Geografi Dialek

PENDAHULUAN
Tidak ada satu bahasa pun di dunia ini yang tidak memiliki variasi atau diferensiasi. Variasi dapat berwujud perbedaan ucapan seseorang dari saat ke saat, maupun perbedaan dari suatu tempat ke tempat lain. Diketahui bahwa variasi-variasi memperlihatkan sebuah pola-pola tertentu. Pola-pola itu ada yang dipengaruhi pola-pola sosial, dan ada pula yang bersifat kedaerahan atau geografis. Mempelajari variasi-variasi bahasa berdasarkan perbedaan lokal dama suatu wilayah disebut Geografi Dialek. Geografi dialek mengungkapkan fakta-fakta tentang perluasaan ciri-ciri linguistis yang sekarang tercatat sebagai ciri-ciri dialek.

PEMBAHASAN

A. Variasi Bahasa

  1. Idiolek dan Dialek
    Ciri-ciri ujaran anggota masyarakat dapat berbeda. Misalnya seorang mengakhiri tuturannya dengan kata bukan?, ada pula yang selalu mempergunakan bentuk-bentuk gramatikal dan bentuk sintaksis tertentu. Semua ini merupakan ciri khas ujaran seseorang. Keseluruhan dari ciri-ciri bahasa perseorangan disebut idiolek.
    Selain perbedaan ujaran, ada juga sekelompok individu yang memiliki ciri yang sama. Misal penggunaan partikel kah untuk kalimat-kalimat tanya, Kelompok yang memiliki ciri-ciri sama dalam tata bunyi, kosakata, morfologi, dan sintaksis disebut dialek.
  2. Diafonem dan Diasistem
    Adanya dasar umum yang sama antar berbagai dialek yang hanya merupakan variasi-variasi saja, maka pemecahan paling baik adalah menetapkan pola umum (overall pattern) bagi semua dialek itu. Kita harus menerobos keluar dari segmen bunyi tunggal dalam semua dialek, ke dalam korespondensi bunyi antar dialek. Korespondensi ini merupakan dasar bagi unit bunyi antar dialek. Tiap perangkat kontrastif dari korespondensi bunyi membentuk suatu diafonem. Sebaliknya, seluruh sistem itu disebut diasistem.
  3. Stratigrafi dan Seriasi
    Inovasi-inovasi sebuah dialek dapat menyebar ke daerah sekitar, sementara bentuk-bentuk tua pada daerah sekitar ada yang masih bertahan. Sehingga dalam geografi dialek atau dialektologi dapat dibedakan macam-macam wilayah berhubungan dengan pusat inovasi-inovasi tersebut, yaitu daerah pusat, daerah peralihan, dan daerah terpencil. Jika sebuah daerah pusat memancarkan inovasi yang berurutan, maka penyebaran geografis dapat memperlihatkan stratifikasi yang secara gradual berhubungan. Konfigurasi menurut tingkatan geografis ini disebut stratigrafi.
    Stratigrafi dapat diperkuat oleh seriasi linguistis. Seriasi adalah metode yang memanfaatkan perubahan-perubahan gradual dari unsur-unsur bahasa untuk menetapkan usia unsur-unsur bahasa itu secara relatif. Misalnya ada tiga bahasa memiliki korespondensi fonemik: /k-tŝ-ŝ/, maka dari pengalaman kita mengetahui bahwa perubahan dari /ŝ/→/k/ sangat tidak mungkin, begitu pula /tŝ/→/k/, sedangkan perubahan /ŝ/→/tŝ/ lebih mungkin. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman masih merupakan faktor yang penting dalam rekonstruksi.

B. Geografi Dialek Awal

  1. Timbulnya Geografi Dialek
    Geografi dialek secara khusus berbicara mengenai dialek-dialek atau perbedaan-perbedaan lokal suatu bahasa. Pada 1876, August Leskien mengumumkan slogannya: “hukum bunyi tidak mempunyai kekecualian”. George Wenker ingin membuktikan kebenaran hukum itu dengan menyelidiki pergeseran konsonan Jerman Tinggi dan Jerman Rendah. Wenker beranggapan bahwa yang termasuk bahasa standar merupakan unsur yang asli, sedangkan yang bukan bahasa standar merupakan bahasa yang sudah mundur atau rusak.
    Pendapat itu berubah pada abad XIX setelah mempelajari naskah-naskah tua.Ternyata dialek-dialek lebih menunjukkan kemiripan dengan naskah-naskah kuno daripada dengan dialek resmi. Dialek-dialek di luar bahasa resmi dianggap lebih asli daripada bahasa resmi itu sendiri. Bahasa resmi dianggap sebagai bahasa yang sudah rusak.
  2. Cara Kerja Wenker
    Pada 1881, Wenker menerbitkan 6 peta, dengan prosedur:
    a) Mencatat kata-kata yang paling intim: bagian tubuh manusia, kata ganti orang, alat-alat rumah tangga, alat-alat mata pencaharian, tumbuh-tumbuhan, upacara, dan sebagainya;
    b) Selanjutnya diadakan pengumpulan data secara kuesioner yang diisi oleh guru-guru sekolah. Sesudah itu, daftar tersebut dikirim kembali ke Marburg untuk dianalisa dan diusahakan untuk dimasukkan ke dalam peta.
  3. Kritik atas Metode Ortodoks
    Metode ortodoks pernah dikritik oleh Glenn R. Pickford dalam tulisannya yang berjudul “American Linguistics Geography”. Ia mengancam ahli-ahli geografi dialek, karena mereka hanya mengadakan penelitian dari kaca mata pendidikan. Cara itu terlalu statis bagi masyarakat Amerika yang sering melakukan mobilitas. Menurut Pickford, geografi dialek harus mendapat bantuan dari sosiologi.

