Gunung Andong Dengan Kenangan Hangatnya

Waktu itu, di hari yang sangat cerah, aku dan temanku merencanakan suatu agenda, yaitu mendaki Gunung Andong. Aku dan temanku sangat antusias sekali, bahkan kami membuat grup WhatsApp. Kami saling berkirim pesan dari pagi sampai sore. Keesokan harinya, aku izin terlebih dahulu kepada orang tuaku, tetapi ternyata aku tidak diizinkan, padahal teman-temanku sudah diizinkan oleh orang tuanya. Akhirnya, kami tidak jadi mendaki. Tiga hari kemudian, setelah aku izin, aku berniat untuk izin kembali kepada orang tuaku, dan hasilnya nihil, sama seperti kemarin, yaitu aku tidak diizinkan. Satu minggu kemudian, aku izin kembali kepada orang tuaku dengan sambil menangis agar diperbolehkan, dan hasilnya ya, aku berhasil membujuk orang tuaku agar aku diizinkan mendaki ke Gunung Andong. Kami kembali saling mengirimkan pesan melalui grup WhatsApp, kami mencari waktu yang tepat untuk mendaki, dan akhirnya menemukan waktu yang tepat, yaitu hari Jumat, 8 Juli 2024. Aku dan temanku berkumpul di rumahku untuk membeli perlengkapan, menyewa perlengkapan, dan membeli logistik seperti makanan ringan dan makanan berat.

