Frasa? Apaantuh? Mending Skuy Kita Kenalan

Frasa_ Apaantuh_
Alya Puteri Noordiniyah

Halo, Pebelajar! Apa kabarnya nih? Harapannya selalu baik, ya. Pada artikel kali ini akan dibahas sedikit mengenai frasa yang merupakan salah satu konstruksi serta objek dari sintaksis.

Sebelum memasuki pembahasan inti, kita membahas terlebih dahulu mengenai sejarah dari sintaksis itu sendiri. Istilah Sintaksis berasal dari bahasa Yunani yakni “suntattein” yang memiliki arti menempatkan bersama kata-kata yang kemudian menjadi suatu kelompok kata atau suatu kalimat (Verhaar, 1992: 70, Suhardi, 2008: 31-32).

Sintaksis dalam bahasa Indonesia berasal dari kata “syntaxis” yang merupakan serapan dari bahasa Belanda dan dalam bahasa Inggris memiliki istilah syntax” (Ramlan, 2001: 1 dan Pateda, 1994: 85). Menilikm penjelasan Chomsky dalam buku Aspects of The Theory os Syntax (1965) yakni menjelaskan bahwa pada tatanan bahasa memiliki tiga komponen. Komponen tersebut ialah komponen sintaksis, fonoligi, dan semantik.

Sintaksis merupakan cabang dari linguistik yang membahas struktur internal dari kalimat. Struktur internal tersebut ialah frasa, klausa, dan kalimat. Dalam sintaksis, frasa merupakan objek kajian yang terkecil sedangkan kalimat merupakan objek kajian yang terbesar.

Frasa merupakan kelompok atau gabungann kata yang memiliki satu fungsi. Hal ini sama seperti pendapat Permana (2010: 1376) yang mengemukakan pendapatnya mengenai frasa yakni unsur klausa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas atau fungsi dari subjek serta predikat dengan kata lain frasa ialah satuan gramatikal yang terdiri dari dua atau lebih kata yang tidak melebihi batas fungsi dari unsur klausa subjek dan predikat.

Frasa adalah suatu bentuk konstruksi dari sintaksis yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi (Ramlan, 1982:121). Artinya, frasa selalu terdiri atas dua kata atau lebih. Oleh karena itu, frasa juga disebut kelompok kata.
Menurut pendapat Kridalaksana (2001: 59) mendefinisikan frasa sebagai gabungan dua kata atau lebih di mana hubungan di antaranya bukan merupakan hubungan yang memiliki sifat predikatif. Artinya, tidak boleh kata yang satu sebagai subjek dan kata yang lain sebagai predikat.

Contohnya gunung tinggi merupakan frasa, sedangkan gunung itu tinggi merupakan klausa karena hubungan antara kata gunung dan kata tinggi memiliki sifat predikatif.

Referensi
Alwi, H., Anton M., M., Hans, L., Sry, S. T., & Sugiyono. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sukarto, K. (2007). PEMAKAIAN KATA TUGAS DALAM WACANA BACAAN REMAJA: SUATU ANALISIS KESALAHAN. Jurnal Bahasa dan Sastra, Vol 1 No. 3. Universitas Nasional.

1 Like