Fenomena Koleksi Photocard Sebagai Budaya Konsumtif Kpop Stan

Blackpink-Bts-Twice
(Sumber: google)

Korean wave yang membawa budaya Korea mulai berkembang pesat dan tersebar ke berbagai penjuru dunia. Salah satunya adalah aliran musiknya yang dikenal dengan sebutan K-Pop, saat ini sudah sangat mendunia. Berbagai nama- nama besar mulai bermunculan. Sebut saja BTS dan BLACKPINK yang sering disebut sebagai ikon dari K-Pop sekarang ini.

K-pop hadir dengan berbagai konsep yang unik dan menarik, sehingga banyak mencuri perhatian. K-pop digemari dari segala usia, mulai dari anak kecil, remaja, hingga lansia. Sebagai penggemar K-pop, untuk mendukung idola favoritnya, sering dengan mendengarkan musik dan menonton pertunjukan idola. Namun, sekarang ini mengoleksi album atau official merchandise mulai menjadi tren. Tak dapat dipungkiri, fans fanatik pengoleksi photocard mulai bermunculan.

Photocard

Photocard merupakan salah satu koleksi barang yang sering dicari dan diincar oleh K-pop stan. Photocard biasanya datang bersama album atau official merchandise lainnya. Photocard hanyalah kertas dengan bahan art paper tebal berukuran kurang lebih seperti KTP dan dicetak dengan gambar idola. Selain itu, photocard atau yang sering disingkat PC biasanya dilaminasi glossy atau doff.

Harga yang Relatif Mahal

Banyak anggapan dari orang awam, bahwa photocard hanyalah kertas biasa tanpa nilai jual. Justru terkadang harga photocard bisa melebihi harga album. Dari setiap album, bisa didapatkan beberapa photocard yang random. Karena yang didapat random dan sulit mendapatkan photocard member favorit, itulah mengapa harga photocard relatif mahal. Selain itu, ada beberapa photocard yang dicetak terbatas. Hal itu menyebabkan harga kertas bergambar member boygroup atau girlgroup menjadi sangat mahal dan kadang bisa overprice. Sebut saja photocard Jungkook BTS dari Butterful Lucky Event yang diproduksi terbatas, berhasil terjual dengan harga fantastis. Photocard tersebut terjual dengan harga $3.213 atau sekitar Rp45.800.000 melalui situs e-bay.

(Sumber: google)

Menjadi Hobi

Seperti halnya mengoleksi perangko, mengoleksi photocard mulai menjadi tren dikalangan penggemar K-pop. Bahkan, ketika album rilis, banyak yang menantikan photocard-nya. Para penggemar mulai gemar mengoleksi photocard bias mereka, karena menurut mereka bisa memunculkan rasa bahagia yang sulit diungkapkan. Mengoleksi bisa menjadi sesuatu yang menyenangkan jika tidak berlebihan.

Budaya Konsumtif

Munculnya K-pop yang dibawa oleh korean wave yang mendunia memberikan dampak yang berpengaruh pada gaya hidup penggemar, seperti hedonisme dan konsumtif. Untuk bisa mengoleksi photocard, para penggemar rela mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Pembelian yang berlebihan merupakan perilaku penggemar yang konsumtif. Beberapa dari mereka memberikan makna jika dalam pembelian photocard itu merupakan pemenuhan kebutuhan yang harus dipenuhi. Hal itu menyebabkan munculnya keinginan membeli photocard secara tiba- tiba tanpa berpikir ke depannya atau yang sering disebut dengan impulsive buying. Impulsive buying sering digambarkan sebagai bentuk pembelian yang tidak direncanakan, tidak rasional, dan didorong oleh faktor emosional yang kuat (Verplanken & Herabadi, 2001).

Para pengoleksi tersebut melakukan pembelian yang dimulai karena adanya dorongan keinginan semata. Salah satu alasan para penggemar mau mengeluarkan biaya untuk mengoleksi dikarenakan biasanya mereka cenderung implusif terhadap sesuatu yang berkaitan dengan idola favoritnya. Banyak dari mereka sering melakukan pembelian secara spontan tanpa berpikir ulang hanya karena photocard tersebut sudah mencuri perhatiannya.

Di era yang serba digital ini, sosial media juga menjadi salah satu faktor pendorong adanya perilaku konsumtif para penggemar. Sosial media memberikan kemudahan dalam mendapatkan informasi mengenai suatu produk. Adanya tren video di platform TikTok yang berupa unboxing K-Pop stuff, juga menjadi salah satu alasan para penggemar melakukan pembelian secara implusif. Di sosial media seperti Twitter, Instagram dan TikTok sering muncul konten photocard, yang membuat para penggemar ingin membelinya.


(Sumber: Instagram)

Para penggemar yang mengoleksi photocard, sebaiknya tetap berhati- hati dan tidak panic buying. Mengoleksi photocard bukanlah hal yang salah. Tetapi tetap harus ada batas agar tidak berlebihan hanya karena dorongan keinginan semata.

1 Like