahui hubungan kekerabatannya harus memperhatikan keuniversalan suatu kata, dan penerjemahan sesuai percakapan sehari-hari antara makna dan pengertian. Universal artinya menyeluruh, berarti semua kata dapat ditemui di seluruh bahasa. Kata ‘snow’ atau ‘salju’ tidak bersifat universal karena tidak semua bahasa mengetahui makna dari kata tersebut, tentunya sebuah kata harus didukung dengan citraan bentuk/wujud agar lebih mudah dipahami. Kesesuaian penerjemahan juga memiliki andil dalam penentuan kekerabatan. Sebagai contoh kata “know’ atau ‘tahu’ tidak hanya berkaitan dengan orang atau objek, tetapi juga berkaitan dengan fakta.

Setiap bahasa berkerabat? Bagaimana cara mengetahuinya??? Pada paragraf ini kita akan membahas penyebab suatu kata memiliki hubungan kerabat dengan kata lain, serta penyebab suatu kata tidak berkerabat dengan kata lain. Kata-kata dianggap berkerabat jika memiliki kesamaan dengan cara mengisolasi morfem. Pengisolasian morfem ini akan memberi hasil pengurangan atau penambahan dalam sebuah kata. Sebagai contoh kata ’give’ yang berarti ‘memberi’ diisolasi menjadi ‘give’ yang berarti ‘beri’. Oleh karena itu, jika dua kata atau lebih yang dibandingkan memiliki fonem yang identik, memiliki korespondensi fonemis secara timbal-balik, teratur, berimbang, serta memiliki frekuensi tinggi, maka dianggap berkerabat. Penetapan lainnya yakni jika terdapat kemiripan secara fonetis terkait artikulatoris suatu kata, dan kata-kata yang mengalami perbedaan satu fonem karena faktor lingkungan.

Sedangkan kata-kata yang dianggap tidak berkerabat atau tidak diperhitungkan adalah jika gloss tidak memiliki kata (padanan kata) baik dalam salah satu maupun kedua bahasa. Selain itu, bahasa yang meminjam kata baik dari bahasa kerabat maupun bahasa non-kerabat dengan membandingkan unsur-unsur. Atau ketika terdapat dua kata dalam gloss, berarti hanya satu yang merupakan kata dasar dan sisanya merupakan jadian kata dasar yang tidak diperhitungkan. Misalnya kata ‘path’ dengan arti ‘jalan’, dan kata ‘to walk’ dengan arti ‘berjalan’, maka ‘to walk’ merupakan kata kosong.

Referensi

Keraf, Goris. (1984). Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: Gramedia