Aku masih ingat betul bahwa hari itu adalah hari Kamis, 24 Agustus 2023. Kala itu aku sedang mengikuti pembelajaran pada jam terakhir, mata pelajaran yang kebanyakan orang tidak suka, matematika. Di tengah rasa pusing dan bosan yang timbul bersamaan, aku melihat notifikasi yang baru saja muncul pada ponsel pintar milikku. Tertera nama salah satu guru akuntansi yang ada di sekolahku menghubungiku, memastikan bahwa beliau tidak salah sambung ke nomor orang lain. Aku membalas seadanya lalu kembali fokus pada pembelajaran yang tengah berlangsung, tidak melihat lagi ponselku yang tergeletak di atas meja. Setelah pembelajaran selesai pun, aku langsung menuju mushola untuk melaksanakan sholat ashar. Selesai melaksanakan kewajibanku, aku mengecek ponsel pintarku dan terkejut kala melihat sudah banyak telepon yang tak terjawab dari guru yang tadi mengirim pesan padaku. Aku meminta maaf karena aku tadi sedang mengikuti pembelajaran dan mengacuhkan ponselku yang berada dalam mode hening.
Beliau memaklumi dan tanpa aba-aba langsung memintaku untuk mengikuti Lomba Cerdas Cermat Akuntansi yang diselenggarakan oleh FEB UNY tahun 2023. Aku tidak enak untuk menolak, apalagi setelah bertemu dengan temanku yang ternyata akan mengikuti lomba yang sama. Ia berkata bahwa besok adalah hari terakhir pendaftaran lomba dibuka dan ia merasa kasihan pada para guru pembimbing lomba yang akan mencari orang lain lagi jika aku tidak bersedia ikut, jadi ia menyarankan untuk aku menerima permintaan guruku. Aku sebenarnya belum menjawab permintaan dari guruku, namun tiba-tiba saja aku dimasukkan ke dalam grup yang akan berfokus untuk membicarakan lomba. Aku kala itu langsung dikelompokkan dengan dua siswi lainnya yang belum aku kenal. Ya, mau tidak mau, aku akhirnya mengikuti lomba itu.
Ini adalah kali kedua aku mengikuti Lomba Cerdas Cermat Akuntansi FEB UNY. Berbeda dengan tahun sebelumnya, kali ini tidak diperbolehkan dispensasi untuk bimbingan lomba lagi karena kami bisa tertinggal pelajaran, apalagi saat itu kebanyakan yang mengikuti lomba adalah siswa kelas 12 yang sebentar lagi akan melaksanakan ujian. Jadi bimbingan lomba saat itu hanya dilakukan seminggu sekali pada hari Jumat dan akan mengajukan dispensasi pada seminggu terakhir menuju lomba. Setiap bimbingan lomba aku merasa senang karena aku bisa mengenal orang-orang yang selama ini pernah kulihat tanpa aku tahu namanya, aku bisa bercerita, berbagi ilmu, dan sharing tentang banyak hal bersama mereka. Aku juga mendapatkan lebih banyak ilmu dari bimbingan yang beberapa belum pernah aku dalami materinya. Di sisi lain aku juga merasa tenang karena pelajaranku tidak terganggu karena saat itu aku sedang dalam masa konsentrasi terhadap pembelajaran keahlian akuntansi menuju Ujian Kompetensi (UK).
Pada masa-masa terakhir menuju lomba babak penyisihanlah baru bimbingan lebih banyak dilaksanakan setelah jam pelajaran selesai, di mana jam itu di luar dari hari Jumat dan dimulai pukul 15.00 WIB. Saat itu aku merasa begitu lelah dan pusing karena harus fokus pada dua hal yang sama-sama penting bagiku. Ditambah lagi jadwal yang seiring berjalannya waktu malah saling bertubrukan antara bimbingan dan pelajaran, aku ingin memaksimalkan apa yang aku bisa lakukan untuk keduanya. Namun, setelah technical meeting dilakukan pada hari Jumat, aku tetap saja merasa takut dan lemas ketika mengingat bahwa hari esok adalah hari di mana lomba babak penyisihan dimulai secara online, apalagi hari itu bertepatan dengan hari di mana angkatanku akan melaksanakan foto untuk buku tahunan sekolah. Bayangkan saja aku yang awalnya harus melaksanakan lomba memakai seragam sekolah, harus langsung berganti pakaian untuk berfoto bersama teman-temanku. Pusingku belum hilang, namun sudah ada kegiatan lain yang harus aku lakukan. Namun, semua itu terbayarkan dengan lolosnya timku menuju babak semifinal.
Kami sangat senang meskipun harus berlatih dan bimbingan lagi menuju lomba babak semifinal. Lagi-lagi aku harus memecah fokusku untuk dua hal yang penting. Ya, dua hal yang masih sama. Bahkan ketika lomba babak semifinal berlangsung juga bertepatan dengan adanya acara sekolah yang seharusnya wajib aku ikuti, namun untungnya guruku memaklumi bahwa lomba yang akan aku ikuti juga mewakili sekolah jadi aku diizinkan dan didoakan juga agar lomba yang akan aku jalani dimudahkan dan dilancarkan.
Saat lomba babak semifinal selesai, kami begitu kesal dan juga sedih lantaran kami tidak berhasil menyelesaikan perintah soal karena keterbatasan waktu dan juga ketidaksesuaian lembar jawab yang diberikan. Pengumuman lolos atau tidaknya akan diberitahukan pada malam harinya, karena keesokan harinya langsung dilaksanakan lomba babak final yang akan diikuti oleh tiga tim. Pada akhirnya, timku menjadi tim yang tidak beruntung karena kami tidak dinyatakan lolos pada babak final. Kami ikhlas karena meskipun kami tidak lolos, kami sudah berusaha semaksimal mungkin dan sudah bisa lebih baik daripada saat bimbingan. Kami juga senang karena kebersamaan kami selama persiapan lomba sangat menyenangkan dan akan selalu kami kenang.
— Vallerya Rhenatha Shafira