Generasi Muda dan Masa Depan Politik Indonesia

Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional. Politik berasal dari bahasa Yunani: Πολιτικά, politiká; Arab: سياسة, siyasah), yang berarti dari, untuk, atau yang berkaitan dengan warga negara). Dari arti kata tersebut, bisa disimpulkan bahwa politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara [Wikipedia].

Di Indonesia sendiri, berita tentang politik memang menarik untuk dibahas, apalagi saat mendekati pemilu. Tidak hanya saat mendekati pemilu, disetujuinya kebijakan-kebijakan yang dianggap tidak tepat oleh rakyat pun sering menjadi perbincangan panas. Contohnya saja RUU KUHP yang dulu sampai ada demo berjilid-jilid. Banyak golongan muda yang turun ke jalanan untuk berdemo menyampaikan aspirasi mereka. Memang golongan muda ini terkenal dengan semangat dan inovasi mereka, yang kemudian membuat banyak parpol mengincar generasi muda untuk bergabung dengan parpol mereka masing-masing.

Lantas, apakah memang generasi muda memegang peran yang sangat penting dalam perpolitikan negeri ini? Mari kita bahas lebih lanjut.

Sejarah dan Tokoh Golongan Muda Dalam Politik Indonesia

Saat membahas tentang sejarah Indonesia, peristiwa kemerdekaan adalah hal patut diperbincangkan. Dalam sejarah Indonesia ini pemuda memegang peran yang besar, dari perang kemerdekaan, peristiwa Rengasdengklok, pembacaan teks Proklamasi, bahkan setelah kemerdekaan Indonesia itu sendiri. Dari bukti di atas pemuda memang memegang peranan penting, namun mereka pun juga turut berjuang bersama dengan golongan tua. Dari banyaknya pemuda yang berperang dalam memperjuangkan Indonesia, di bawah ini ada beberapa tokoh golongan muda yang terkenal pada masa kemerdekaan yang dilansir dari Kumparan.com.

Chaerul Saleh

Chaerul Saleh menjadi salah satu tokoh penting dari golongan muda di balik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Chaerul memimpin rapat gelap di belakang Laboratorium Bakteriologi Gedung Eijkman Institute, Jalan Pegangsaan Timur Nomor 17, Menteng, Jakarta Pusat. Pertemuan rahasia kelompok golongan muda yang juga beranggotakan Sukarni, Wikana dan pemuda lainnya dari Menteng 31 ini menuntut agar Soekarno dan Hatta segera membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Sayuti Melik

Sayuti Melik dikenal sebagai sang pengetik naskah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Sayuti Melik termasuk dalam kelompok Menteng 31 yang berperan dalam penculikan Soekarno dan Hatta pada 16 Agustus 1945 untuk dibawa ke Rengasdengklok. Tujuan dari penculikan ini adalah agar Ir. Soekarno dan Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan. Sayuti Melik juga mengusulkan untuk mengganti kalimat “Wakil-wakil bangsa Indonesia” menjadi “Atas nama bangsa Indonesia”.

Sukarni

Sukarni adalah tokoh yang juga terlibat dalam penculikan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Ia membentuk Komite Van Aksi pada 18 Agustus 1945 yang tugasnya menyebarkan kabar kemerdekaan ke seluruh Indonesia.

Itulah tokoh-tokoh generasi muda yang terkenal pada masa perang kemerdekaan. Sebenarnya masih ada banyak lagi generasi muda Indonesia yang berperan penting baik langsung maupun tidak langsung. Bahkan ada yang tidak dikenal namanya. Ini membuktikan bahwa pendahulu kita sangat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Generasi Muda Dalam Politik Indonesia Masa Kini dan Masa Depan

Pada masa kini, di Indonesia banyak sekali pemuda-pemudi yang terjun ke dunia politik. Memang karena banyak kelompok-kelompok yang menganggap bahwa generasi muda merupakan tempat terbaik bagi partai-partai politik untuk mendapatkan suara dalam pemilu.

