Hadiah Istimewa dari Tuhan

Gambar

Halo sobat mijil. Izinkan aku untuk menceritakan sebuah kisah tentang perjuanganku untuk bisa masuk ke sebuah universitas yang sangat terkenal di Jawa.

Perkenalkan, namaku adalah Hafidz, aku berasal dari sebuah kota kecil di Jawa Tengah. Pada saat aku berada di bangku SMA kelas XI, aku adalah anak yang cukup pintar. Walaupun bukan juara kelas, aku selalu bisa mendapatkan ranking yang bagus. Aku mempunyai pemahaman yang cukup tentang materi-materi yang disampaikan di sekolah. Namun, semuanya berubah ketika pandemi melanda.

Dari yang awalnya libur selama dua minggu menjadi satu tahun lebih. Sekolah secara daring pun terpaksa dilaksanakan. Ini adalah salah satu faktor yang membuat aku sedikit kesulitan. Aku menjadi malas, tidak memahami materi, dan kesusahan dalam mengerjakan soal. Aku sangat bingung untuk menentukan jurusan apa yang akan aku pilih saat berkuliah nantinya. Pada saat itu, salah seorang teman baikku menyarankan sebuah jurusan yang menurutnya cocok untukku. Untuk mengejarnya, aku akhirnya mendaftar di sebuah tempat les. Aku memaksa diriku untuk belajar agar bisa diterima di universitas impian.

Ada saja rintangan yang dihadapi, mulai dari jarak ke tempat les yang lumayan jauh, ongkos yang tidak sedikit, dan cuaca yang ketika itu sedang berada pada musim hujan. Terkadang aku harus basah kuyup dan kedinginan. Ditambah lagi saat itu kita sedang menjalankan ibadah puasa. Tidak jarang aku harus pulang malam dan sholat di masjid pinggir jalan. Aku terus meminta yang terbaik pada Tuhan.

Pada tanggal 28 April 2021, akhirnya hari ujian telah tiba. Aku berusaha untuk melakukan yang terbaik. Aku sudah belajar semampuku dan berdoa sebanyak mungkin. Namun, semua tampak mustahil saat aku mengerjakan soal-soal ujian. Sedikit sekali soal yang aku mengerti dan aku menjawab sisanya dengan mengandalkan bismillah pada setiap jawaban yang aku berikan. Saat ujian telah selesai, aku benar-benar merasa bahwa aku akan gagal dan tidak akan diterima di PTN impianku. Aku sudah bersiap untuk menghadapi kenyataan bahwa entah aku akan gap year atau memilih untuk melanjutkan pendidikan di PTS. Namun, Tuhan berkehendak lain.

Aku dinyatakan diterima di PTN pilihanku dan dengan nilai yang cukup mengejutkan. Sebuah nilai yang cukup besar mengingat aku menjawab sebagian besar soal hanya dengan mengandalkan bismillah. Orang-orang mungkin menganggapnya kebetulan, tetapi aku menganggapnya sebagai hadiah istimewa dari Tuhan. Jalur langit, begitulah sebutan dari teman-temanku pada orang-orang seperti diriku ini.

Sumber gambar : https://www.hidayatullah.com/kajian/oase-iman/read/2020/03/11/179639/dua-sahabat-yang-jadi-tetangga-rasul-di-surga-2.html