Generasi Muda Memilih Menjadi Content Creator? Apa Penyebabnya?

Tak dapat dipungkiri bahwa pesatnya perkembangan teknologi di era 4.0 ini akan mengubah tatanan hidup, salah contohnya yaitu terciptanya lapangan kerja baru sebagai content creator. Profesi sebagai content creator sangat diminati dan didambakan banyak orang terutama generasi muda terlebih disaat adanya pandemi covid-19 menyerang dan menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan.

Sebagian besar dari kita sudah tidak asing lagi dengan profesi content creator ini. Menurut KBBI content creator didefinisikan sebagai pembuat konten. Lebih lengkapnya, content creator merupakan kegiatan membuat atau menciptakan karya maupun informasi yang diunggah dalam wadah media sosial. Bentuk konten yang diunggah dapat berupa suara, gambar, tulisan, video, dan lain sebagainya.

Dalam perkembangannya, content creator ini dapat menjadi salah satu profesi idaman yang menjanjikan jika ditekuni. Berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), tingkat pengguna internet pada tahun 2021-2022 di posisi pertama ditempati kelompok usia 13-18 tahun yang mencapai 99,16%, posisi kedua ditempati oleh kelompok usia 19-34 tahun sebesar 98,64%, dan posisi ketiga ditempati oleh kelompok usia 35-54 tahun sebesar 51,37%. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa generasi muda atau generasi millennial adalah yang menguasai penggunaan internet saat ini. Dengan banyaknya data tersebut tak heran dari mereka mulai tertarik untuk menjadi content creator, mengingat data tersebut didominasi oleh remaja yang menyukai hal-hal baru dan melek teknologi di era digital ini tak salah lagi jika diantara mereka banyak yang tertarik menjadi content creator.

Lalu mengapa profesi ini menjadi digemari generasi muda? Berikut beberapa alasannya:

  1. Fleksibelnya waktu kerja

Melihat fakta bahwa banyak dari generasi muda yang berada pada usia produktif untuk sekolah, kuliah, dan bekerja maka mereka tentunya memilih suatu pekerjaan yang memiliki waktu fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kegiatan mereka.

  1. Menghasilkan pundi-pundi rupiah

Dilansir dari sociabuzz berdasarkan dari banyaknya jumlah followers atau pengikut, seorang content creator dapat meraup keuntungan mulai dari Rp 20.000,00 hingga Rp 75.000.000,00. Tentu nominal ini sangat menggiurkan dan menjadi motivasi bagi generasi muda untuk memiliki penghasilan sendiri. Maka dari itu agar mendapatkan banyak pengikut banyak dari mereka lebih gencar melakukan personal branding.

  1. Kebebasan dalam berkarya

Dalam hal ini menjadi content creator artinya bebas menghasilkan karya apa pun sesuai dengan keahlian dan minat bakat yang dimiliki masing-masing individu. Sehingga mereka dapat bebas berekspresi dalam menghasilkan konten dan karya tanpa ada rasa terkekang ataupun terpaksa.

  1. Menambah relasi dan membentuk networking

Menjadi content creator tentunya tak lepas dari followers sosial media, jika konten yang dibuat adalah konten yang menarik dan bermanfaat maka banyak orang yang akan menjadi followers. Selain itu, jika kontennya viral, seorang content creator dapat berinteraksi dan membangun hubungan baik dengan cara berkolaborasi dengan content creator lain agar menambah engagement sehingga jumlah penonton dan pengikut akan bertambah banyak.

Namun perlu diingat selain keuntungan yang telah dijabarkan diatas, menjadi content creator tentunya tidaklah mudah, profesi ini juga memiliki beberapa kekurangan sebagai berikut:

  1. Engagement yang sulit didapat

Hal ini berarti tidak semua konten yang diunggah langsung mendapat banyak perhatian, perlu strategi khusus dan matang agar konten dapat viral atau mendapat banyak engagement.

  1. Mendapat ujaran kebencian

Tak dapat dipungkiri selain mendapat banyak teman, menjadi content creator juga bisa mendapatkan banyak pembenci atau biasa disebut haters, hal ini biasanya terjadi jika konten yang kita buat tidak sesuai dengan pemikiran mereka ataupun menyinggung perasaan mereka.

  1. Melakukan hal ekstrim

Seperti disinggung pada poin pertama, tak mudah untuk mendapat banyak engagement yang biasanya berupa penonton atau pengikut. Oleh karena itu, banyak content creator rela melakukan segala cara agar terkenal dengan nekat melakukan hal-hal yang membahayakan bahkan merugikan baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.

  1. Karir yang tidak stabil

Hal ini dapat terjadi apabila konten yang kita buat semakin lama semakin membosankan sehingga ketertarikan penonton dan pengikut akan semakin hilang. Untuk mengatasinya maka yang diperlukan adalah kreativitas untuk menciptakan konten yang baru.

Dari banyak hal yang telah disampaikan dapat disimpulkan bahwa content creator memang pekerjaan yang cocok untuk generasi muda yang hidup di era digital ini, mengingat mereka tak pernah lepas dari media sosial. Namun jika ingin menjalani profesi ini juga harus memperhatikan batasan-batasan yang ada agar konten yang dihasilkan tidak menimbulkan kontroversi hingga sukses menjadi content creator yang memiliki citra baik. Jadi bagaimana? Apakah tertarik menjadi content creator?

2 Likes