Hari Jumat pun telah tiba, waktunya kami berkumpul di rumah Salma, temanku. Di sana, kami kembali mempersiapkan diri dan berdoa bersama agar perjalanan menuju basecamp Gunung Andong berjalan selamat. Kami mulai perjalanan sekitar pukul 17.00 WIB. Oh iya, aku mendaki bersama 8 temanku, dan semuanya perempuan. Kami berboncengan satu sama lain; aku berboncengan dengan Ajeng, Salma berboncengan dengan Zephyrine, Amalia berboncengan dengan Savira, dan temanku yang bernama Syifa pergi sendirian. Aline dan Isa menyusul karena mereka sedang sibuk waktu itu, dan kami berencana bertemu di basecamp Gunung Andong saja. Dalam perjalanan, kami saling mengobrol. Kami sempat mampir sebentar di sebuah toko untuk membeli roti dan sikat gigi karena ada beberapa yang lupa membeli. Saat waktu maghrib tiba, kami berhenti untuk mencari masjid terdekat. Kami berhenti di sebuah masjid di daerah pegunungan yang sangat dingin. Kami mendengarkan adzan maghrib terlebih dahulu, lalu berwudu dan sholat. Di sana, kami duduk-duduk dan istirahat karena kami sudah merasa capek setelah setengah perjalanan. Akhirnya, kami melanjutkan perjalanan sekitar pukul 19.15 WIB. Kami melakukan perjalanan yang sangat gelap dan berkabut pada saat itu. Dalam perjalanan, temanku, Zephyrine dan Salma, tiba-tiba motornya berasap dan berbunyi krek krek. Sontak, kami panik semua dan memilih untuk berhenti di pinggir jalan. Kami semua bingung, apalagi kami semua perempuan yang tidak terlalu paham tentang mesin motor. Di situ, kami merasa kebingungan, tidak mungkin ada bengkel yang buka dan jalan ini sangat gelap. Kami berhenti sekitar pukul 20.45 WIB. Akhirnya, aku dan dua temanku mencari bengkel dan bertanya ke rumah-rumah warga. Kami akhirnya menemukan bengkel rumahan yang bisa melayani segala jenis kendaraan. Aku dan dua temanku kembali ke tempat teman-temanku berhenti tadi dan mengajak mereka ke rumah Pak Hardi, tukang bengkel itu. Kami semua ke sana, tetapi ternyata bengkel Pak Hardi tutup. Kami pun berinisiatif untuk mengetuk pintu rumah Pak Hardi. Alhamdulillah, istrinya yang membukakan pintu dan memanggil Pak Hardi. Pak Hardi pun keluar untuk menjumpai kami. Kami menjelaskan masalah motor yang dialami oleh teman-temanku, Zephyrine dan Salma. Pak Hardi mengecek motor Zephyrine dan Salma selama sekitar 1 jam. Ternyata, motor mereka kehabisan oli. Saat menunggu oli diganti, kami memesan bakso di dekat rumah Pak Hardi. Kami semua menikmati bakso itu dan kebersamaan ini, karena peristiwa ini tidak ada dalam rencana kami. Setelah selesai, kami melanjutkan perjalanan kembali. Perjalanan sekitar 1 jam, kami sudah sampai di basecamp Gunung Andong. Kami sampai pukul 11.15 WIB, di sana belum banyak orang. Kata penjaga basecamp, para pendaki biasanya datang sekitar pukul 01.00-02.00 dini hari. Kami masuk ke basecamp, lalu menaruh tas dan barang bawaan masing-masing. Lalu, kami melakukan aktivitas masing-masing; ada yang makan lagi, ada yang bersih-bersih, ada yang sholat, dan ada yang mau tidur. Kami semua tidur sekitar pukul 12.00 malam.
Sekitar pukul 01.00 WIB, pendaki lain mulai berdatangan hingga basecamp itu sangat penuh dan mulai berisik. Aku dan satu temanku tidak bisa tidur, jadi kami hanya memejamkan mata. Sekitar pukul 03.00 WIB, kami semua terbangun, lalu mencuci muka, menggosok gigi, dan siap-siap untuk mendaki. Setelah itu, kami pemanasan terlebih dahulu agar otot-otot kami tidak tegang dan kaku. Setelah pemanasan selesai, kami melakukan registrasi dan membayar per orang Rp 25.000. Kami mulai mendaki sekitar pukul 03.30 WIB, tidak lupa kami foto-foto dan membuat video TikTok di depan gapura Gunung Andong. Kami naik bersama-sama dan bertemu dengan beberapa kelompok yang juga akan naik. Sekitar 40 menit perjalanan, kami sudah sampai di pos 1, lanjut ke pos 2 sekitar 45 menit, dan kami sampai di pos 2 pukul 05.00 WIB. Kami berhenti di pos 2 untuk istirahat dan melakukan ibadah sholat subuh. Setelah selesai sholat Subuh, kami melanjutkan perjalanan hingga matahari terbit. Kami pun langsung foto-foto karena melihat indahnya sunrise di Gunung Andong. Kami melanjutkan perjalanan, dan sekitar pukul 06.00 WIB, kami sudah sampai di puncak Gunung Andong. Kami semua takjub melihat keindahan pemandangan dari atas Gunung Andong. Dari puncak, terlihat berbagai gunung lainnya seperti Merapi, Merbabu, Sindoro, Sumbing, Telomoyo, dan lain-lain. Kami pun sampai di puncak, langsung foto-foto dan membuat video TikTok. Setelah itu, kami duduk-duduk dan membeli mie instan di warung puncak Gunung Andong. Kami sangat menikmati momen-momen bersama ini. Setelah selesai, kami pun turun sekitar pukul 09.00 WIB. Kami turun lebih cepat daripada saat naik, hanya sekitar 1,5 jam, dan sampai di basecamp pukul 10.30 WIB.

Setelah sampai di basecamp, kami membersihkan badan, istirahat, lalu tidur sebentar. Kami semua bangun pukul 13.00 WIB, kemudian melakukan ibadah sholat dhuhur. Kami lanjut beres-beres lalu bersiap-siap untuk pulang dan tidak lupa berpamitan kepada penjaga basecamp. Kami pun perjalanan pulang ke rumah pukul 14.00 WIB. Dalam perjalanan pulang, kami membawa perasaan yang sangat gembira. Aku tidak akan melupakan kenangan ini, karena ini adalah pengalaman first time mendaki bersama teman-teman SMA yang baru saja lulus, dan beberapa bulan sebelumnya kami tidak bertemu. Akhirnya, kami dipertemukan kembali di Gunung Andong. Semoga aku bisa mendaki lagi dengan teman-teman, karena kami semua sudah terpisah dengan kampus yang berbeda dan jauh. Akhir kata, terima kasih sudah membaca.

TAMAT