SEMANTIK DAN PRAGMATIK
Konsep semantik diperkenalkan pertama kali oleh seorang filolog Perancis bernama Michel Breal pada tahun 1883. Menurut Chaer (2014: 2) Semantik (dari bahasa Yunani: semantikos, memberikan tanda, penting, dari kata sema, tanda) adalah cabang linguistik yang mempelajari arti/makna yang terkandung pada suatu bahasa, kode, atau jenis representasi lain. Dengan kata lain, semantik adalah pembelajaran tentang makna. Semantik biasanya dikaitkan dengan dua aspek lain: sintaksis, pembentukan simbol kompleks dari simbol yang lebih sederhana, serta pragmatik, penggunaan praktis simbol oleh komunikasi pada konteks tertentu. Salah satunya kaitan yang akan penulis paparkan adalah kaitan sematik dan pragmatik.
Semantik pragmatik dua bidang yang berbeda namun saling melengkapi dan saling behubungan satu sama lain. Menurut Wijana & Rohmadi (2010: 11) Semantik mengkaji makna yang terikat dengan kaidah dan pragmatik terikat pada prinsip. Sematik memperlakukan makna sebagai suatu hubungan yang melibatkan dua segi yaitu bentuk dan makna, serta pragmatik memperlakukan makna sebagai suatu hubungan yang melibatkan tiga segi yaitu bentuk, makna, dan konteks. Menurut Leech (dalam Susiati, 2020: 8) didalam semantik makna didefinisikan hanya sebagai ungkapan-ungkapan dalam bahasa tertentu, terpisah dari situasi, penutur dan penuturnya. Sedangkan dalam pragmatik makna memiliki hubungan erat dengan situasi, penutur, dan unsur lain.
Sematik menelaah makna-makna satuan lingual dan mempelajari makna secara internal atau makna yang bebas konteks. Sedangkan pragmatik mempelajari makna secara eksternal yaitu makna yang terikat konteks. Contoh kata βbagusβ secara internal bermakna (baik atau tidak buruk) seperti pada kalimat berikut: βprestasi kuliahnya yang sangat bagus membuat ia mendapatkan beasiswa.β Namun secara eksternal jika ditinjau dari penggunaannya, kata βbagusβ tidak selalu bermakna (baik atau tidak buruk). Seperti pada contoh berikut:
Syahroni : βBagimana ujian statistikmu?β
Annisa : βWah, saya sedih pak, hanya dapat nilai 50 .β
Syahroni : βBagus, besok jangan belajar, nonton drakor saja terus!β
Kata βbagusβ di atas tidak bermakna sebagaimana mestinya (baik atau tidak buruk). Sehubungan dengan konteks dalam contoh di atas, kata βbagusβ digunakan untuk (menyindir).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa semantik dan pragmatik keduanya menelaah makna. Meskipun demikian telaah makna yang ada pada ranah semantik berbeda dengan telaah makna pada ranah pragmatik. Semantik merupakan displin ilmu bahasa yang mengkaji makna satuan lingual, baik makna leksikal, dan gramatikal. Sedangkan pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam komunikasi.
Daftar Pustaka
Chaer, Abdul. 2014. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Susiati, S. (2020). Semantik: Teori Semantik, Relasi Makna, Marked, Dan Unmarked.
Wijana, I.D.P & Rohmadi, M. 2010*. Analisis Wacana Pragmatik; Kajian Teori dan Analisis*. Surakarta: Yuma Pustaka.