Hari sial tidak ada di kalender

Hari sial atau yang kerap disebut hari apes adalah hari yang berpotensi akan terjadi peristiwa atau kejadian yang tidak diinginkan. Contoh peristiwa atau kejadian yang tidak diinginkan bisa bermacam ragam. Setiap orang tidak bisa memprediksi hal tersebut. Dalam agama islam, hari sial tidak dianggap ada untuk orang orang yang beriman. Karena hal tersebut menggambarkan hari turunnya adzab untuk orang orang yang mendustai risalah atau pesan pesan dari Allah SWT. Maka hari sial akan terjadi pada orang orang yang melanggar risalah tersebut. Sedangkan sebagian orang menganggap atau menyebut hari sial sebagai simbol atau tanda telah terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan. 
Tidak jarang seseorang yang akan mendapatkan hari sial akan merasakan beberapa kejadian yang aneh atau tidak biasanya terjadi. Hal itu bisa menjadi sebuah petanda yang harus kita wapadai untuk melakukan aktivitas selanjutnya. Tetapi tidak jarang juga seseorang tidak merasakan petanda tersebut atau bahkan tidak sadar bahwa sebenarnya petanda tersebut sedang terjadi pada dirinya. Untuk seseorang yang merasakan petanda tersebut biasanya akan berhati hati dalam melakukan aktivitas selanjutnya dan berdoa untuk keselamatan dalam menjalankan kegiatan selanjutnya. Namun, untuk seseorang yang tidak merasakan petanda tersebut biasanya hanya cuek atau biasa saja dengan pertanda atau suatu kejadian yang biasanya tidak pernah terjadi pada dirinya.
Dalam penjelasan diatas saya akan memberikan contoh hari sial yang terjadi pada diri saya. Pada saat itu saya termasuk orang yang cuek dengan pertanda atau bahkan tidak terbesit pikiran akan terjadi peristiwa yang tidak diinginkan. Peristiwa ini terjadi terjadi saat saya duduk dibangku sekolah menengah atas kelas 12 atau 3 SMA. Tepatnya pada hari Selasa, 9 Agustus 2022 pukul 12.47 WIB. Saya dapat memberikan keterangan ini dengan jelas karena kebetulan saya mengabadikan peristiwa tersebut.
Pada saat itu ada teman saya yang sedang proses penyembuhan setelah cedera kaki yang dialaminya. Proses penyembuhan tersebut membuat dia harus berjalan dengan bantuan tongkat atau yang kerap disebut “kruk” untuk berjalan dan mengikuti kegiatan di sekolah seperti biasa. Saat jam istirahat saya dan teman teman berkumpul di kantin sekolah untuk makan, bersenda gurau dan lain sebagainya. Entah apa yang terbesit di pikiran saya, saya iseng ingin mencoba berjalan menggunakan kruk tersebut. Dan akhirnya saya meminta izin oleh pemilik kruk tersebut untuk mencoba berjalan menggunakan kruk itu. 
Saat saya mencoba berjalan menggunakan kruk tersebut ada teman saya yang kebetulan merekam saya hanya untuk sebuah dokumentasi. Pada saat itu juga teman saya yang lain juga sempat memberi saya peringatan untuk tidak main main dengan tongkat bantu jalan tersebut. Namun sayangnya saya mengabaikan peringatan tersebut dan menganggapnya hanya sebuah lelucon. Tapi siapa sangka jika hal tersebut malah menjadi petaka bagi saya. Setelah saya meminjam kruk itu saya melanjutkan aktivitas saya dengan lancar dan tidak merasakan hal yang aneh pada diri saya. Sampai peristiwa yang tidak diinginka terjadi. 