Dengan semakin canggihnya teknologi informasi sekarang ini, proses persebaran informasi berjalan dengan cepat. Hal ini dimanfaatkan partai politik untuk mempromosikan partai mereka. Partai-partai ini menggunakan sosial media untuk mencari simpatisan. Mereka sekarang sudah mulai meninggalkan penggunaan spanduk-spanduk yang dipasang di tempat umum. Mereka mulai beralih menggunakan platform media sosial yang sering digunakan generasi muda zaman sekarang. Misalnya YouTube, Instagram, Twitter, Facebook, dan lain-lain.

Menurut nasional.kompas.com Antusiasme politik anak muda yang terlihat dari partisipasi Pemilu 2019 dan berbagai sikap kolektif menyikapi kebijakan politik pasca-pemilu presiden (pilpres) juga patut diapresiasi. Hal ini mematahkan mitos bahwa generasi muda dianggap paling apatis terhadap politik. Padahal mereka ternyata memiliki antusiasme yang besar akan politik di negeri ini.

Dari paragraf di atas bisa dilihat jika generasi muda peduli akan isu sosial dan politik Indonesia. Jika parpol-parpol ini bisa menemukan cara untuk merekrut generasi muda bergabung ke parpol mereka, maka suara mereka saat pemilu bisa naik secara tajam. Yang lebih penting lagi adalah munculnya para pemikir-pemikir muda yang tumbuh di partai politik mereka. Jika pemikir-pemikir ini bisa sukses di partai mereka masing-masing, maka itu dapat memberikan nilai tambah bagi partai itu sendiri. Potensi ini memang luar biasa.

Namun jika dilihat-lihat, masih jarang ada partai politik yang menonjolkan kader muda mereka. Partai-partai politik ini lebih suka menonjolkan kader mereka yang sudah “melegenda” dalam dunia politik Indonesia walaupun mereka sudah berumur. Mereka jarang sekali mengganti ketua umum parpol mereka, dan lebih suka memiliki ketua umum yang sudah berpengalaman. Hal ini sangat disayangkan karena generasi muda merupakan masa depan bangsa yang harus diasah mulai dari sekarang ini.

Tapi disisi lain, bersumber dari nasional.kompas.com ada juga partai-partai yang menonjolkan generasi mereka masing-masing. Diantaranya ada partai Demokrat, partai Gerindra, dan partai PAN. Partai PAN ada Bima Arya dan Hanafi Rais yang bisa dikatakan sebagai “calon” untuk meregenerasi ketua umum berikutnya. Di partai Gerindra ada Sandiaga Uno yang jika gagasan dan pemikirannya diperhatikan dengan baik akan mampu berperan dalam langkah-langkah strategis pembangunan organisasi Gerindra. Dan di partai Demokrat ada AHY (Agus Harimurti Yudhoyono).

Dari informasi paragraf di atas, ternyata ada juga partai politik yang menonjolkan kader muda mereka. Partai lain juga harus mulai menonjolkan kader-kader berprestasi mereka. Bukan sebagai ajang untuk populerisasi partai, namun demi kemajuan bangsa dimasa sekarang dan dimasa depan kelak. Para generasi tua yang ada di dalam partai politik harus bisa memberikan nasihat dan pengarahan yang baik kepada kader-kader muda mereka. Hal ini sebagai langkah awal regenerasi partai politik dan langkah awal menuju generasi politik Indonesia selanjutnya.

Maka dari itu saya tegaskan sekali lagi bahwa generasi muda harus diberikan kesempatan untuk unjuk kemampuan di ranah politik Indonesia. Pemikiran generasi muda yang masih segar dapat membawa inovasi dan revolusi untuk memajukan partai bahkan bangsa Indonesia itu sendiri. Namun disisi lain, terjun ke dunia politik tidak sekedar beraktivitas di ranah politik. Kita juga harus bisa memikirkan kebijakan dan peraturan yang memang bisa memajukan bangsa .

Daftar Pustaka

al munawar, maskur (2016). Generasi Muda Penerus Bangsa. Diakses pada 15 November 2021, dari https://www.qureta.com/next/post/generasi-muda-penerus-bangsa

2 Likes