Setelah lulus dari SMA aku diberatkan dengan dua pilihan, yaitu langsung melanjutkan kuliah atau mengambil waktu satu tahun untuk bekerja dan mencari pengalaman. Setelah banyak pertimbangan, akhirnya aku memutuskan untuk melakukan jeda satu tahun sebelum melanjutkan studi ke jenjang perkuliahan. Keputusan yang aku ambil ini tidak mudah dikala itu teman-temanku yang mendaftar dan mempersiapkan diri memasuki jenjang perkuliahan, sedangkan aku memilih jalan yang berbeda dengan mereka. Banyak tekanan yang kudapatkan terutama dari keluarga dan lingkungan sekitar yang selalu mencercaku dengan begitu banyak pertanyaan yang menanyaiku tentang kapan kuliah, mau kuliah dimana, dan sebagainya. Bahkan ada orang yang mengolok-olok aku karena tidak langsung melanjutkan kuliah yang mana hal itu sangat membuatku sedih dan sedikit patah semangat.
Tepat setelah Idul Fitri, aku diterima bekerja di sebuah toko makanan dan sembako sebagai kasir. Bekerja di sana menjadi pengalaman pertamaku memasuki dunia kerja. Dulu aku beranggapan kalau kerja itu sangat menakutkan, ada bos yang galak, teman kerja yang jahat, dan kerjanya susah. Ternyata anggapanku salah besar, aku bertemu dengan bos yang sangat baik juga teman kerja yang ramah sekali. Dia seorang karyawan yang sudah bekerja disana lebih dari lima tahun lamanya, dialah yang mengajari dan membimbingku saat bekerja. Bahkan ia selalu membantuku setiap aku kesulitan dan selalu memberi nasehat saat aku butuh sebuah saran. Pada minggu-minggu pertama bekerja, aku belajar tentang pengoperasian komputer, bagaimana menghadapi pelanggan, dan manajemen waktu. Segalanya berjalan dengan lancar dan menyenangkan, hanya bekerja dan menyempatkan waktu luang untuk bermain dengan teman. Awalnya semuanya terasa baik-baik saja, namun aku merasa sedikit berbeda karena teman-temanku membahas topik perkuliahan mereka masing-masing yang aku sendiri tidak paham. Aku merasa terkucilkan dikala mereka mengobrol yang dimana aku pun seharusnya bisa ikut sedikit menyela namun aku lebih memilih diam. Dari situlah aku melebarkan jarak dan jarang menghubungi mereka. Aku mulai mempertanyakan pilihan yang kuambil. Selama beberapa bulan kedepan, aku mulai mempertanyakan diri sendiri. Aku tetap melakukan rutinitas harian bekerja di toko. Tidak ada hal menarik, hanya bekerja dan setelah itu belajar dan istirahat setiap harinya. Namun ditengah kebingungan ini, aku mulai merasa Gap Year adalah pilihan yang tepat dan aku pun mulai menghubungi teman-temanku. Aku sudah bisa menerima keadaanku, walaupun kita selalu berbeda setiap membahas topik namun mereka mengerti keadaanku dan merangkulku ke dalam topik pembahasan mereka sehingga aku tidak meras terkucilkan.
Ada suka dan duka ketika bekerja. Banyak kejadian dan pengalaman yang sudah kulewati saat bekerja menjadi kasir, terutama bertemu dengan berbagai macam pelanggan dengan banyak karakter sifat yang berbeda membuatku jadi tahu cara menghadapi mereka. Setahun bekerjaku berakhir dengan banyak pelajaran yang ku dapat tentang memahami bahwa setiap orang punya waktu masing-masing untuk berkembang. Aku juga merasa lebih siap saat mendaftar ke Universitas. Aku diterima di program studi Manajemen Fakultas Ekonomi di Universitas Tidar. Kegiatanku sekarang selain kuliah, aku juga masih bekerja. Tepat sudah satu setengah tahun lamanya aku bekerja dan masih di tempat yang sama. Pikirku aku akan keluar saat sudah masuk kuliah karena waktu kuliah yang bertabrakan dengan jadwalku bekerja. Namun ternyata bosku mengusahakan agar aku tetap bisa kuliah sambil bekerja. Aku sangat berterimakasih padanya. Memang sulit dan terasa sedikit berat bagiku, aku harus bisa mengatur waktuku dengan baik. Bahkan aku masih banyak mengeluh karena merasa capek, harus berangkat kuliah dan pulangnya harus berangkat bekerja. Bahkan aku tidak ada waktu libur saat weekend, buatku yang masih labil aku kadang ingin memberontak, melarikan diri dari itu semua. Tapi aku sadar, banyak orang juga ingin bisa bekerja tapi mereka tidak bisa melakukannya. Aku selalu menyemangati diri sendiri bahwa kamu itu kuat, karena tidak semua orang bisa melakukannya. Hanya itu satu-satunya harapan dan motivasiku untuk tetap semangat menjalani kehidupan yang masih panjang ini. Karena perjalananku sekarang ini baru permulaan masih ada banyak rintangan yang harus ku hadapi untuk kedepannya.