Faktor Obesitas terhadap Usia Remaja

Obesitas atau yang sering dikenal dengan kegemukan merupakan suatu masalah yang sangat risau dikalangan remaja. Pada remaja yang mengalami kegemukan dapat menjadi masalah yang cukup berat, karena keinginan untuk tampil sempurna diartikan dengan memiliki badan yang ideal. Usia remaja dapat menjadi usia yang sangat rentan mengalami obesitas, dikarenakan seorang remaja lebih suka mengkonsumsi makanan yang instan dan banyak mengandung gula, seperti pada makanan fast food dan makanan manis. Kebanyakan remaja jarang sekali untuk melakukan olahraga, maupun aktivitas fisik dan suka jajan makanan yang tidak sehat. Sehingga hal ini dapat menimbulkan masalah obesitas bahkan dapat menimbulkan masalah kesehatan yang lainnya.

Pengertian Obesitas
Obesitas merupakan suatu keadaan seseorang yang mempunyai berat badan berlebihan dari nilai normal, sebagai akibat dari penumpukan zat gizi terutama karbohidrat, protein dan lemak. Kondisi ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara konsumsi energi dengan kebutuhan energi, yaitu dengan konsumsi makanan yang berlebih dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energi yang lebih sedikit. Secara klinis seseorang dinyatakan obesitas apabila dinyatakan dalam Indeks Masa Tubuh (IMT) yaitu 25 – 29,9 (Klasifikasi WHO) sedangkan 25,1 – 27 (Klasifikasi Nasional). Selain itu, obesitas dapat juga diukur dengan menggunakan lingkar pinggang, apabila lingkar pinggang > 90 cm pada pria dan > 80 cm pada wanita sudah termasuk obesitas sentral.

Faktor – faktor yang berhubungan dengan obesitas pada usia remaja :

  1. Genetik
    Obesitas atau kegemukan dapat diturunkan dari generasi sebelumnya pada generasi berikutnya. Hal itulah sebabnya kita sering menjumpai orang tua yang mengalami obesitas cenderung memiliki anak – anak yang obesitas juga. Dalam hal ini nampaknya faktor genetic telah ikut campur dalam menentukan jumlah unsur sel lemak yang berada di dalam tubuh. Dalam hal ini dapat dimungkinkan pada saat ibu yang mengalami obesitas sedang hamil maka unsur sel lemak yang berjumlah besar dan melebihi dari ukuran normal, secara otomatis akan diturunkan kepada bayi selama dalam kandungan. Sehingga bayi yang lahirpun akan memiliki unsur lemak tubuh yang relative sama besar. Seorang anak punya 40% kemungkinan mengalami kegemukan, bila salah satu orangtuanya mengalami obesitas. Bila kedua orangtuanya kelebihan berat badan, maka kemungkinan seorang anak mengalami obesitas pun naik hingga 80%.
  2. Lingkungan
    Faktor lingkungan ternyata juga dapat mempengaruhi sesesorang untuk menjadi gemuk. Jika seseorang dibesarkan dalam lingkungan yang menganggap bahwa gemuk merupakan simbol kemakmuran dan keindahan makan orang tersebut akan cenderung untuk menjadi gemuk.
  3. Pola Makan Berlebih
    Orang yang mengalami kegemukan biasanya lebih responsif dibandingkan orang dengan berat badan normal terhadap isyarat lapar eksternal, seperti rasa dan bau makanan atau saat waktu makan. Orang yang obesitas cenderung akan makan jika dia merasa ingin makan, bukan pada saat lapar. Pola makan berlebih inilah yang menyebabkan mereka kesulitan keluar dari kegemukan, apabila seseorang tidak dapat mengontrol diri dan motivasi yang kuat, maka hal ini akan sulit untuk mengurangi berat badan.
  4. Kurang Gerak/Olahraga
    Bagi orang yang memiliki kelebihan berat badan aktivitas fisik memiliki peran yang sangat penting. Pada saat berolahraga kalori terbakar, makin banyak berolahraga maka semakin banyak kalori yang hilang. Kalori secara tidak langsung mempengaruhi sistem metabolisme basal. Orang yang duduk bekerja seharian akan mengalami penurunan metabolisme basal tubuhnya. Kekurangan aktifitas gerak akan menyebabkan suatu siklus yang hebat, obesitas membuat kegiatan olahraga menjadi sangat sulit dan kurang dapat dinikmati dan kurangnya olahraga secara tidak langsung akan mempengaruhi turunnya metabolisme basal tubuh orang tersebut. Jadi olahraga sangat penting dalam penurunan berat badan tidak hanya dapat membakar kalori, melainkan juga dapat membantu mengatur berfungsinya metabolis normal.
  5. Aktivitas Fisik
    Aktivitas fisik aktif berupa aktivitas yang rutin, merupakan bagian penting dari program penurunan berat badan. Olahraga juga dapat mengurangi rata – rata angka kesakitan dan kematian beberapa penyakit kronik. Untuk aktivitas fisik pada penderita obesitas, disarankan untuk melakukan aktivitas fisik paling sedikit 150 menit per minggu. Latihan fisik saja sudah dapat menurunkan berat badan rata-rata 2 – 3 kg. Perubahan perilaku merupakan usaha maksimal untuk menerapkan aspek ini akan memberikan sensasi kenyang.

Dengan demikian maka seorang remaja yang mengalami obesitas ingin menurunkan berat badan dapat dengan cara mengubah kebiasaan hidup yang buruk, seperti dengan merubah pola makan yang keliru, olahraga secara teratur serta sering melakukan aktivitas aktifitas fisik sehingga dapat menurunkan berat badan mereka.