C. Prosedur Penelitian

  1. Persiapan
    Menurut Hans Kurath untuk menggarap sebuah peta bahasa atau dialek yang baik, maka harus memperhatikan:
    a) Pemilihan peneliti dan latihan kerja lapangan;
    b) Pemelihan informan dan penentuan lokasi penelitian; dan
    c) Penyusunan sebuah daftar kuesioner.
  2. Menyusun Kuesioner
    Sebuah kuesioner disusun untuk tujuan terbatas, misalnya untuk melacak perbedaanregional atau sosial, bidang leksikon, bentuk kata kerja, kontras fonemis, atau cara pengucapan fonem-fonem yang dimiliki bersama.
  3. Melaksanakan Wawancara
    Wawancara harus dimulai topik demi topik. Peneliti dapat mulai dengan bidang semantik yang mana saja: rumah tangga, pemukiman, pertanian, cuasa, situasi geografis, kegiatan sosial sesuai dengan minat informan, dll.
  4. Mencatat Bunyi Ujaran
    a) Menyusun peta sistem fonemis berbeda secara regional;
    b) Memperlihatkan peta-peta fonis dan fonemis dari data yang sama menunjukkan polaregional yang berbeda;
    c) Memperlihatkan data fonis sebagai prasyarat esensial bagi analisis fonemis mengenai masalah diakronis; dan
    d) Memperlihatkan rentang fonis sebuah fonem tergantung dari satuan yang berdekatan dari sistem itu.
  5. Persyaratan Informan
    a) Cerdas (walaupun buta huruf);
    b) Komunikatif (tetapi tida banyak bicara);
    c) Memiliki pengetahuan mengenai topik dalam kuesioner;
    d) Sabar;
    e) Memiliki perhatian yang tinggi;
    f) Memiliki daya tahan terhadap wawancara yang panjang; dan
    g) Memiliki pendengaran yang tajam agar dapat menangkap pertanyaan-pertanyaan dengan tepat.

D. Pemetaan Dialek

  1. Teknik Pemetaan
    Contoh cara membuat peta perbedaan dialek:
    a) Daerah yang menggunakan kata lembu dan sapi diberi tanda (ᵡ) dan (ᵞ); kata petang dan sore diberi tanda (+) dan (-); kata aku dan saya diberi tanda (o) dan (u);
    b) Data-data tersebut ditarik suatu garis membagi wilayah kedua kata atau dibuat garis penghubung kata-kata yang sama yang disebut isoglos;
    c) Diperlukan berpuluh peta untuk menampung semua topik agar tidak tampak kacau akan banyaknya garis.
  2. Isoglos dan Batas Dialek
    Isoglos merupakan garis yang menghubungkan kata-kata yang sama. Menurut George Wenker, tidak mungkin menarik garis batas antara dialek satu dengan yang lain. Hubungan antara dialek seperti mata rantai. Isoglos menghubungkan kata-kata yang sama, sedangkan heteroglos memisahkan dialek-dialek mempergunakan kata-kata yang sama. Tetapi apabila garis-garis isoglos atau heteroglos berkumpul menjadi satu dan bergerak dalam satu arah maka dapat tercipta batas-batas dialek.

E. Perubahan Isoglos

  1. Perpindahan Sejumlah Dialek
    Satu atau lebih dari dialek-dialek yang membentuk mata rantai dapat berpindah tempat karena suatu hal, misalnya peperangan atau bencana alam.
  2. Pemukiman Baru
    Isoglos juga dapat berubah pada suatu tempat atau pemukiman baru dari sejumlah individu atau kelompok yang mendukung sutu kebudayaan atau dialek.
  3. Kesatuan Politis
    Faktor yang dapat mengubah garis-garis isoglos adalah adanya kesatuan administratif kenegaraan yang sangat kuat menjaga batas-batas kenegaraan. Dialek-dialek yang berada dalam batas wilayah negara akan menjadi lebih erat, sedangkan yang berada di luar lambat laun menunjukan perpisahan yang lebih tegas.

F. Aspek Historis Geografi Dialek

  1. Geografi dialek awalnya merupakan produk linguistik historis komparatif, tetapi berkembang menjadi cabang linguistik areal;
  2. Geografi Dialek dapat digunakan untuk merekonstruksi sejarah secara terbatas dan menjelaskan mengenai percabangan bahasa-bahasa;
  3. Geografi dialek menghasilkan hipotesa tentang daerah-umur (age-area hypotesis), yang mengatakan bahwa unsur-unsur yang tersebar dalam daerah yang luas, usianya lebih tua dibanding unsur-unsur yang terbatas penyebarannya (ditolak karena sulit dibuktikan);
  4. Jika hipotesa di atas benar maka bahasa paling tua adalah bahasa Inggris yang tersebar melalui migrasi dan difusi;
  5. Menurut Hockett, keberatan atas hipotesa di atas dapat dilihat di Amerika Tengah dan Barat. Kedua wilayah tersebut terdapat unsur homogen, sedangkan terdapat daerah kecil memiliki unsur berlainan. Homogenitas tersebut disebabkan daerah dimasuki unsur-unsur baru, karena migrasi maupun difusi;
  6. Suatu hipotesa untuk deduksi historis bagi geografi dialek adalah informasi geografis.