Kejadian yang tak diinginkan ini terjadi pada malam harinya tepatnya pukul 21.10 WIB. Sebelum kejadian saya pergi untuk bermain dengan teman saya, keliling kota dan sempat makan bersama sama dengan teman saya. Dan saat itu juga saya masih belum merasakan petanda bahwa akan ada sesuatu yang akan terjadi pada diri saya. Setelah selesai makan saya masih sempat mengantar teman saya pulang kerumahnya. Disaat itu saya mengendarai sepeda motor.
Diawali dengan saya yang mengendarai motor dengan kecepatan 40 km/jam. Kecepatan itu tergolong kecepatan yang pelan. Biasanya saya mengendarai motor dengan kecepatan yang lebih dari itu, hal ini memang bukan contoh yang harus ditiru dan tidak baik bagi keselamatan setiap orang. Namun saat itu tidak tahu kenapa saya sedang ingin mengendarai motor dengan kecepatan yang pelan. Dikarenakan angin yang dingin dan jalan yang ramai pada malam itu. Peristiwa yang tidak diinginkan tersebut adalah kecelakaan tunggal yang menimpa saya.
Cerita awalnya dimulai saat saya hampir sampai di rumah, sekitar 200 meter dari rumah. Tempat kejadian itu berada di gapura kampung tempat tinggal saya yang keadaan jalannya sedikit agak turun dan saat itu juga situasi lokasi itu sedang sepi tidak ada kendaaraan lain yang lewat di daerah itu. Saat saya hampir memasuki kampung tempat saya tinggal, saya mengurangi kecepatan karna jalannya yang sedikit agak turun tersebut, namun tidak disangka tiba tiba ada seekor kucing yang menyebrang dari bawah mobil yang terparkir disebelah kiri saya ke arah rumah kosong di sebelah kanan saya yang ada didepannya. 
Saya sangat terkejut dan melakukan rem mendadak, karena jika saya banting stir ke arah kiri saya akan menabrak sebuah mobil yang terparkir namun jika saya banting stir ke kanan saya akan menabrak kucing tersebut. Maka saya melakukan rem mendadak yang membuat saya tidak seimbang karna jalan yang agak turun dan laju motor yang otomatis akan lebih cepat karna permukaan jalan yang turun tersebut. Dan akhirnya peristiwa buruk itupun terjadi. Saya terjatuh ke bagian kiri namun untungnya tidak terkena mobil yang sedang terparkir. Tetapi membuat kaki kiri saya cidera lumayan parah dengan motor yang menimpa kaki kiri saya. 
Suara yang dihasilkan dari kejadian itu membuat warga sekitar keluar dari rumah mereka dan bergegas menolong saya, dan sempat ada ojol yang melihat dan membantu saya untuk membangunkan motor dan diri saya. Namun dikarenakan saat sebelum kejadian situasi itu sepi saya pikir tidak akan ada yang menolong saya maka yang saya lakukan adalah langsung berusaha bangun sendiri dan menarik kaki kiri saya yang terjepit oleh motor saya dengan cara memaksa. Ternyata cara saya salah dan malah menjadi hal fatal yang harus saya rasakan. Saat saya berusaha menarik paksa kaki kiri saya warga dan ojol bergegas menghampiri saya dan membantu membangunkan motor saya. Disaat itu juga saya langsung memaksa diri saya untuk bangun dan mengambil beberapa barang saya yang terjatuh.
Setelah itu saya langsung merasakan lemas seluruh tubuh. Warga dan ojol bertanya apa penyebab terjadinya peristiwa tersebut dan saya pun menjelaskannya, namun hanya sedikit yang bisa saya jelaskan kepada mereka karena saya masih dalam keadaan kaget dan lemas. Tidak banyak basa basi saya mengucapkan terima kasih dan langsung bergegas pulang karna jarak rumah saya yang sudah dekat. 

Sesampainya dirumah saya langsung mengamati kondisi motor saya, untungnya motor saya tidak ada kerusakaan yang parah hanya sedikit pecah dibagian kiri badan motor dan goresan yang dapat diperbaiki. Setelah saya mengamati kondisi motor, saya langsung masuk ke dalam rumah mencoba melihat bagian tubuh saya yang terasa sakit yang berada dibagian kaki kiri, tangan kiri, dan pinggang bagian kiri. Di bagian tangan dan pinggang saya mengalami luka ringan saja namun tidak dengan bagian kaki kiri saya. Kaki kiri saya terdapat luka yang sangat parah dan sempat bengkak. Tidak hanya bengkak saja, saya juga sempat tidak bisa berjalan. 
Di pagi harinya saya dibawa ke dokter langganan keluarga saya untuk diperiksa bagian luka dan tulang kaki saya untuk memastikan apakah ada cedera serius yang terjadi. Dan benar saja ternyata kaki kiri saya mengalami keretakan di bagian tulang tempurung kaki. Tindakan yang harus dilakukan adalah gips. Gips merupakan perawatan untuk cedera tulang menggunakan perban keras. Namun dokter yang menangani tidak berani memberikan saya gips karna dibagian tempurung kaki saya terdapat luka yang sangat lebar dan dalam. Jadi, jika gips diberikan kepada saya, luka tersebut akan lebih lama kering atau kemungkinan buruknya luka tersebut akan membusuk karna tertutup oleh gips. Maka dokter menganjurkan saya untuk berjalan menggunakan tongkat bantu berjalan agar luka dan tulang saya tidak semakin parah. 
Dan benar saja saya jadi pakai tongkat bantu jalan atau kruk yang telah saya gunakan untuk bercanda saat di sekolah itu. Proses penyembuhan yang harus saya jalani lumayan lama sekitar 3 bulan sampai saya dapat berjalan dengan normal kembali. Namun sayangnya saat luka saya kering saya tidak memastikan kembali apakah kaki saya sudah benar benar sembuh. Maka sampai saat ini jika saya merasa lelah atau telah melakukan perjalanan yang membuat kaki saya bergerak lebih membuat sedikit merasa sakit seperti di tusuk tusuk di bagian tempurung kaki kiri saya. 
Dalam peristiwa yang telah menimpa saya itu, banyak hal yang saya harus pelajari salah satunya adalah tidak melakukan hal bodoh dan tidak melakukan hal yang seharusnya tidak saya lakukan. Selain ini menjadi pelajaran bagi saya, ini juga menjadi pelajaran bagi semua orang karna kita tidak tahu hal apa yang akan terjadi kepada setiap orang. Pesan untuk semua orang adalah selalu berhati hati dalam melakukan sesuatu dan harus berfikir lebih cermat tentang hal apa yang akan terjadi jika kita melakukan suatu hal tersebut.