Hilangnya Pamor Bahasa Indonesia oleh Bahasa Gaul

Bahasa merupakan salah satu cara untuk berinteraksi antar sesama. Banyak jenis bahasa yang ada di dunia, terutama di Indonesia. Indonesia memiliki ragam bahasa yang cukup banyak karena adanya perbedaan latar belakang geografis dan adat istiadat.

Namun, dari sekian ragam bahasa tersebut, terdapat bahasa yang cukup unik, yaitu bahasa gaul. Bahasa gaul kerap digunakan oleh para Anak Baru Gede (ABG) di masa sekarang bahkan tidak sedikit juga generasi-generasi tua yang ikut menggunakan bahasa unik tersebut.

Arti Bahasa Gaul

Lalu, apa itu bahasa gaul?

Menurut Mulyana dalam Sari (2015:2), bahasa gaul merupakan sejumlah kata atau istilah yang mempunyai arti khusus, unik, menyimpang, atau bahkan mempunyai makna yang bertentangan dengan makna aslinya pada saat digunakan oleh orang-orang dari subkultur tertentu.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia jilid V, bahasa gaul merupakan dialek bahasa Indonesia nonformal yang digunakan oleh komunitas tertentu atau di daerah tertentu untuk pergaulan. Dapat disimpulkan bahwa bahasa gaul merupakan bahasa nonformal yang memiliki arti khusus tergantung bahasa tersebut digunakan oleh siapa dan pada kondisi seperti apa.

Sejarah Bahasa Gaul

Bahasa gaul sebenarnya sudah ada sejak tahun 1980-an, tetapi namanya adalah bahasa prokem. Berdasarkan Pusat Bahasa dan Sastra, bahasa prokem merupakan bahasa bahasa sandi, yaitu bahasa yang digemari yang digunakan oleh kalangan remaja tertentu.

Pada awalnya, bahasa prokem digunakan oleh sekelompok preman agar informasi-informasinya tidak diketahui oleh masyarakat luas. Preman-preman tersebut membuat kode sesuai dengan kelompok mereka masing-masing dan digunakan ketika di tempat umum. Hingga lamba laun akhirnya orang-orang luas pun tahu tentang istilah-istilah tersebut dan saat ini sudah digunakan oleh khalayak umum, bukan hanya oleh para preman, tetapi waria, remaja, bahkan orang tua pun menggunakan bahasa gaulnya mereka sendiri.

Perkembangan Bahasa Gaul

Bahasa gaul sendiri juga memiliki perkembangan bahkan sampai ada yang tergantikan dan dianggap kuno. Bahasa gaul memiliki banyak modifikasi dari berbagai bahasa, mulai dari bahasa dari luar negeri hingga bahasa daerah pun dijadikan salah satu kosakatanya untuk bahasa gaul. Selain itu, bahasa gaul juga terdapat beberapa kata yang penggunaannya diambil dari kata singkatan, sisipan, dan sebagainya.

Contoh Bahasa Gaul

Adapun contoh dari penggunaan bahasa gaul di masa sekarang dapat dilihat pada tabel berikut.

Bahasa Gaul PUEBI/Makna Sebenarnya
Mantul Mantap betul
Oghey Oke
Cans/Gans Cantik/Ganteng
Gemoy Gemas
Unyu Mungil, menggemaskan
Ae Saja
Santuy/sans Santai
Negara ber-flower Negara berkembang
Kids zaman now Anak pada zaman sekarang
Jujurly Ungkapan untuk jujur

Bahasa Jaksel

Selain contoh-contoh tersebut, fenomena bahasa gaul pada zaman sekarang pun memiliki ‘cabangnya’, yaitu bahasa jaksel. Bahasa Jaksel merupakan bahasa gaul yang umum digunakan oleh anak-anak muda di daerah Jakarta Selatan yang mana anak-anak muda tersebut menggabungkan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam percakapan mereka sehari-hari. Adapun beberapa contoh penggunaannya sebagai berikut.

Bahasa Jaksel Makna Asli
Saya lebih prefer ke… Saya lebih menyukai ke…
Basically, saya senang…. Pada dasarnya, saya senang…
Like—Unlike Seperti—tidak seperti
Bromens (Bromance) Laki-laki yang mempunyai hubungan dengan sahabatnya
Bilek atau Be like Seperti
Closingan Melakukan hal senonoh sebelum ke bulan suci

Lalu, mengapa bahasa gaul masif digunakan pada zaman sekarang?

Sebenarnya, banyak faktor yang memengaruhi mengapa bahasa gaul banyak digunakan pada zaman sekarang ini, salah satunya yaitu internet. Internet merupakan salah satu produk dari kemajuan internet yang penggunaannya hamper merata di seluruh dunia.

Kecepatan dan penyebarluasan informasi dari internet mendorong bahasa gaul menjadi tersebarluaskan. Media sosial yang juga banyak digunakan oleh anak muda sekarang menjadi media sharing untuk bahasa-bahasa gaul di setiap daerah. Makanya tidak heran kalau bahasa-bahasa gaul pada daerah tertentu, seperti bahasa Jaksel sudah banyak digunakan oleh berbagai kalangan di daerah-daerah luar Jaksel tersebut.

