Gunung Semeru Meletus

Gunung semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan Puncak Mahameru yang berada di ketinggian 3.676 mdpl. Gunung semeru juga merupakan gunung berapi tertinggi di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Jambi dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat. Gunung Semeru memiliki 3 danau yaitu Ranu Kumbolo, Ranu Pani, dan Ranu Regulo. Dari ketiga danau tersebut yang paling terkenal adalah Ranu Kumbolo.

Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur meletus pada tanggal (4/12/21) sekitar pukul 15.00 WIB. Menurut data PVMBG, aktivitas Gunung Semeru berada di kawah Jonggring Seloko. Kawah ini berada di sisi tenggara puncak Mahameru. Gunung Semeru termasuk gunung yang bertipe vulkanian dan strombolian yang terjadi 3-4 kali setiap jamnya. Karakter letusan vulkanian berupa letusan eksplosif yang dapat menghancurkan kubah dan lidah lava yang sudah terbentuk sebelumnya. Sementara karakter letusan stombolian biasanya terjadinya pembentukan kawan dan lidah lava baru.

Dampak dari letusan Gunung Semeru yang berada di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang mengakibatkan sebuah jembatan yang menghubungkan Lumajang dan Malang terputus. Sejumlah warga yang mendiami kawasan yang terdampak parah akibat banjir lahar terisolasi akibat jembatan terputus. Terdapat dua kecamatan yang paling terdampak akibat erupsi dan banjir lahar dingin yaitu Kecamatan Candipuro dan Kecamatan Pronojiwo. Setelah terjadinya erupsi, ribuan warga memilih untuk mengungsi dan warga dihimbau tidak boleh melakukan aktivitas apapun di sepanjang aliran lahar Gunung Semeru. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat sejumlah korban meninggal akibat awan panas guguran Gunung Semeru hingga hari Sabtu (11/12/21) pukul 18.00 WIB sebanyak 46 orang, luka berat 18 orang, dan luka ringan 11 orang.

Untuk saat ini gunung Semeru berada pada status waspada (level II) dengan rekomendasi sebagai berikut.
Pertama, masyarakat, pengunjung, dan wisawatan tidak boleh beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak 5 km adrah bukaan kawah di sektor tenggara-selatan serta mewaspadai awan panas guguran di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Kedua, masyarakat menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi. Ketiga, harus selalu waspada potensi luncuran di sepanjang lembah jauh awan panas Besuk Kobokan. Keempat, untuk selalu waspada ancaman lahar di alur sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Semeru karena banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk.

Terkait dengan perkembangan erupsi Gunung Semeru, BNPB mengimbau warga untuk tetap waspada dan siaga dengan memperhatikan rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh PVMBG. BNPB terus memantau dan melaukan koordinasi dengan BPDB setempat dalam penangan darurat erupsi.