Penulis : Stefanus Septian Adwitia Nugraha
Belakangan ini ramai muda-mudi berkumpul di kawasan dukuh atas BNI City Sudirman,Jakarta Pusat,hal tersebut membuat jagat media sosial ramai karena gaya mereka yang unik,nyentrik,dan fashionable,yang membuat tidak biasa adalah kebanyakan dari mereka bukan berasal dari Jakarta melainkan Citayam,Bogor,Depok dan lain-lain.
Fenomena ini tentu menuai pro dan kontra dari netizen,ada yang melihatnya dari sisi positif yaitu kebebasan berekspresi di ruang publik ada juga yang tidak suka akan kehadiran mereka karena dianggap membuat “kotor” kawasan Sudirman.Banyak kegiatan yang muda-mudi ini lakukan seperti sekedar nongkrong,bermain skateboard,dan yang membuat penulis sendiri takjub adalah banyak sekali dari mereka yang mendapat kenalan baru ketika berkumpul di kawasan Sudirman ini.
Hal yang sangat positif memperluas relasi di masa muda. Bahkan salah satu dari mereka kini sudah sangat terkenal sampai di mirip-miripin dengan artis cantik yang sekarang lagi naik daun,keren bukan?
Penulis sendiri melihat fenomena ini dari sisi positif terutama dari segi fashion,street fashion.Menurut Wikipedia street fashion merupakan fashion yang dianggap muncul bukan dari studio, tapi dari streetwear jalanan. Busana jalanan umumnya dikaitkan dengan budaya anak muda, dan paling sering terlihat di pusat kota besar.Penulis pernah melihat secara langsung mereka di Sudirman,cara berpakaian mereka sangat modis dan unik,mereka terlihat nyaman menggunakannya hal yang paling penting dalam berpakaian.Perpaduan outfit mereka juga jauh dari kata jelek ada yang menggunakan flanel,baju oversize,hoodie,rugby shirt,jeans dipadukan dengan kalung,cincin, dan celana-celana yang banyak sekali macamnya,mereka tidak kalah keren dengan pekerja-pekerja di sana dalam hal fashion dimana pekerja atau pegawai di daerah tersebut memang terkenal keren dalam berpakaian.
Ketika penulis melihat konten dari beberapa pengguna tiktok yang menanyakan outfit dari muda-mudi di Sudirman ini banyak sekali dari mereka yang menggunakan brand lokal,tentu ini sangat positif karena secara tidak langsung dibalik viralnya mereka di sosial media,mereka juga memperkenalkan brand lokal kepada khalayak luas.Penulis pribadi mendefinisikannya sebagai keren tidak perlu mahal karena jika dibandingkan dengan brand luar tentu brand lokal lebih murah tetapi kualitas belum tentu murahan.Mungkin sekarang banyak yang menertawakan fenomena ini tetapi penulis percaya jika kebebasan berekspresi di ruang publik ini terus dilakukan dan didukung bukan hal yang mustahil jika istilah Jakarta Fashion Street bisa mendunia seperti yang ada di kota-kota besar seperti New York dan Seoul atau istilahnya street fashion yang dilakukan muda-mudi ini Grow Up menjadi lebih keren lagi,jika hal tersebut terjadi jangan pernah melupakan bahwa merekalah pondasinya.Ingat juga dahulu tiktok ditertawakan karena dianggap alay,tapi lihatlah seberapa besar dan berkembang tiktok sekarang.
Dari setiap hal positif belum tentu tanpa celah,karena penulis pernah melihat langsung fenomena muda-mudi ini di Sudirman,mereka memang masih harus dipantau karena tidak sedikit dari mereka yang menaruh sampah bekas minuman di pinggir jalan,trotoar,tangga.Ada juga keributan kecil yang terjadi disana yang jujur penulis sendiri tidak tahu penyebabnya.Walaupun penulis mendukung kebebasan berekspresi di ruang publik seperti yang mereka lakukan,tetapi menjaga ketertiban dan kebersihan di tempat tersebut juga kewajiban dari mereka dan semua orang yang ada di kawasan tersebut,apalagi daerah Sudirman terkenal sebagai wilayah yang bersih dan nyaman,jangan sampai menjadi kotor karena fenomena yang viral ini.
Refrensi :