Selain itu, faktor mouth-to-mouth juga dapat menjadi alasan mengapa bahasa gaul lebih disukai oleh anak muda. Pengucapannya yang asik dan trendy, juga memengaruhi penggunaan bahasa gaul di kehidupan sehari-hari cepat dipahami.

Efek Bahasa Gaul

Namun, penggunaan bahasa gaul yang terus-menerus dipakai pada kehidupan sehari-hari juga tidak baik. Banyak efek buruk yang ditimbulkan jika bahasa gaul terus digunakan. Bahasa gaul dapat menggerus penggunaan bahasa Indonesia yang baku, baik, dan benar. Sebab, anggapan remaja pada penggunaan bahasa Indonesia baku itu terlalu kaku.

Bahasa Indonesia vs Bahasa Gaul

Bahasa Indonesia yang baik dan benar sekarang seolah-olah eksistensinya mulai turun karena anak muda sekarang lebih tertarik memelajari bahasa gaul dan bahasa asing. Mereka ingin menguasai bahasa gaul dan bahasa asing agar bisa terlihat keren dan kekinian banget di komunitasnya.

Pencampuran bahasa Indonesia dengan bahasa asing juga dapat merusak struktur penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Bahasa Indonesia hanya digunakan pada saat di sekolah ataupun di kampus saja. Penggunaan bahasa gaul juga bisa sulit dipahami oleh orang-orang generasi atasnya mereka karena belum tentu memahaminya langsung seperti remaja-remaja sekarang.

Selain itu, bahasa gaul pada zaman sekarang seperti menormalisasi bahasa-bahasa yang kurang sopan untuk diucapkan dan didengar. Hal tersebut dapat membuat tata krama pudar dan remaja menjadi berbuat seenaknya. Walaupun begitu, bahasa gaul juga memiliki beberapa dampak positif.

Bahasa gaul yang memiliki banyak kosa kata dapat menjadi bahan pembelajaran untuk mengenali mana bahasa yang baku dan yang bukan. Selain itu, bahasa gaul yang digunakan di remaja dapat memperat hubungan mereka dengan teman-temannya karena pada dasarnya bahasa gaul memang diperuntukkan untuk komunitas tertentu.

Hal Negatif Penggunaan Bahasa Gaul

Hal-hal negatif dari penggunaan bahasa gaul yang semakin banyak kosa katanya tersebut tentunya dapat dicegah, yaitu dengan cara melestarikan bahasa Indonesia yang baku, baik, dan benar pastinya.

Misalnya, dengan mengedukasi para generasi muda sekarang tentang bagusnya menggunakan bahasa Indonesia yang benar dengan memanfaatkan media sosial dan internet, seperti membuat konten-konten yang sesuai dengan trend pada media sosialnya.

Contohnya adalah membuat video edukasi yang digabung dengan lagu-lagu trend di tiktok atau dengan membuat konten edukasi di feed Instagram yang eye catching. Mahasiswa sebagai generasi terdidik juga dapat membantu mengedukasi teman-teman seusianya dan masyarakat sekitar untuk memberikan informasi baik dan buruknya penggunaan bahasa gaul yang terus-menerus digunakan.

Selain itu, peran orang tua dalam pengawasan anaknya juga perlu ditingkatkan karena penyebarluasan informasi pada zaman sekarang memiliki arus yang begitu cepat. Takutnya, para anaknya itu tidak dapat memilah dan memilih mana kosa kata yang baik untuk diucapkan dan hanya meniru apa yang didengar dan dilihatnya dari internet dan lingkungannya.

Penggunaan Bahasa Gaul Pada Remaja

Penggunaan bahasa gaul pada remaja sebenarnya sangat wajar karena itu merupakan masa-masanya mereka untuk berekspresi dan menemukan jati diri mereka. Bahasa gaul yang terus diciptakan oleh generasi sekarang dapat menjadikan mereka kreatif dan dapat mengikuti perkembangan zaman. Namun, hal tersebut harus dengan pengawasan orang tua dan pakar pendidik. Hal tersebut agar remaja tidak keblabasan dan sembarangan agar eksistensi dari bahasa Indonesia yang baku tetap lestari dan tidak tergerus dengan bahasa gaul.

Nah, sekarang jadi tahu kenapa bahasa Indonesia yang baku itu penting ‘kan? Ayo, mulai sekarang jangan tinggalkan bahasa Indonesia yang baku agar salah satu identitas dari negara Indonesia yang tercinta ini tidak hilang dan punah.

Sumber

Azizah, A. R. (2019). Penggunaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Gaul di Kalangan Remaja. Jurnal Skripta, 5(1), 33—38.

Sejarah Bahasa Gaul (2012). Diakses pada tanggal 23 Juni 2022. https://www.psychologymania.com/2012/12/sejarah-bahasa-gaul.html?m=1

1 Like