Hidup Masih Terus Berjalan

Hai teman, apakah hari ini sudah bahagia? Apa yang membuatmu khawatir teman? Jangan sedih ada aku disini. Bolehkah aku meminta waktumu untuk menyimak sebuah cerita yang seru. Sebelum itu aku ingin mengenalkan diri, namaku syafa yang sekarang sudah menjadi mahasiswa. Ada cerita seru hari-hariku sebelum menjadi mahasiswa. Aku merupakan siswa biasa di SMA dan selama di SMA orang tua selalu berpesan untuk nantinya aku akan mendaftar kedokteran. Padahal selama di sekolah pelajaran yang tidak pernah bagus biologi dan kimia. Dan aku pun berkata iya karena tidak bisa membantah perkataan orang tua.

Di kelas 10 aku pun memulai untuk menjadi siswa yang rajin tapi tetap aja hasilnya sama. Biologi dan kimia hasilnya tetap aja sama. Dan disaat terima rapot yang menjadi pusat orang tua adalah nilai biologi dan kimia. Alhasil orang tua pun berkomentar ‘nilai biologi dan kimia penting lho nduk buat masuk kedokteran tapi kenapa yang bagus itu nilai matematika’. Ya, aku cuman bisa matematika, aku yang sudah terbiasa berhitung sejak kecil karena mengikuti les sempoa. Aku sama sekali tidak bisa biologi dan kimia meskipun dipaksakan tetap aja hasilnya sama. Dan aku pun bertekad membuktikan kalau aku cuman bisa matematika dengan mengikuti lomba dan menjadi ketua klub matematika. Hasilnya orang tua tidak menyadari itu. Setelah lomba pun aku ditanya ‘emang ini sertifikat buat apa’. Iya aku tidak menang diperlombaan itu, aku cuman peserta yang memeriahkan acara perlombaan.

Alhamdulillah aku pun berhasil naik ke kelas 12 dan aku bertekad untuk masuk fakultas MIPA jurusan aktuaria. Aku sangat ingin masuk ke jurusan itu dan ternyata orang tua masih sama menyuruhku ke kedokteran. Mendengar itu aku pun hanya bisa belajar lebih giat karena aku kira masuk ke siswa eligible. Ternyata nilai yang kuraih masih kurang untuk masuk siswa eligible. Tapi tidak apa-apa aku masih bisa berjuang dengan menghabiskan soal buku latihan yang sudah kubeli dan mengerjakan banyak try out yang tersebar. Aku pun mulai berpikiran negatif saat nilai try out hasilnya masih belum memuaskan. Mungkin aku kurang dalam belajar, aku pun langsung mempelajari pembahasan soal try out. Disaat aku belajar untuk utbk aku disuruh orang tua untuk mendaftar perguruan swasta yang pendaftarannya sudah buka. Aku pun mendaftar FK dan mengikuti ujiannya. Lagi-lagi pemikiranku terpecah belah, aku tidak tau yang harus kuperjuangkan. Saat pengumuman aku keterima, iyaa keterima tapi bukan FK. Orang tua pun kecewa dan lagi mereka menyuruh untuk mendaftar perguruan swasta lainnya. Dan hasilnya sama, keterima tapi bukan FK. Perasaan ku saat itu sangat hancur aku pun tidak fokus untuk belajar utbk. Emang selain kedokteran seburuk itu ya? Sampai mereka memperjuangkanku untuk masuk ke FK.

UTBK pun tiba aku pun sangat khawatir karena persiapanku sangat kurang. Dan yang bisa kulakukan hanya berdoa untuk dilancarkan dalam mengerjakan. Saat pengumuman UTBK aku sedang melakukan ujian test masuk disalah satu perguruan swasta. Mengerjakan test dengan pemikiran kemana-mana yang membuat tidak bisa fokus. Dan hasilnya aku gagal lagi untuk meraih kedokteran. Saat UNS membuka ujian mandiri aku pun segera untuk mendaftar. Saat pengumuman ujian mandiri UNS yang kebetulan sama dengan pengumuman disalah satu perguruan swasta itu. Alhamdulillah aku diterima keduanya tapi lagi-lagi gagal meraih FK. Dan orang tua pun menyuruh untuk mengambil UNS saja. Sampai saat ini aku bertanya tanya tentang impian. Apa itu impian? Gimana sih rasanya bisa meraih impian?