Sumber : travel.kompas.com
Klaten merupakan kota yang terletak di Jawa Tengah, berada di antara dua kota besar yaitu Yogyakarta dan Surakarta. Nama Klaten berasal dari kata “Mlathi” yang kemudian berubah menjadi “Mlathen” dan akhirnya “Klaten” menjadi nama kota kecil ini. Meski hanya kota kecil, Klaten memiliki berbagai macam keunikan, salah satu keunikan itu yakni pada tradisi yang terus dilestarikan oleh masyarakatnya. Salah satu tradisi yang ada di Klaten setiap tahunnya yaitu Tradisi Grebeg Syawalan.
Tradisi Grebeg Syawalan diselenggarakan di bukit Sidoguro, desa Krakitan, kecamatan Bayat, kabupaten Klaten. Tradisi ini dilaksanakan dalam rangka memperingati serta menyambut datangnya bulan Syawal dan hari raya Idul Fitri dan biasanya terlaksana setiap satu minggu setelah Idul Fitri. Dalam pelaksanaannya, tradisi ini diikuti tidak hanya masyarakat lokal saja melainkan turis-turis dari luar daerah turut serta dalam memeriahkan tradisi ini.
Grebeg Syawalan berupa kirab budaya gunungan ketupat diiringi dengan kesenian jathilan dan orang-orang yang berdandan serta berlakon seperti tokoh wayang. Gunungan ketupat dikirab dengan cara dipikul dari bawah bukit yakni dimulai dari alun-alun Klaten hingga berakhir di bukit Sidoguro dengan waktu tempuh kurang lebih selama 20 menit sampai setengah jam. Selain berisi ketupat, gunungan ini juga berisi hasil bumi warga seperti sayuran dan buah-buahan yang nantinya akan diperebutkan oleh masyarakat yang berkumpul. Meski dalam prosesnya harus berebut dan berdesak-desakkan, masyarakat yang berasal dari segala usia tetap antusias dan merasa bahagia ketika dapat memperoleh makanan yang disediakan dalam gunungan tersebut.
Selain kirab budaya gunungan juga terdapat panggung hiburan yang menampilkan musik-musik campursari. Pengunjung juga dapat menikmati pemandangan objek wisata Rowo Jombor yang merupakan salah satu icon kota Klaten dari atas bukit karena letak keduanya yang berdekatan.
Grebeg Syawalan sendiri merupakan sarana silaturahmi antarwarga dan antarpejabat pemerintahan Klaten. Budaya saling maaf dan memaafkan saat lebaran turut terwujud dengan terlaksananya tradisi ini. Grebeg Syawalan juga sebagai upaya meningkatkan pariwisata dan perekonomian Klaten serta mendukung peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).